4

6.6K 454 17
                                        

Hari ini,pertandingan bola basket pun dilaksanakan di gedung Prasatya,gedung olahraga. Ali sengaja mengajak Prilly untuk ikut bersama. Saat Ali ingin sarapan di kantin kemarin,tiba-tiba saja Prilly menghampiri dengan sebuah kotak makan di tangan kanan dan sebotol air mineral di tangan kiri.

Baru saja Ali akan melahap bakso-nya,Prilly menarik mangkuk itu dan menggantikannya dengan kotak makan milik Prilly dan botol air mineral Prilly.

Ali mengeryit dan menoleh,mendapatkan Prilly sedang duduk di sampingnya dengan senyuman turut menghiasi bibirnya. Baru saja,Ali akan berteriak namun melihat senyuman itu... Membuat Ali membisu dan mengurungkan niatnya untuk memarahi Prilly.

"Kamu itu,sudah terlalu sering makan yang beginian. Kamu gak tahu ya,kalau makanan seperti ini sangat tidak sehat untuk kamu." cerocos Prilly tiba-tiba tanpa melihat wajah Ali yang kelihatan sangat-sangat bingung.

"Lo kenapa sih?" tanya Ali dengan tatapan yang masih sulit untuk diartikan.

"Aku masakin kamu. Ali harus makan. Aku sudah masak ini dengan susah payah." ucap Prilly.

Ali mengangkat sebelah alisnya,"Memangnya,gue ada suruh lo buat masak?" tanya Ali dengan wajah sarkatiknya.

"Tidak. Tapi ini keinginan aku. Aku kan,suka Ali." ucap Prilly sambil membenarkan kacamatanya yang melorot.

Ali memutar bola matanya dengan sangat-sangat malas. Entah sudah berapa banyak suka yang dikatakan gadis ini. Ali sudah sangat bosan. Ali saja baru mengatakannya sekali. Suka,bukan berarti pacaran,kan? Bukankah,suka hanya mengagumi?

Ali lalu tersenyum penuh arti, "Oke. Gue bakalan makan masakan lo. Tapi dengan satu syarat. Gimana?"

"Satu syarat?"

Ali mengangguk. "Besok,gue ada pertandingan basket. Gue mau,lo ikut."

Prilly langsung membelalakkan matanya. "Ali,mau Prilly ikut?"

"Kenapa?" tanya Ali, "Oh... Jangan bilang kalau lo takut paparazzi?" tebak Ali dan benar saja Prilly mengangguk.

"Prilly, lo lupa dengan apa yang pernah gue bilang ke lo? Lo itu akan aman kalau sama gue. Lagian lo itu foto model sekarang. Jadi,lo santai saja."

"Ta-tapi..."

"Prilly suka Ali,kan?" tanya Ali dan Prilly mengangguk. "Bukannya Prilly mau lakuin apa saja asalkan bisa dekat sama Ali?" tanya Ali.

"Prilly suka Ali. Kalau gitu,baiklah." jawab Prilly sambil tersenyum.

"Bagus. Karena gue bakalan bosan banget kalau lo gak ada. Lo selalu mengundang kebisingan dalam hidup gue. Setidaknya membunuh rasa bosan yang dikepung cewek-cewek sinting itu."

Prilly terkekeh,"Kamu aneh. Seharusnya kamu senang karena banyak fans. Fans itu yang membuat kamu sekarang jadi lebih dikenal orang-orang."

"Lo gak ngerti. Gue kesel aja. Muka,tangan gue pernah tergores-gores karena dicakar dan muka gue pernah biru karena dicubit kuat. Gue sampek musti libur sebulan buat jadi foto model." Ali mendengus kesal,"gue sayang kok sama fans-fans gue. Tapi terkadang,susah bedain haters sama fans. Sama-sama perhatiin dan gue juga gak tahu yang selalu kasar fisik ke gue,fans atau haters. Jadi ya,kesal saja."

Baru saja Ali dan Prilly keluar dari mobil Ali,mereka berdua sudah diserbu wartawan yang ntah datang darimana.

"Ali,apa benar kalian berdua pacaran?"

ANTARA KITA DENGAN CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang