"Woa, daebak, ia jadi benar-benar menyukaimu, Yerim"
Kim Yerim menghela napas mendengarnya. Sudah sejak sejam tadi ia tiba di kamar itu dan agaknya si pemilik kamar tidak ingin berhenti membahas tentang Oh Sehun. Awalnya Yerim berencana memberikan buku yang diminta sahabatnya itu, tentu saja sekaligus menjenguknya –kebetulan hari itu Minggu. Namun siapa sangka ternyata sahabatnya bisa begitu bersemangat untuk membicarakan Sehun, dalam keadaan sakit sekalipun.
"Aniya, Mirae" sahut Yerim lemas.
Mirae menggeleng-gelengkan kepala. "Coba kau pikirkan sisi positifnya," katanya.
"Apa?" tanya Yerim sambil mengangkat alisnya.
"Kau jadi bisa melupakan Shinwoo sunbae,"
Yerim tertegun, mengiyakan perkataan Mirae dalam diam. Memang, entah kenapa akhir-akhir ini Shinwoo, laki-laki yang amat sangat ia cintai itu, tidak terlalu mengganggu pikirannya. Jujur saja, ia lebih memikirkan Sehun belakangan ini. Tentu saja tentang betapa menyebalkan dan bagaimana caranya untuk menghindari laki-laki itu. Yerim bahkan hampir lupa bahwa ia akan menguna-gunai Shinwoo. Aigo, apakah sakit hati karena putus darinya itu bahkan masih ada pada Yerim?
Mirae terdengar menghela napas. "Tapi satu hal yang harus kau ingat, Yerim. Sehun sunbae sedang terkena guna-guna. Cintanya tidak benar-benar tulus,"
***
Yerim melambaikan tangannya pada Mirae yang berdiri di ambang jendela kamarnya –yang berada di lantai dua dan mengarah ke arah jalan.
"Hati-hati di jalan, Kim Yerim!" teriaknya. Dan ucapan perpisahan itu Yerim balas dengan senyuman tipis.
Yerim melangkahkan kakinya menyusuri trotoar. Angin sore berhembus sepoi-sepoi, menerpa wajah dan memainkan rambutnya yang dibiarkan tergerai. Sedangkan matahari masih berada di ufuk barat, mengisyaratkan yang lain bahwa ia akan menenggelamkan dirinya.
Alih-alih mempercepat langkahnya agar tiba di rumah sebelum gelap, Yerim justru berjalan setengah melamun. Pembicaraannya dengan Mirae barusan seakan masih berputar-putar di kepalanya. Sedangkan sisi lain hatinya mulai bertanya-tanya apakah ia masih mencintai Kang Shinwoo.
Yerim bisa saja pergi ke dukun itu lagi, memintanya mencabut guna-guna dari Sehun dan mendapatkan permen yang baru untuk Shinwoo. Namun entah mengapa ia merasa malas untuk melakukannya. Jujur saja, ia sudah tidak terlalu memikirkan Shinwoo lagi. Luka yang diberikan laki-laki itu seakan memudar... karena kehadiran Sehun. Kini sisi hatinya yang lain melontarkan pertanyaan yang berbeda, apakah ia mulai menyukai Oh Sehun?
"Kim Yerim!"
Yerim mengerutkan dahi begitu mendengar seruan itu. Aigo, karena terlalu sering memikirkan Sehun, kepala Yerim bahkan bisa menciptakan ilusi laki-laki itu. Sekarang ia dibuat mendengar suara Sehun –yang entah mengapa menjadi begitu familiar di telinganya akhir-akhir ini. Mustahil laki-laki itu ada di sini! Yerim menggeleng-gelengkan kepalanya, berusaha menepis ilusi itu, lalu kembali melanjutkan jalannya.
"Ya, Kim Yerim!" Anehnya, Yerim masih mendengar suara itu di belakang punggungnya. Kini terdengar lebih dekat, lebih nyata dan disertai langkah kaki yang menghampirinya.
Sebelum Yerim berhasil membalikkan tubuhnya untuk melihat, seseorang sudah berlari kecil ke arahnya dan berdiri di sampingnya.
"Ya, kenapa kau ini, Kim Yerim? Aku memanggilmu dari tadi," protesnya dengan napas agak terengah-engah.

KAMU SEDANG MEMBACA
under spell
FanficSemua berawal dari Kim Yerim yang berencana mengguna-gunai mantan kekasihnya agar mereka bisa bersama kembali. Si dukun memberikannya sebuah permen, yang membuat siapapun yang memakannya akan tergila-gila pada Yerim. Namun bagaimana jika yang memaka...