Matahari yang tertutup awan abu-abu, tetes demi tetes air turun dan membasahi bumi, pagi seperti ini lebih cocok di gunakan untuk tidur daripada sekolah. Entah kenapa pagi ini Rica sangat merasa ingin tidur tapi ketakutan mengalahkan keinginan itu.
Kopi hitam panas di pagi hari yang dingin cocok untuknya, selain bisa menahan kantuknya juga bisa menghangatkannya. Setelah kopinya habis, ia segera keluar dan menyusul Arya yang sudah menunggunya. Tapi perjalanannya yang hanya beberapa meter tidak begitu mulus, untuk kesekian kalinya ia menabrak kakak pertamanya karena kecerobohannya.
"Maaf."
"Bisa nggak sih lo kalo jalan nggak nabrak gue?"
"Aku dah minta maaf."
"Minggir! Nyusahin aja!"
15 tahun selalu seperti ini, Huda yang sangat membencinya seolah-olah ia sudah berbuat kesalahan besar, bahkan ia sudah pernah berbicara baik-baik pada Huda, bertanya apa kesalahannya? Tapi jawaban Huda membuatnya pasrah.
"Kesalahan lo karena lo ada di dunia ini!"
....
"Ric?"
"Hmm."
"Rica."
"Hm?"
"RICA!!"
"Anjirr! Kagak usah teriak bisa kan?"
Rica meletakan novel romance yang ia baca lalu menghadap Abbas.
"Dari tadi gue panggil, lo cuma hm-hm aja."
Jam pertama mereka adalah olahraga tapi karena lapangan yang basah dan di luar sana juga masih hujan jadi sekarang mereka ada di kelas, jamkos.
"Kenapa?" tanya Rica.
"Nggak papa."
Mendengar jawaban Abbas yang tidak bermutu, Rica kembali membaca novelnya tapi beberapa detik kemudian novel itu sudah berpindah tangan. "Abbas! Kembaliin gak!?"
Abbas tidak mempedulikan Rica yang berusaha merebut novel itu, Abbas juga berusaha membacanya sambil menghindari tangan kecil Rica yang berusaha merebut novel itu.
Setelah merasa cukup membaca, Abbas menghentikan aksi Rica, menyembunyikan novel itu di belakang tubuhnya.
"Kembaliin!!"
"Hn...gue nggak tau lo suka baca ginian."
"Maksud lo?"
Abbas kembali membuka halaman yang tadi ia baca dan menyuarakannya.
"Setiap sentuhan yang dia berikan membuatku menginginkannya lagi, lagi, dan lagi. Perlahan tapi pasti miliknya--"
"Abbas!!!" potong Rica.
"Gue baru tau lo suka baca ginian."
"Mana gue tau kalo tu novel ada adegan gituannya, Nyet!" Rica berhasil merebut novelnya.
"Masa?"
"Diem gak lo!?"
"Kalo gue gak mau gimana?"
"Gue patahin hidung lo!"
"Ah...lo mah gitu, nyeremin." Abbas menunjukan wajah merajuknya.
Rica hanya memutar bola matanya dan kembali membaca novel romance nya.
....
Entah kenapa mood Rica hari ini sangat jelek, setiap ada yang mengajaknya ngobrol ia hanya menjawab secukupnya, yang biasanya ia biang masalah di kelas...hari ini ia hanya diam berkutat dengan novelnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My PROMISE
Ficção Adolescente"Dasar bocah manja!! Ini bukan masalah tanggung jawab atau apa, tapi masalahnya itu lo! Karena lo ada di dunia ini!!" "Sebenernya aku salah apa? Oke, aku akui aku ceroboh karena ngerusak tugas kakak tapi... apa yang buat kak Huda segitu bencinya sam...