MP-18 : Huft.....

50 4 0
                                    


Semenjak Huda tau tentang penyakitnya entah kenapa dia jadi lebih pendiam dan selalu antar jemputnya sekolah. Bukan seperti kak Huda yang ia kenal selama ini.

Ngga ada teriakan atau tatapan tajam lagi dari Huda, jadi berasa ada sesuatu yang kurang di hidupnya. Bukannya ia maso tapi Huda tanpa tatapan tajamnya bukanlah Huda yang ia kenal.

"Ric! Nglamunin apa sih?" Ucap Abbas yang sekarang sedang duduk di sebelahnya.

"Nglamunin kalo gue nikah sama kak Rio anak gue jadi kayak apa ya...."

"Dedek Rica kok gitu..... " Abbas menunjukan puppy eyes nya, bukannya merasa kalau dia imut malah membuatnya ingin muntah. Hooeekkk.....

"Jijik ah! Jauh-jauh sono...."

"Ngga mau." Abbas merapatkan kursinya.

"Hish! Bau amis lo.... Ngga usah deket-deket, gue tonjok baru tau rasa lo!"

"Lo cewek tapi kok bar-bar banget sih." Ucap Abbas seraya mengembalikan posisi kursinya seperti semula.

Jduk!!

Kursi Abbas ditendang dari belakang oleh Rico, "Brisik amat sih lo! Orang mau tidur juga... Ganggu aja!"

"Sirik aja lo liat gue deket sama Rica. Lagian sekolah kok tidur!" Balas Abbas.

"Jamkos lebih berguna buat tidur daripada godain cewek yang ga bakal suka sama elu anjing!"

"Dasar Babi bisanya cuma tidur!"

Huft.... Kapan mereka bisa damai...

"Udah ish! Debat mulu.... Lo juga Rico, Abbas sama gue ga brisik-brisik amat kok. Sensi banget." Ia menatap Rico yang masih bertumpu dagu di meja.

"Cih!"

Apa baru aja Rico mengucap 'cih' ke dirinya?! Udah mulai berani tu bocah....

"Perhatian teman-teman yang saya sayangi!!!" Tiba-tiba Sandra berteriak di depan kelas.

"Wleek! Rica belain gue...."
"Anjing brisik!"
"Babi ga guna!"

Tapi Abbas, Rico dan yang lainnya masih saja ribut tidak memperhatikan Sandra sedikitpun.

Sandra mengambil penggaris kayu besar lalu memukul papan tulis dengan keras, "Woy... Belatung sialan! Diem bentar brengsek!"

Semua perhatian langsung didapat Sandra, dia baru tau Sandra bisa ngomong kasar kayak gitu.... Pasti mood nya hari ini sedang jelek.

Ehem... Sandra berdeham lalu mengatur nafas untuk mengatur emosinya, "kalian tau sendiri 3 bulan sekali sekolah kita ngadain festival jejepangan, Sakura no Matsuri. Biasanya cuma 1 ekskul yang bertanggung jawab atas acara itu tapi karena festivalnya terlalu terkenal dan banyak orang yang dateng, pihak sekolah minta kontribusi 15 orang tiap angkatan dan 3 orang itu dari kelas kita.... Jadi siapa yang mau mau ikut?" Jelas Sandra panjang.

Semuanya diam tidak ada satupun yang mengajukan diri, "kalo ga ada satupun yang mau, gue bakal milih 3 orang random dan ga boleh protes."

"Kok gitu!" Rara tiba-tiba berbicara, "kalo lo yang milih random gitu ya enak di elo nya... karena ga mungkin lo milih diri lo sendiri."

"Oh iya bener juga." Gumam Sandra

"Festivalnya kapan San?" Tanya Vito, tidak biasanya anak itu aktif.

"Satu bulanan lagi tapi 3 orang itu harus ditentuin sekarang."

Pernah sekali dia datang di Sakura no Matsuri itu, rasanya sekolah ini dibuat jadi tempat lain yang penuh stand makanan jepang, orang yang melakukan cosplay, lagu jepang terutama backsound anime bergumang dimana-mana dan lainnya... Ternyata semua itu hanya dilakukan dengan satu ekskul. Susah dibayangkan serepot apa mereka nyiapin semua itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 18, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang