Suara kicauan burung kini bersahutan , sinar matahari sudah menampakan sinar keberuntungannya. Seperti gadis dengan rambut dikucir kuda , entah kenapa dia lebih menyukai dandanan simple bahkan terkesan seperti tomboy. But itulah dia
Gadis ini berjalan menuju lantai dasar menenteng tasnya. Hari baru di sekolah baru tentu saja suatu hal yang mengesankan, entahlah mengesankan atau tidak
"Jadi anak yang baik sayang jangan macem macem" nasihat bunda irene saat mengantar deandra ke teras depan ada ayahnya juga ,tak lupa abangnya yang kini bertengger di motor sport putih miliknya.
"Selamat menikmati hari baru di sekolah baru princess" kini ayahnya memberi semangat pada putri bungsunnya
"Iyahhh siapp... Dean berangkat bang riki udah nunggu tuhh" setelah salim kepada kedua orang tuannya deandra beralri kecil menuju motor abangnya. Dan segera duduk manis , bang riki melajukan motornya dengan kecepatan rata rata.*
Deandra P.O.V"Jadii gimana ? Mau kita keliling sekolah ga?" tawar nadia , dia teman pertamaku hari ini. Gadis berambut sebahu dengan lesung pipi di sebelah kanannya saja, entah kenapa yang kiri tidak
"Hmm bolehh aku juga tertarik dengan itu , sekolah ini terlihat menarik" jawabku antusias
Kami berkeliling sekolah, cukup unik terlebih ruang keseniannya sangat unik sangat kental dengan ukiran ukiran yang terkenal di berbagai daerah di indonesia. Tapi bagian paling kusuka adalah perpustakaan, memang aku sangat suka dengan hal yang berbau buku. Menenangkan menurutku.
Saat kami sedang duduk di taman belakang ada dua orang laki-laki yang menghampiri aku dan nadia.
"Nadia, sama siapa?" tanya laki laki yang berambut cepak , aku pikir senyumnya menawan. Ahh deandraa
"Kenalin kal ini deandra dia murid baru , teman baru kita" ucap nadia semangat. "Dean, kenalin yang rambutnya penuh pomade namannya raikal, yang rambutnya rada gondrong namannya raja, mereka kelas sebelah kita. Dan mereka temen kita" ucap nadia panjang lebar. Aku hanya mengguk dan tersenyum.
Akhirnya kami larut dalam pembicaraan yang melebar kemana mana. Bahkan kurasa kami seperti sudah mengenal dari kecil. Raikal, raja dan nadia adalah sosok yang sangat supel mudah sekali bergabung dengan mereka.
*Aku baru saja sampai di rumah, kulihat bunda sedang berada di dapur, aku akan melihat kira kira apa yang dilakukan bunda sebenarnya.
Yapp benar bunda sedang berkesperimen dengan banyak sekali bahan kue di dapur.
"Uhh bunn apa harus sebanyak itu bahan bahannya?" tanyaku saat bunda menuangkan tepung terigu pada sebuah wadah yang bisa dibilang besar.
"Yaampun anak bunda udah pulang? , heheh iyadong bunda akan bikin banyak kue hari ini" katannya bangga, membuatku sedikit bingung untuk apa?
" siapa yang ulang tahun? Aku dan bang riki sudah ulang tahun 2 bulan lalu , ayah masih 3 bulan lagi , bunda juga sudah lewat" tanyaku bingung.
"Bundaa ingin membuka toko kue sayang, makannya bunda bikin banyak kue." jawaban yang membuatku kaget sekaligus senang. Bunda akhirnya mewujudkan keinginannya. Dari dulu memang bunda ingin membangun sebuah toko kue , dan sepertinya sekarang akan terealisasikan.
"Wawww yeyy dean bisa makan kue terus dong.. Hmm dean ke kamar yah bun" setelah itu aku segera bergegas menuju kamar. Jika terus terusan berada di dapur aku tak bisa menjamin seragamku bisa bersih.
Sampai dikamar rasannya aku sedikit lelah dengan kegiatan pertama di sekolahku maksudnya kegiatan di hari pertama.
Sebaiknya aku mengistirahatkan tubuhku ini, mungkin saja sore nanti akan lebih baikMiss typo^
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Little Memories
Teen FictionKetika hal yang ingin dilupakan kembali menjalar di pikiran , apa kah itu hal yang mudah? Tentu tidak. Justru malah ingin mengubur rasa yang pernah ada menjadi sebuah cerita yang mungkin bukan untuk di kenang. Tapi kenangan tetap kenangan mereka aka...