Drunk Girl

6K 1K 10
                                    

Wanita tua itu mengerutkan dahinya saat seorang gadis berseragam sekolah masuk dan duduk di hadapannya. Penerangan di ruangan itu sangat minim, atau tepatnya sengaja dibuat demikian, namun si wanita tua dapat melihat ada yang tidak beres dengan si gadis.

"Nona, kau baik-baik saja?" tanyanya.

Si gadis mengangguk dengan mantap. "Ya! Memangnya aku terlihat tidak baik-baik saja, eoh?" ia balik bertanya dengan lantang.

"Kau tampak mabuk," komentar si wanita.

Si gadis menggeleng. "Aku sama sekali tidak mabuk! Aku hanya minum sebotol!" sahutnya.

"Nona, sebotol alkohol cukup untuk membuat seseorang mabuk,"

"Sudahlah! Lakukan saja apa yang harus kau lakukan!"

"Baiklah, 50,000 won," kata si wanita setelah menghela napas.

Si gadis mengeluarkan dompet dari dalam ranselnya, dikeluarkannya beberapa lembar uang dan diletakkan di atas meja. Si wanita mengambil uang itu dan menghitungnya sejenak. Kemudian ia mulai bertanya, "Siapa namamu?"

"Kim Yerim,"

"Siapa targetmu?"

"Kekasihku –maksudku mantan, kami baru saja putus kemarin,"

"Kau mau aku melakukan apa padanya?"

"Buat ia jatuh cinta lagi padaku, seperti dulu, Aku ingin kami bisa bersama lagi,"

Si wanita mengangguk lalu beranjak dari tempatnya duduk. Setelah membuka sebuah lemari yang ada di ruangan itu dan mengambil sesuatu dari dalamnya, ia kembali dengan sebuah lolipop berbungkus kertas hitam.

"Berikan permen ini padanya. Pastikan hanya ia memakannya, jangan sampai orang lain. Satu gigitan saja bisa membuat siapapun yang memakannya menjadi tergila-gila padamu," katanya sambil memberikan manisan itu pada si gadis.

Si gadis tersenyum senang seraya mengambil permen itu. Ia segera beranjak dari duduknya dan berencana pergi dari tempat itu.

"Nona, apa kau tidak ingin mengetahui cara mencabut guna-gunanya?" tanya si wanita sebelum si gadis pergi.

"Untuk apa?" si gadis justru balik bertanya.

"Mungkin kau akan merasa terganggu dengan tingkah mantanmu itu setelah terkena guna-guna, atau mungkin justru orang lain yang memakannya,"

"Tidak perlu. Shinwoo oppa akan memakannya dan kami akan bersama lagi,"

**

"Oppa, kau harus memakan ini,"

"Oppa, kau harus memakan permen ini,"

"Oppa, kita akan bersama lagi,"

"Oppa...,"

Bruk!

Yerim mengusap-usap dahinya. Ditatapnya sebuah tiang listrik, yang ia tabrak, di hadapannya dengan kesal. Sedetik kemudian, tiang itu berubah menjadi sesosok lelaki berambut cokelat dan kulit tan dengan senyum manis terulas di bibirnya. Yerim mengerjap-kerjapkan matanya. Seusai minum soju tadi ia memang melihat sunbaenya itu dimana-mana.

"Ya, Shinwoo Oppa! Kenapa kau menabrakku?!" rengeknya.

"Kim Yerim? Apa yang kau lakukan?" tanya seseorang tiba-tiba.

Yerim menoleh. Seorang laki-laki berhoodie berdiri tak jauh darinya. Laki-laki itu melepas topi hoodie yang tadi menutup kepalanya, memperlihatkan rambut hitam, mata tajam dan dagu runcingnya. Yerim mengerjap-kerjapkan matanya. Dan lagi, lelaki itu berubah menjadi sosok Shinwoo di mata mabuk Yerim.

"Oppa, kenapa kau berpindah-pindah secepat itu?" protesnya sambil mendekati lelaki itu dan memeluknya.

Lelaki itu terkejut. Dengan selembut mungkin ia berusaha melepaskan pelukan Yerim. "Ya, Kim Yerim, kau mabuk?" tanyanya.

"Tidak! Aku tidak mabuk!" sahut Yerim cepat.

Laki-laki itu terdengar menghela napas. Bagaimanapun, ia tahu gadis itu tengah di bawah pengaruh alkohol. Bau soju yang keras dan tingkah yang tidak biasa dari gadis itu jelas membuktikan bahwa ia sedang tidak sadar.

"Ayo, aku antar kau pulang," kata laki-laki itu akhirnya.

Yerim menggelengkan kepalanya seperti anak kecil. Ia memeluk laki-laki itu semakin erat. "Tidak mau! Aku mau bersamamu!"

"Hei, tidak baik seorang gadis masih dengan seragam sekolah berkeliaran malam-malam begini,"

Yerim mendecakkan lidah. "Dengan satu syarat," katanya kemudian.

"Apa itu?"

Yerim merogoh ranselnya. Sedetik kemudian ia mengeluarkan sebuah lolipop berbungkus kertas hitam dan memberikannya pada si lelaki. "Kau harus memakan ini,"

Lelaki itu mengerutkan dahi. "Kenapa aku harus memakannya?" tanyanya.

"Pokoknya kau harus makan! Kalau tidak, aku tidak mau pulang!" ancam Yerim.

"Baiklah, baiklah. Aku akan memakannya. Ayo, pulang,"

"Okay. Let's go home, honey!"

***

under spellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang