* Rica PoV *
"Hati-hati yah...Rica bakalan kangen sama ayah..."
"Bye sayang...."
Saat ini aku sedang berada di bandara bersama kakak keduaku, ayahku akan ke luar kota selama tiga bulan untuk urusan bisnis. Dan selama tiga bulan itu aku tinggal bersama tiga kakak laki-lakiku dan seorang art. Ibuku sudah meninggal saat usiaku satu tahun karena kecelakaan itulah yang di katakan kakakku dan ayahku, aku tidak mempunyai ingatan bersamanya...itu wajar karena aku masih berusia satu tahun. Setidaknya aku mengetaui wajah cantik ibuku dari foto-foto yang ada.
"Pulang yuk Ric, dah mau gelap nih..."
"Ayo..."
Kak Sony, dia adalah kakak keduaku...dia kakak yang paling perhatian dan yang paling lembut.
"Kak ngantuk..." aku melihat jam tanganku yang masih menunjukan jam 6 petang.
"Tidur aja, kalo udah sampe nanti gue bangunin."
Sebagai adik yang baik akupun menurut, selain itu aku juga sudah sangat ngantuk. Dalam hitungan detik mataku mulai terpejam dan aku memasuki dunia keduaku, dunia mimpi.
....
"Ric...bangun..."
Aku merasa ada yang memukul pipiku pelan.
"Woy bangun!"
"Ah...kakak mah gangguin orang lagi tidur aja!"
Aku turun dari mobil dengan langkah gontai, masa bodoh kalau aku menabrak pintu atau tembok. Aku hanya ingin segera ke kamar dan memeluk gulingku.
Bruak!!
Sial! Aku menabrak seseorang dan aku menabrak orang yang salah dalam keluarga ini. Siapkan telinga!
"HEH!! jalan tu pake mata! Orang lagi jalan maen tabrak aja! Mata tu di gunain bukan buat pajangan aja!!"
"Maaf kak...gak sengaja, lagian ya kak...dimana-mana tu jalan pake kaki bukannya mata kak..." ucapku mengingatkan.
"Di bilangin sama yang lebih tua nyaut aja! Minggir lo!"
Aku pun menyingkir dari hadapannya, jalan masih luas kenapa dia minta aku nyingkir?
Dia adalah kakak pertamaku, kak Huda...dia mempunyai kepribadian yang berbeda dengan kak Sony...dia pemarah, sensian...kesenggol dikit mulutnya langsung nyerocos kayak anak perawan lagi pms.
Aku melanjutkan perjalanku ke kamar tapi gara-gara kak Huda ngantukku langsung hilang dan kepikiran tentang pr matematikaku yang harus di kumpulkan besok.
Aku langsung mengambil buku dan menuju kamar kakak ketigaku, karena sampai gigiku ilang semua aku nggak bakal bisa ngerjain tu pr.
Tok...tok...tok...
Dia membuka pintu dan muncullah wajah datarnya, mata yang sayu dan rambut acak-acakkan. "Paan?"
"Bantuin ngerjain pr..."
"Ogah gue lagi sibuk."
"Sibuk apaan?"
"Sibuk tidur..."
Setelah itu dia langsung menutup pintu kamarnya, aku hanya mendumel di balik pintu kamarnya.
Kak Arya, dia adalah kakak ketigaku dan satu SMA denganku, dia kelas 12 dan aku kelas 10. Dia sangat cuek dan tidak memiliki ekspresi selain datar. Dia lebih tepat disebut mayat hidup dari pada anak SMA.
Huft...aku kembali ke kamar dan menelpon seseorang.
"Tumben nelpon, kangen lo?"
"Nggak usah kepedean deh, kerjain pr matematika gue dong."
"Enak bener idup lo nyet! Kerjain ndiri bisa kan?"
"Kagak bisa, kak Arya ogah ngajarin gue, bantuin napa Bas...besok gue traktir di kantin deh."
"Hm...oke, yaudah gue mo ngobatin kucing gue dulu."
"Kucing lo napa?"
"Komplikasi panu kadas kurap."
"Taek lo!"
Aku memutus sambungan telepon dan melempar hp ku ke tempat tidur di susul dengan tubuhku. Aku melihat langit-langit yang bewarna putih. Membosankan...
Terkadang aku bosan dengan hidupku, hidup monoton tanpa ada kejadian yang menarik. Aku berharap hidupku seperti di cerita-cerita romance atau teenfiction yang sering ku baca, mengalami konflik, kejadian mengharukan, perasaan cinta atau apalah. Yang terpenting aku ingin menghilangkan....
Kehidupanku yang membosankan.
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
My PROMISE
Teen Fiction"Dasar bocah manja!! Ini bukan masalah tanggung jawab atau apa, tapi masalahnya itu lo! Karena lo ada di dunia ini!!" "Sebenernya aku salah apa? Oke, aku akui aku ceroboh karena ngerusak tugas kakak tapi... apa yang buat kak Huda segitu bencinya sam...