Chapter 1

25.1K 918 7
                                    

Namira pov

Aku berjalan keluar dari kantor tempatku bekerja. Lagi lagi aku dipecat entah karena apa, mereka hanya mengatakan sudah tidak membutuhkan banyak pegawai ingin rasanya untuk membakar gedung kantor itu.
Aku menghela nafas panjang dan memutuskan untuk menjemput putri kecilku yang baru berusia 7 tahun yang baru saja memasuki sekolah dasar.

-----------

Setelah sampai didepan sekolah aku melihat lea menunggu disana seorang diri.

"Mommy kenapa lama sekali menjemput Lea?" Ia bertanya sambil melipatkan kedua tangannya didepan dadanya dengan sebal.

"Bukankah Lea memang selalu pulang jam segini?" Ucapku sambil melirik jam tangan yang terpasang di tangan kiriku.

"Lea sudah bilang kemarin dengan mommy kalo Lea pulang cepat hari ini, mommy pastii lupa." Masihh dengan wajah cemberutnyaa

"Ahhhh, benarkah? Maafkan mommy sayang, ditempat mommy bekerja tadi ada sedikit masalah. Sebagai permintaan maaf mommy akan menuruti semua yang lea mau dan yang lea inginkan. Bagaimanaa?"

"Benarkah mommy? Mommy tidak bekerja?" Lalu namira menggelengkan kepalanya, ia terpaksa membohongi anaknya agar tidak bersedih kembali.

Mereka berjalan untuk mencari angkutan umum atau taksilah dan langsung berangkat ketempat tujuan. Mereka akan bersenang-senang hari ini.

---------------

Adi Pov

Aku sedang duduk dikursi kebesaranku sambil menandatangani beberapa berkas. Perhatianku teralihkan karena Handphoneku berbunyi. "little boy" nama yg tertera di handphoneku

"Haii boy ada apa?" Aku bertanya dengan nada lembut pada anak semata wayangku ini.

"Daddy sudahh berjanji akan menjemputku. Daddy ada dimana? Aku sendirian disini dad"

Ahh aku ingat!! Bagaimana mungkin aku bisa lupa menjemput anakku? Jika anak itu sudah marah, ia tidak akan berbicara dengan ku lagi.

"Maaf kan daddy, daddy lupa karena pekerjaan dikantor sangat banyak. 5 menit lagii daddy sampai boy" Aku langsung bergegas untuk menjemputnya sebelum anak itu marah.

Setelah sampai didepan sekolah, aku memanggil anakku untuk langsung masuk kedalam mobil. Dan benar saja dugaanku Leo masuk dengan muka cemberut.

"Daddy, Leo sudah menunggu daddy sangat sangat lama. Dan daddy baru menjemputkuu sekarang? Kenapa?" Dengan wajah cemberutnyaa. Adii berdiam sejenak sambil memikirkan cara agar anaknya ini tidak merajuk lagi.

"Maaf kan daddy boy. Ada pekerjaan dikantor.

"..."

"Baiklah, sebagai permintaan maaf daddy akan membawamu kemana saja, asalkan Leo tidak marah lagi dengan daddy."

"Benarkah dad?" Dengan wajah berseri serinya.

"Yes boy, kemanapun yang Leo mau."

"Oke.... Let's Go dad"

---------

Author pov

Adi sampai saat Hari sudah menjelang malam. Mereka terlalu asik bermain tadi. Setelah sampai didepan rumah mereka, Adi menengok ke kursi belakang untuk melihat anaknya. Ternyata anaknya sudah tidur pikir Adi mungkin karena terlalu kelelahan saat bermain wahana tadi.
Adi menggendong anaknya itu untuk menuju kamar anaknya. Setelah itu ia langsung masuk kekamarnya untuk membersihkan diri dan tidur.

------------

Silau matahari yang masuk ke dalam kamarnya dengan terik tak membuat seorang adi bangun ia masih bergelung nyaman ditempat tidurnyaa sampai teriakan anak kecil mengagetkannya.

"DDDAADDYYYY..... BANGUNNN!!!!!" Alarm setiap paginya sudah berbunyi.

Adii langsung duduk ditempat tidurnyaa, ia melihat anaknya sedang menatapnya dengan malass.

"Daddy, kapan daddy bisaa untuk bangun sendiri huuhh?" Sambil memasang wajah malas dan berjalan ketempat tidur ayahnya dan duduk dihadapan ayahnya

"Sampai dirimuu besar mungkin?" Adi berusaha mencairkan suasana malas anaknya itu.

Sambil memutar bola matanya Leo berjalan " daddy bahkan tidak ingat daddy ada jadwal meeting kan" lalu ia pergi meninggalkan ayahnya yang melebarkan matanya dengan bodoh ituu.

"Ooohh astaggaaa.... Leo bahkann mengingat jadwal meetingnya" sambill loncat menujuu kamar mandi. Ia sedang terburu buru

-----------

Lain halnnya di kediaman seorang Namira Maharani.
Ia tengah sibukk membuat bekal untuk anak perempuannya itu.

"Mommy ayo kita berangkat" sambil berjalan dengan santai melewatii ibunyaa dan berjalan menuju pintu keluar.
Namiraa hanya geleng geleng kepala melihat kelakuan bidadari kecilnyaa ituu ia seperti ayahnya.
Selalu saja begitu jika namira melihat anaknya ingatan tentang laki laki itu pasti selalu mampir diotaknya ini.
Tapi namira langsung membuang pikiran itu jauh jauh karna ia tidak mau mengingat masalalunya itu.

Ia harus melupakan masa kelamnya dan membahagiakan putrinya. Namira tidak mau hal itu terjadi lagi.

TBC?

Pasti gaje yaa? Maklumi saja ff pertama. Jangan lupa Vote&Komen kasik sarannya bagi bagi ilmu ituu indah yaa kawan.
Monggo dibaca

Sekian dan TerimaKasih.

MY LOVELY BABYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang