"Dia" senyum terulas tipis di wajahnya. "Kenapa lo pergi bahkan gua gatau lo dimana? Tapi kenapa gua rasa-" belum sempat ia melanjutkan perkataannya tapi ia segera berlalu, deandra hanya tak ingin dirinya kembali memikirkan pangeran kecilnya yang ia temui saat dia berusia 6 tahun.
Setelah sampai di lapangan basket , jaraknya cukup melelahkan namun dengan hamparan bunga, rumput, dan udara yang sejuk itu tak membuat kelima anak ini terlihat kelelahan.
"Nad mau aku ajarin main basket ga?" tanya raikal saat kelma anak ini sedang duduk bersama di hamparan rumput dekat lapangan basket.
"Hmm aku gabisa" jawab nadia lembut, nadia adalah sosok yang selalu berkata lembut berbeda dengan deandra bahkan deandra bisa saja seperti preman.
"Makannya sini aku ajarin" lalu raikal pun menarik tangan nadia. Ada sosok yang memperhatikannya , namun ia bersikap layaknya tak terjadi apapun. Padahal jauh di dalam hatinya ia rasa sakit.
"Kall gua sama fina elu sama nadia kita tanding broo" ajak raja yang baru saja bangkit. Sedangkam deandra masih saja melamun.
" deann elu ?"
"Wasit" ucapnya datar lalu bangkit.
Permainan dimulai, nadia dan fina yang sama sekali tidak mengerti tentang permainan basket kadang hanya diam, bahkan menangkap operan bola dari raja atau raikal pun kadang terlepas. Melihat keadaan tersebut membuat deandra yang menjadi wasit gemas. Ia ambil bola basket tersebut dan mendribble bola basket menuju ring, dengan berbagai variasi gaya saat menddrible bola basket lalu saat mencapai garis threepoint gadis itu menshoot bolannya dan slupp!! Masuk dengan mulus. Membuat raja fani raikal hanya bisa mrlongo sedangkan nadia dan fina bertepuk tangan.
"Dean ko lo gabilang klo lo bisa maen basket?" serbu raikal dan raja menghampiri deandra yang berjalan keluar lapangan menuju pohon rindang.
" gua gabisa , itu kebetulan aja" kata dean cuek.
"Gamungkin dean.. Jelas jelas lo tadi kek ngerti banget teknik maenin bolannya" kini raja yang bertanya bak mengintrogasi.
"Ehh sedotan cendoll , gua tadi iseng doang tauu" kini deandra menoyor kepala raja.
"Heyy udahh siang nihh ayoo pulang ke villa masih banyak tugas kita loh" suara lembut nadia membuat raikal yang berniat kembali bertanya pada deandra , mengurungkan niatnya.
"Okee ayoo guyss" kini semuanya bangkit dari duduknya. Maksudnya deandra raikal dan raja,karna fina dan nadia memang sudah berdiri.
*
Setelah pagi tadi bermain main di lapangan basket. Kini kelima anak ini melakukan kegiatannya masing masing seperti nadia dan fina yang pergi ke taman bunga katannya ingin berselfie selfie tadinya mereka ingin mengajak deandra, namun karna deandra tidur jadi mereka berangkat berdua. Sedangkan raja dia sedang bersantai di halaman belakang, raikal ia juga melakukan hal yang sama dengan raja bedannya dia bersantai di ruang tengah.
Gadis ini baru saja bangun dari tidur siangnya. Ia segera bergegas menuju kamar mandi untuk membasuh wajahnya, setelah itu berjalan menuju lantai bawah untuk mengambil air minum. Saat di tangga ia melihat raikal sedang bersantai di ruang tengah sambil menonton tv. Sepertinya tak menyadari keberadaan deandra di tangga.
Tenggorokannya sudah terbasahi air. Membuatnya sedikit lega. Saat berjalan menuju ruang tengah ia berniat untuk duduk di ruang tengah yang berarti bersama raikal . yaa hanya berdua.. Jangan tanya hati deandra , disana sudah ada parade.Padahal bertemu dengan raikal sudah makanan sehari hari, hanya saja akhir akhir ini ia srlalu merasakan dadannya berdegup lebih kencang saat dekat dengan raikal. Sekarang deandra sudah duduk di kursi sebelah raikal.
"Ehh elo de.. Baru bangun lo keboo" sapa raikal membenarkan duduknya."Sembarangan lo, mana yang lain tumben sepi?" tanya deandra. Sambil meneguk minumannya
"Nadia sama fina lagi nyetok foto klo raja lagi semedi di halaman belakang" katannya dengan nada seadannya.
" ohhh getohh, lah elu ngapain senyum senyum gitu?" tanya deandra saat melihat raikal yanh senyam senyum
"Gua pengen curhat sama lo"
"Curhat? Cucur hangat? Hahah iyee curhat dehh"
"Jadii gini...
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Little Memories
Teen FictionKetika hal yang ingin dilupakan kembali menjalar di pikiran , apa kah itu hal yang mudah? Tentu tidak. Justru malah ingin mengubur rasa yang pernah ada menjadi sebuah cerita yang mungkin bukan untuk di kenang. Tapi kenangan tetap kenangan mereka aka...