Hay ini pertama aku nulis cerita di wattpad... Semoga senang ya sama ceritaku:) maaf banyak kekurangan...
Selamat membaca❤
"Sayang ihh ngapain sih kamu mangap-mangap, mau ikutan makan juga yaa... Aaa dehh.." celetuk Pepe sambil mengayunkan sendok nasi ke arah poster Jackie Chan.
"Gak usah ngayal dulu neng, sini bantuin ibu nyuci baju!" teriak mamah Pepe dari luar kamar. Pepe yang sedang asyik sendiri langsung menutup telinganya.
"Mommy.. Kenapa gak bisa liat anak bahagia dikit kek."
"Hah?!"
"Pevita mau bahagia!"
"Hah?!"
"B-A-H-A-G-I-A!! Intinya Pepe gak mau disuruh nyuci kolor!"
"Hah?!" seketika mamahnya muncul dari balik pintu sambil membawa sapu lidi.
"Ihh apaan sih mah, Jackie Channya jadi kedempet kaget ahh.." dengan siaga, Pepe mulai merapatkan dirinya ke jendela kamar. Tanpa basa basi mamahnya langsung mengeluarkan jurus andalannya dengan sapu lidi dan dengan cekatan Pepe keluar lewat jendela.
----------
'Mamah kenapa sih gak bisa liat aku bahagia!' batin Pepe kesal. Karena tadi Pepe loncat cukup tinggi, celana pendek yang ia kenakan robek.
'Yahh robek, balik ke rumah lidi melayang... Ahh ada ide!' pikir Pepe cepat. Dia lalu lari dan tentunya dengan sangat hati-hati.
"Juned!!" teriak Pepe lalu menghampiri Juned yang sedang menyuci sepedahnya.
"Apasihh pe ah bikin kaget!" kata Juned mengelus dada. Pepe lalu memegang tangan Juned dan memasang muka memelasnya.
"Ned, kamu janjikan kalo aku ada masalah.. Emm.. Kamu mau bantuin aku?" kata Pepe sambil mengucek ngucek matanya seolah olah dia menangis. Juned melihat kondisi sahabatnya yang sedang buruk merasa sangat iba.
"Janji tetap janji dan meskipun aku gak janjipun aku bakal selalu bantuin kamu kok pe." Juned lalu memegang bahu Pepe. Pepe lalu menarik tangan Juned dan mulai membisikkan sesuatu.
"Boleh gak aku pinjem kolor kamu? Celana pendek aku robek, sekali ajaa.. Darurat nihh." bisik Pepe hati-hati. Juned yang panik lalu mendorong Pepe refleks hingga jatuh tersungkur.
"OGAH!"
"Aku tau kamu pasti bakal ngomong gini... Beda yahh ucapan sama tindakan... Hiks... Hal kecil aja kamu gak mau nolong aku!" rengek Pepe dan kedua tangannya menutupi mukanya.
----------
"Aku pake kolor ini aja ya ned gak apa apa kan? Cocok nihh warnanya kayak galaxy." senang Pepe dengan memamerkan kolor yang ia pinjam.
"Itu bukan galaxy, tapi luntur.. Ya elah gak bisa bedain.." sindir Juned sambil menyiapkan minum. Pepe hanya cemberut. Tiba-tiba bola mata Pepe membesar.
"Ini poster Baim Wong kan Ned?" kagum Pepe sambil menyentuh poster yang terpajang di dinding.
"Hooh." jawab Juned singkat.
"Ih ned, Pepe jadi syok plus ngeri." merinding Pepe. Juned yang asalnya sibuk sendiri lalu menghampiri Pepe dan menjitak kepala Pepe.
"Sembarangan aja ngomong.. Tuh poster buat nutupin Jendela yang bolong takutnya ada yang ngintip." tukas Juned.
"Ohh masih normal... Ned tau gak, aku ngebayangin aku jadi putri terus Baim Wong jadi pangerannya dan kita dansa di pesta.. Ehh mendadak Jackie Chan datang dan berantem sama Baim Wong.. Aku bingung dan dilema.. Mendadak ada Aliando yang ikut berantem memperebutkan aku gituu.. Ehh, aku terus diculik sama Sasuke... Keren banget yah Ned hidup aku." khayal Pepe dengan muka yang serius.
"Untung yah pe, cuman khayalan!" ucap Juned dan mempertegas kata 'Khayalan'. Pepe pura-pura tidak dengar dan membuat dirinya sibuk sendiri.
Tum tararatum.....
"Ekhm Hallow... Pepe disini."
'Pe, geng 'Shadow Girl' udah ada disini!'
"What? Duh lupaa... Oke Otewe!" Pepe lalu memutuskan sambungan telponnya.
"Pe.. Udah lah jangan berantem ala cabe-cabean lagi deh." cegah Juned. Pepe lalu memutarkan bola matanya.
"Ini bukan berantem biasa, ini pertarungan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hopeless Idols
RomanceMemangnya salah kalo fans terlalu antusias dengan idolanya? Kata orang itu bisa dikatakan penguntit.