Deandra P.O.V
"Jadi gini, ehmm gua suka sama nadia" duar!!! Rasanya bagai bom yang meledak begitu saja di hatiku.
"Sure?,so kenapa ga lo ungkapin aja perasaan lo?" ucapku dengan nada se normal mungkin.
"Hmm nanti dehh... Gua udah suka dia sejak lama yaaa belom berani aja gua ngakuinnya, dia bahkan terlalu sempurna buat gua" rasannya beribu pedang berhasil menembus jantungku."Acieeee, tembak woyy dari pada lo nyesel.. Gua rasa juga dia suka sama lo so? apa yang kurang?" aku masih mencoba tenang, tapi hati ku sakit sangat sakit malah. Ini terlalu pedih
" nanti gua bakal pikirin, bantuin gua okee" sumpahhh ituu menyesakan bagaimana mungkin aku bisa setegar itu nanti di hadapan mereka yang benar benar menunjukan kemesraan sepasang kekasih."Hah? Ahh iyahh pasti.. Yaudah gua ke kamar yee mikir dah lo gimana cara keren buat nembak nadia" aku segera berlalu tanpa berniat melihatnya . rasannya sesak tak ada lagi harapan untukku. Mana mungkin bisa aku mengalahkan pesona seorang nadia.
*
Setelah kejadian aku mendengar langsung tentang perasaan raikal pada nadia. Makin besar pula rasa yang aku punya untuk raikal. Bisa kah aku memaki diriku?? Sudah jelas raikal tak akan pernah menjadi milikku , namun aku tetap mengharapkannya. Bodoh bukan?
Setelah pelajaran fisika yang tentu saja membuat kecepatan di otakku sedikit melemah. Kini saatnya pelajaran olahraga. Yang aku dengar hari ini seluruh anak kelas XII akan di bebaskan karna rapat guru yang akan membahas tentang banyaknya ujian yang akan kami hadapi. Itulah informasi yang kudapat dari nadia.
Nadia dan raikal? Jangan tanya mereka makin terlihat seperti sepasang kekasih, walaupun belum ada status yang jelas, aku bahkan berpikir jika mereka berpacaran apa akan terlihat seperti sepasang suami istri? Ahh sudahlah membayangkanyya saja sudah membuat hatiku kembali sesak."Dean ayoo raja sama raikal udah nunggu kita" mungkin akan lebih tepat jika raikal hanya menunggumu nadia.. Ahh sudahlah.
"Yaa duluanlah gua mau ngambil sesuatu di loker" aku langsung berlalri kecil meninggalkan nadia di kelas. Jujur saja aku tak membenci nadia, hanya saja ada rasa iri bagimana tidak? Dia bisa dengan leluasa menganggam tangan raikal , sedangkan aku? Selalu terlihat miris, bahkan menyedihkan.
Setelah mengambil handuk kecil di loker aku segera mencari ketiga sahabatku , ternyata mereka sedang bersantai di kantin.
"Weyy cireng basi dari mana lo?" teriak raja saat melihatku berjalan ke arah meja yang mereka duduki. Sontak membuatku melotot.
"Ehh raja lo kira ini hutan teriak seenak jidat lo" kini aku duduk di sebelah raja di depan nadia dan raikal yang menatapku geli.
"Udah dari lokernya de?" tanya nadia lembut, aku hanya mengangguk seraya tersennyum.
Aku , raikal , nadia dan raja terus saja berceloteh riang di kantin. Meski hatiku terasa sakit saat melihat kebersamaan raikal dan nadia. Tapi aku harus sadar aku sangat tidak berhak untuk merasa sakit. Biarlah perasaan ini berlalu dengan sendirinnya. Semoga" ohh iyaa seminggu lagi gua tanding basket pada nonton yaaa" kata raikal antusias setelah meneguk ice floatnya.
"Tergantung bayaran" sahut raja dengan santainya." maafin dehh kall , biasa alay yang suka jadi penonton bayaran jadi susah" sindirku pada raja yang langsung menarik rambutku.
"Aku pasti nonton kall.. Semangat yahh mainnya" kini nadia. Bagiamana raikal tak jatuh cinta , nadia memang sosok sempurna untuk raikal, tak seperti ku
"Yeyyy aku seneng klo kamu nonton pasti menang dehh" raikal kegirangan..tapi tunggu 'aku-kamu' god! Manis sekali bukan? Bisa bayangkan ada luka baru yang menggores hati ini.
"Duhhh cocoknya kalian" sahutku , andai seseorang tahu apa yang kurasa "hmm yaudah klo gitu gua balik kelas yah" setelah meneguk cocho caramel milikku aku segera melenggang meninggalkan ketiga sahabatku. Aku hanya tak ingin perasaanku makin sakit jika harus berlama lama di sana.
"Are you okay honey?" aku hafal suaranya. Raja
"Hmm i'm fine.. Why?" jawabku lesu. Raja sahabatku satu ini memang peka ia selalu tahu perasaanku yang srbenarnya
"Lo ga baik baik aja gua tau itu" katanya, yapp benarkan? Raja memang sahabat yang peka."Just little hurt" lirihku. Aku tahu aku terlihat sangat rapuh di depan raja kali ini.
"I know everything..lo itu kuat okay...jangan gini"
" iyapp gua cuma harus lebih sadar" tawa lirihku kembali ku keluarkan
"Cinta tak harus memiliki" kata raja, aku menggangguk, iya benar cinta tak harus memiliki
Uhuu typoo
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Little Memories
Teen FictionKetika hal yang ingin dilupakan kembali menjalar di pikiran , apa kah itu hal yang mudah? Tentu tidak. Justru malah ingin mengubur rasa yang pernah ada menjadi sebuah cerita yang mungkin bukan untuk di kenang. Tapi kenangan tetap kenangan mereka aka...