1244189
Untuk pertama kalinya seseorang datang.
Datang dgn semua kata2 manis yg memabukan.
Dan seperti biasa, gue takkan mudah terhipnotis akan semua itu.
Katakanlah gue ini skeptis.
Dan gue akuin, gue emang skeptis akan semua hal berbau roman.
Bagi gue roman itu picisan.
Hanya ada di dunia fiksi, tidak di dunia nyata.
Setidaknya, tidak di dunia gue.
Gue dgn segala keangkuhan,berusaha menghalaunya agar ngga masuk dlm kehidupan gue.
Kehidupan yg hanya tentang gue.
Dan dgn bodohnya dia bertahan,ampe hampir gue kehabisan amunisi buat usir dia.
Katakanlah gue jahat, gue akuin itu.
Tapi salahkah? jika gue melindungi diri dari yg namanya patah hati sejak dini.
Gue lebih milih pahit di awal tapi manis di akhir.
Dari pada manis di awal tapi pahit di akhir.
Gue ngga mau berakhir dgn sakit hati.
Gue ampe manggil sobat2 gue buat konsultasi.
Darinya gue tau bahwa dia dlm tahap penjajakan.
Dan gue ngga mau jadi pilihan terakhirnya di tengah kegagalannya dgn yg lain.
Gue ngga mau jadi opsi terakhir.
Gue ngga mau jadi cadangan.
FYI, gue punya pengalaman buruk akan yg namanya cadangan.
Itu sama aja membuka luka lama gue.
Gue kembali menghadapinya dgn segala ultimatum tak masuk akal lainnya.
Dan masih dgn bodohnya dia tetap bertahan.
Di situ gue stuck, gue berhenti hadapen dia.
Gue kehabisan amunisi.
Dari situ juga dia berhenti, dia ngga lagi hubungin gue.
Ngga berselang lama, satu dua hari mungkin dia udah dgn yg lain.
Itu sih emang udah jadi hak dia, gue ga ada hak buat marah atau apa.
Lagian buat apa dia tetep bertahan memperjuangin gue, kalau guenya sendiri memukul mundur dirinya.
Tapi tetap aja gue sakit.
Gue akuin,gue agak baper.
Bagaimanapun gue ini cewek.
Ada perasaan aneh, saat ada seseorang yg datang.
Terlebih saat gue berada di penantian panjang akan hadirnya seseorang.
Satu hal yg gue sesalkan adalah mengapa dia datang.
Memporak-porandakan suatu yg tersusun dgn begitu rapih.
Seperti tornado yg hanya datang untuk menghancurkan, lalu pergi.
Tanpa dia sadari dan tahui, dia telah memberikan luka di luka2 lama yg berusaha gue kubur.
Rasa bahwa gue ini ngga berharga dan ngga berhak buat dicintai dan diperjuangin.
Satu hal yg selalu sama tentang gue, setiap gue terluka,semua luka lama yg tlh terkubur mendadak muncul kepermukaan.
Menyatu dan membaur dgn luka baru.
Taukah kau? Itu amat sakit rasanya.
Sampe gue yg cengeng ini, ngga bisa nangisin semuanya.
Ini semua memang bukan kesalahannya.
Semuanya emang murni kesalahan gue.
Kepengecutan gue, yg takut mengecap rasa sakit karena cinta.
Kedatangannya yg tanpa sengaja membuka luka yg mungkin tlh sembuh.
Lebih dari apapun, gue hanya kecewa pada diri gue sendiri.
Yang tak bisa mengambil keputusan karena takut menghadapi konsekuensinya.
Terlalu banyak luka yg berusaha gue sembuhin, membuat gue keras pada diri gue sendiri.
Gue membuat tembok tinggi kokoh, agar tak seorangpun masuk dan nyakitin gue lagi.
Gue membuat ultimatum2 tak masuk akal buat orang yg mau masuk dlm hidup gue.
Perlu orang yg berani dan cukup gila buat bisa masuk kehidupan gue dan ngancurin segala batasan yg gue buat.
Namun sayangnya, dia ngga cukup gila buat lakuin itu.
Dia memilih pergi dan mencari yg lain.
Gue ngga bisa ingkari, gue punya angan2 indah tentang dirinya dan gue.
Jikalau dia tetap bertahan dan berhasil hancurin tembok kokoh yg gue bangun.
Namun sayangnya, sekali lagi, dia ngga cukup gila buat lakuin itu demi gue.
Dan itu membuat gue kecewa, krn semua angan2 gue hanyalah angan2 yg ngga akan pernah jadi nyata.
Satu lagi yg gue sesalkan tentang dirinya, mengapa ia pura2 berjuang jika pada akhirnya dia hanya akan pergi.
Padahal gue belum pernah berkata tidak.
Dan lagi, dia telah membuat tembok gue bangun goyah.
Padahal hanya tinggal sedikit usaha lagi membuatnya roboh.
Tapi dia memilih menyerah dan pergi.
Meninggalkan segela ekspektasi yg takkan pernah menjadi realita.Maaf bila terlalu panjang dan membosankan. Tapi dimohon menyempatkan diri untuk menekan bintang orange sbg usaha penghargaan buat penulis.
Dan kumohon sekali, DILARANG KERAS melakukan kegiatan yg mengandung unsur PENJIPLAKAN. Dimohon dpt menghargai penulis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebait Kisahku (Jeritan Hati)
Genç KurguSepenggal kisah. Dalam sebuah bait. Suatu ungkapan hati, yg tak pernah, bahkan takkan terucap. Sebuah rahasia. Dalam untaian kata yg tersirat. Namun sarat akan makna. Sebuah kasih yg takkan pernah tersampaikan. Karena ia tumbuh dalam diam. Dalam ket...