Hari ini seharusnya deandra berada di lapangan basket meneriaki laki laki berbadan tinggi yang sedang menggiring bola menuju ring lawan. Namun ia tak dapat melakukannya , karna sudah dua hari ini badannya panas.
Jujur saja gadis ini harap harap cemas, ia berharap semoga tak terjadi apapun pada raikal semoga ia tak cedera. Ahh tapi deandra percaya dia adalah pemain yanh sudah benar benar mahir.
Tubuh gadis berambut gelombang ini sudah sedikit pulih hanya saja ia tak ingin banyak melakukan sesuatu. Ia sekarang sedang menghirup udara pagi di taman belakang. Ini adalah moment yang jarang di dapatkan karna biasannya sekarang adalah waktu dimana siswa siswi sedang berkutat dengan pelajaran.
Tiba tiba bang riki berlari ke arah deandra. Gadis itu tak menyadari kedatangan kakak sulungnya itu.
"Deann raikal pingsan dia cedera" kata bang riki to the point. Membuat deandra membelalakan matannya.
" ko bisa bang? Keadaan dia gimana? Abang tau dari siapa?" deandra benar benar khawatir.
"Abang di kasih tau raja , katannya dia telpon kamu ga di angkat"
"Anter dean ke tempat turnamen bang" perintahnya tak terbantahkan.
"Dean kamu masih sakit"
"Ayolah bang, dean udah baikan ko ayolah bang"
Setelah membujuk abangnya akhirya deandra dan riki menuju SMA Patriot tempat dimana turnamen di adakan.
Setelah sampai disana, deandra langsung di berlari menuju lapangan, meskipun riki sudah meneriakan pada deandra agar tak berlari.namun tak di hiraukan.
Banyak pasang mata yang memerhatikan deandra yang berlari panik. Untung saja deandra menganti pakainnya jadi terlihat rapih, bayangkan saja jika deandra memakai piyama tidurnya ke tempat itu, mungkin akan dikira orang gila.
Deandra langsung mengedarkan pandangannya melihat dimana raja berada. Namun nihil. Akhirnya deandra bertanya pada seseorang yang berada di depan meja panitia.
"Maaf kak, saya boleh tanya tadi yang cedera dari team yang baju silver di bawa kemana yah?"
"Ohh raikal? Dia ada di uks"
" baiklah kak makasih.."setelah itu deandra berlalu dan langsung mencari ruangan yang bernama uks itu.
Yap..gadis itu menemukannya ia langsung masuk. Sontak semua yang berada di dalam melihat ke arahnya, disana ada pak roby ,pelatih basket di sekolahnya, ciko, dino, albi dan raja. Deandra langsung menghampiri mereka.
"Gimana keaadannya ja?" kata deandra khawatir.
"Belom sadar de, lo baik baik ajah? Lo pucet banget de" ungkap raja, deandra benar benar terlihat pucat namun gadis itu berusaha untuk menggeleng.
Setelah itu deandra langsung mengelus rambut raikal yang basah keringat.kal bangun dong ini aku disini kamu harus baik baik ajah yah batin deandra saat mengelus rambut raikal.
Kini hanya raja, raikal dan deandra yang berada di ruangan tersebut. Deandra sempat ingin menanyakan dimana nadia, namun ia tak ingin dulu bertanya ia terlalu terhanyut saat melihat wajah damai raikal yang memejamkan matannya.
Kenapa aku kayak pernah liat seseorang yang merem kayak kamu. Wajah kamu nenangin kall lagi lagi suara hati deandra kembali mengluarkan perasaannya.
Saat sedang mengoleskan minyak angin di area hidung raikal , membuatny menggerakan kepalannya . sontak membuat deandra senyum penuh arti begitupun raja.
"Nad..nadia" guman raikal. Dan kata itu bagai petir di siang bolong bagi deandra. Membuat hati gadis itu mencelos. Bahkan seseorang yang laki laki itu gumamkan tak ada.
Tiba tiba pintu uks terbuka saat melihat di ambang pintu ternyata nadia yang nampak dengan senyum ceriannya.
"Nadiaa" lagi gumaman itu lagi.
"Iyahh ikall aku disini sama kamu, bangun yuu" kata nadia lembut. Itu kembali membuat deandra sakit, bagimana tidak dia sudah hampir setengah pingsan saat mendengar raikal cedera , ditambah keadaannya belum stabil, dia yang menunggui raikal sadar, dan saat raikal bangun ia mengumamkan nama wanita lain.
" nadia aku kenapa?" tanya raikal parau, langsung menggapai tangan nadia.
"Kamu baik baik aja, cuma jatoh" nadia seakan akan sudah benar benar tau . padahal ia baru saja sampai pada saat raikal mengumamkannya kedua kali.
Setelah raikal mulai kembali pulih. Deandra yang sejak kdatangan nadia memutuskan untuk menunggu di luar, akhirnya masuk.
"Hallo..gimana keadaan lo kal?" tanya gadis ini santai. Namun percayalah wajahnya nampak sangat pucat.
"Yapp baik, kok heheh lo pucet banget de"
"Ahh yaudah gua pulang dulu yahh"
"Hmm gituh padahal baru datang, yaudah deh" kata raikal lalu kembali fokus pada nadia yang menyuapinnya bubur. Sedangkan raja mengantarkan deandra ke luar.
"Dean lo pucet banget"
"Gua gapapa, yaudah salamin ke mereka lagian udah ada nadia kan" lirih deandra
"Lo mesti kuat dean yaudah ati ati yahh.. Bang riki udah nunggu di parkiran, dia sms gua" akhirnya deandra mengangguk dan meninggalkan raja. Sedangkan raja kembali masuk ke dalam.saat masuk raja mendengar
"Deandra dari kapan kesininya nad?"
"Gatau, belom lama ko" katannya santai " udahh jangan banyak pikiran dulu kal" lanjutnya lagi.
Raja yang mendengar tentu saja heran, kenapa harus berbohong?
"Ehh ja kenapa dean ko pucet banget?" terlihat nadia jengah mendengarnya.
"Dia emang lagi sakit makanya pucet, dia heboh banget pas denger lo pingsan kal sampe bela belain ke sini deh" jelas raja santai.
Thanksss buat yang udah bacaa❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Little Memories
Teen FictionKetika hal yang ingin dilupakan kembali menjalar di pikiran , apa kah itu hal yang mudah? Tentu tidak. Justru malah ingin mengubur rasa yang pernah ada menjadi sebuah cerita yang mungkin bukan untuk di kenang. Tapi kenangan tetap kenangan mereka aka...