Dia melihat kakaknya yang sedang fokus menyetir...mempunyai lingkaran hitam di sekitar matanya, rambut yang tidak terlalu rapi, dan dirinya tidak pernah melihat kakaknya itu makan banyak.
"Kak, kak Arya make narkoba?"
---
Arya langsung menepikan mobilnya dan berhenti secara mendadak, beruntung Rica memakai seat belt kalau tidak kepalanya pasti sudah berdarah.
"Kak! Apa-apaan sih!!?"
"Seharusnya gue yang tanya, maksud lo apa nanya kek gitu ke gue?"
Yang biasanya Rica melihat tatapan datar kakaknya sekarang ia melihat tatapan kakaknya yang penuh amarah, jujur saja ia sangat takut dengan tatapan itu mungkin lebih menakutkan dari tatapan kakak pertamanya, Huda.
"Ak-aku cuma nanya, kakak tinggal jawab iya atau nggak atau...belom..." ucap Rica sangat pelan tapi Arya masih bisa mendengarnya.
"Tapi apa maksud lo nanyain itu ke gue? Apa gue kayak orang pemakai narkoba gitu?"
Iya...jawab Rica dalam hati.
"Gue tau lo pasti ngomong 'iya' dalam hati lo."
"Kak Arya pasti udah beberapa kali ke tempat itu dan hm...kakak pasti juga tau kalau di sana mereka nggak hanya balapan, mereka juga..."
"Nge-sex ato nyabu itu maksud lo?"
"Aku nggak tau itu semua, aku cuma mau bilang tadi aku lihat ada transaksi narkoba."
Arya mengusap kasar wajahnya, dia bodoh karena memberitau itu semua pada adiknya. Seharusnya dia membiarkan adiknya selesai bicara bukan seenaknya memotong ucapan Rica.
"Kak? Kak Arya nggak papa?"
"Nggak papa dan denger! Gue nggak pernah make barang haram itu dan nggak bakal make."
"Oke, aku cuma nanyak." ucapnya sambil mengendikan bahu tanda tak peduli.
...
"Sandra!!! Gue nyalin pr Fisika!!!"
Bukannya mengucapkan salam atau yang lainnya, kalimat pertama yang di ucapkan Rica adalah menyalin pr Fisika. Sebenernya tu bocah ngapain sih? Kok kagak pernah ngerjain pr ."Mana buku lo?"
"Di pinjem ama Rara tuh." jawab Sandra tetap fokus pada hp nya.
Rica langsung mencari keberadaan Rara dan menemukannya di pojok di kelilingi banyak siswa lain yang juga belum mengerjakan pr.
"Shit!" Rica mengumpat.
Hanya ada beberapa siswa yang ahli Fisika di kelasnya dan salah satunya adalah Sandra, yang lainnya belum datang karena ini masih terbilang cukup awal.
Lalu Rica melihat Vito teman sekelasnya yang pendiam, duduk sendirian, keahliannya adalah pelajaran yang berhubungan dengan angka dan fisik. Setelah Vito duduk Rica menghampirinya, sebenarnya dia tidak terlalu akrab dengan Vito karena dia terlihat ansos dan Rica merupakan orang yang tidak ahli dalam berteman sebelum mereka dulu yang mendekati dirinya. Tapi demi pr Fisika...dia akan mulai merubah sifatnya yang menunggu.
"Vit?" Rica duduk di sebelah Vito.
"Eh? Oh hai Ric."
"Gue boleh pinjem pr Fisika lo nggak?"
"Ya-yakin lo mau pinjem punya gue? Kalo salah gimana?"
Rica tersenyum manis pada Vito, dia tau soal Fisika itu 80 % berhubungan dengan angka dan walaupum salah nilainya masih di atas kkm.
KAMU SEDANG MEMBACA
My PROMISE
Teen Fiction"Dasar bocah manja!! Ini bukan masalah tanggung jawab atau apa, tapi masalahnya itu lo! Karena lo ada di dunia ini!!" "Sebenernya aku salah apa? Oke, aku akui aku ceroboh karena ngerusak tugas kakak tapi... apa yang buat kak Huda segitu bencinya sam...