Kring...kring...kring...
Tanganku mencari alarm dan mematikannya, aku melihat jam yang menunjukan jam 06.30. Sekolahku masuk pukul 06.45...berarti 15 menit lagi...
APA!!? Kenapa kak Arya tidak membangunkanku, biasanya dia membangunkanku tepat jam enam. Aku langsung berlari keluar kamar menuju kamar kak Arya.
Tok tok tok tok tok!!!
Aku mengetuk pintu dengan tidak sabar, aku tidak berani masuk kamarnya tanpa izin. Terakhir aku masuk kamarnya saat aku kelas 4 SD dan dia mendiamkanku selama empat minggu karena itu.
"Paan?" dia keluar dengan pakaian santainya.
"Kak Arya gak sekolah?"
"Jam?"
"Setengah tuju."
"Siap-siap gih..." dia kembali masuk ke kamarnya dengan santainya.
Bagaimana aku bisa punya kakak kayak gitu? Lima belas menit lagi gerbang sekolah bakal di tutup dan kenapa aku masih berdiri disini? Aku harus siap-siap!!!
Dalam lima menit aku sudah siap tanpa sarapan aku berlari keluar tapi kak Arya belum ada yang ada hanya motornya, kenapa tu orang leletnya minta ampun!!
"KAK ARYA!!" aku berteriak karena aku benar-benar takut telat di pelajaran pak Budi, pelajaran matematika.
Kak Arya keluar dengan santainya menenteng tas dan roti tawar di mulutnya. "Nih helm lo..." kak Arya melemparkan helm.
Aku langsung memakainya dan naik ke motor yang tinggi itu. "Cepetan kak!"
"Bentar..."
Dia mengunyah roti itu cukup lama lalu menelannya, dia bahkan sempat-sempatnya meminta minumku. "Kak!!!"
"Sabar napa..."
Dia mulai memacu motornya dengan kecepatan kilat, aku memeluk kak Arya dengan erat, aku tidak mau mati muda bersama cowok datar kayak dia.
Aku melihat dari belakang tubuh kak Arya bahwa gerbangnya sedang di tutup oleh satpam. Kak Arya menambah kecepatannya dan melewati gerbang itu yang hanya terbuka satu setengah meter, bahkan dia hampir menyerempet satpam itu. Aku tidak habis pikir, kenapa dia senekat itu.
"Kak Arya gila ya!!? Kakak hampir nabrak tu satpam!" ucapku setelah turun dari motornya.
Dia melepas helmnya lalu menatapku datar tanpa dosa. "Tapi nggak kan?"
Aku hanya memutar bola mataku kemudian melempar helm kearahnya, aku langsung berlari menuju kelasku yang sialnya berada di lantai dua dan aku sudah telat selama tiga menit, aku hanya bisa berharap semoga pak Budi masih di kantornya.
Harapan tinggallah harapan, sekarang pak Budi sedang menatapku penuh murka karena ini kedua kalinya aku telat di pelajarannya. "Pak maaf saya terlambat."
"Saya memaafkanmu kali ini, mana pr kamu kemarin?" ucap pak Budi yang berhasil membuat jantungku hampir berhenti.
Aku melirik ke arah Abbas dan dia mengangguk kecil. Saatnya aku berakting!
KAMU SEDANG MEMBACA
My PROMISE
Teen Fiction"Dasar bocah manja!! Ini bukan masalah tanggung jawab atau apa, tapi masalahnya itu lo! Karena lo ada di dunia ini!!" "Sebenernya aku salah apa? Oke, aku akui aku ceroboh karena ngerusak tugas kakak tapi... apa yang buat kak Huda segitu bencinya sam...