"Rica Agustin Nirwana!! Lo dari mana aja!!?"
"Eh? Kak Sony, biasa aja kali..." Rica terkejut karena baru saja sampai rumah sudah mendapat sambutan seperti itu.
"Nomor nggak bisa di hubungi, pulang malem! Lo dari mana?" tegas Sony.
"Dari chek up."
"Ha? Chek up?"
'Sial! Keceplosan...'
---
"Lo sakit? Sakit apa?" Sony langsung khawatir.
"Eh...siapa yang sakit? A-aku nggak sakit?"
"Tadi lo bilang abis chek up kan?"
Rica sangat gugup, kenapa mulutnya itu sangat bodoh!? Dia sudah menyembunyikan ini selama hampir dua tahun dan dengan mudahnya ia mengatakan itu? Dasar mulut bodoh!
"Rica! Jawab gue!"
"Ta-tadi aku belum selese ngomong...aku habis chek up...ap...apartemen temen aku, ya! Aku habis cek apartemen temen." kilah Rica.
Sony menatap Rica penuh selidik, sedangkan Rica hanya tersenyum absurd dan berdoa semoga kakaknya percaya.
"Oke, gue percaya. Cepetan lo mandi terus makan, gue gak mau lo sakit."
'Tapi gue udah sakit.'
"Siip!" Rica mengacungkan dua jempolnya.
Huft...
Rica menghembuskan nafas lega di dalam kamarnya, rahasianya hampir saja terbongkar. Beruntung dia memiliki otak bercabang jadi dengan mudah dia mengarang alasan.
Sesudah makan dan mandi, seperti malam sebelumnya ia membuat kopi hitam dan mengambil beberapa cemilan, jika ia tidak tidur malam ini...berarti ini malam ketiganya ia tidak tidur. Mau bagaimana lagi? Jika tidur dia akan mendapat mimpi tentang kejadian sialan itu dan jika ia tidak tidur mungkin kantong matanya bertambah besar dan wajahnya akan tambah pucat. Biaralah...terpenting bayangan itu tidak muncul lagi.Setelah Sony masuk kamar Rica memastikan bahwa adiknya itu telah tidur, ia menuju ke kamarnya dan juga akan tidur tapi sebelum dia sampai ke kamarnya, adiknya yang lain menghalanginya.
"Rica dah tidur?" tanya Arya.
"Dah."
"Dia blom tidur, dia lagi duduk di depan laptopnya sambil minum kopi."
"Gue udah ngecek ama mata kepala gue sendiri kalo Rica dah tidur!" bantah Sony.
"Taruhan seratus ribu kalau Rica blom tidur?" tawar Arya.
"Oke."
Mereka berdua kembali ke kamar Rica dan memastikan adik mereka sudah tidur atau belum. Tanpa mengetuk pintu Arya membuka pintu kamar Rica.
Sony menampakam wajah terkejutnya karena seperti yang di katakan Arya, Rica sedang duduk di depan laptopnya sambil meminum kopi.
"Lo utang seratus ribu ama gue." ucap Arya sambil berlalu keluar.
Rica masih belum menyadari keberadaan orang lain di dalam kamarnya karena terlalu fokus dengan video di depannya.
"Rica!"
"Eh? Kak Sony ngapain disini?" Rica terkejut karena Sony menampakan wajah marahnya.
"Gue yang harusnya nanya! Sejak kapan lo pura-pura tidur kek tadi!?"
Rica tidak menjawab melainkan dia menuju tempat tidurnya. "Aku mau tidur, kakak bisa keluar sekarang."
Sony mengabaikan Rica, dia menuju tempat tidur Rica dan tidur di samping adiknya. "Malem ini gue tidur disini!" ucap Sony.
KAMU SEDANG MEMBACA
My PROMISE
Teen Fiction"Dasar bocah manja!! Ini bukan masalah tanggung jawab atau apa, tapi masalahnya itu lo! Karena lo ada di dunia ini!!" "Sebenernya aku salah apa? Oke, aku akui aku ceroboh karena ngerusak tugas kakak tapi... apa yang buat kak Huda segitu bencinya sam...