"Awww..." kaget Pepe sambil meringis kesakitan. Poster yang tadi ia gulung menjadi gepeng karena tak sengaja di tekan saat jatuh.
Pepe lalu mendongak ke atas ke arah seseorang yang telah menubruknya. Ternyata bukan hanya seseorang yang dilihatnya, tetapi beberapa orang yang ada di depannya. 'Gawat, gang lagi sepi.' batin Pepe khawatir.
"Wah wah gak nyangka yah ketemu lagi." Ujar Neva. Dia lalu merebut poster yang ada di tangan Pepe. Pepe yang tak mau hanya diam saja, merebut posternya. Karena tak ada yang mengalah, posternya kemudian robek terbagi dua.
"Mau apalagi sih?!" bentak Pepe. Neva hanya tersenyum sinis dan melihat poster yang terbelah.
"Waw.. Sammy Adrian, pasti lu beli poster ini dikota kan?" sinis Neva sambil meninggi-ninggikan tangannya yang sedang memegang poster.
"Gak ada urusannya ya sama kamu. Kenapa? Syirik? Bocah sok ngota kayak kamu gak akan bisa beli ini poster..." bisik Pepe sambil tertawa mengejek. Neva mendengus kesal.
"Sadar gak sih? Lu lagi sendiri! Gak ada balad sama sekali.. Dan masih berani ngomong kayak gini? Wah wah.. Pantes lu jadi ketua Barbie." ucap Neva dengan nada kemenangan. 'Bener juga sih, duh.. Aku kan cuman sendirian. Mereka bisa aja ngapa-ngapain aku. Tapi.. Ini masalah harga diri. Nyawa lebih penting pe. Gak nggak.. Percuma hidup tapi dikucilkan.' batin Pepe benar-benar bimbang.
"Kok diem? Takut heh? Oh ya, tuh poster kan beli di kota kan? Pasti lu punya banyak uang. Bagi-bagi dikit dong." ujar Neva namun dia mencengkram tangan Pepe. Pepe langsung melepas cengkramannya.
"Gak ini gak beli di kota, tukang klontongan yang suka lewat depan rumah..... Ya aku be... Beli disitu... Ya udah aku banyak urusan... Ya... A.. Aku maafin kejadian tadi... Aku.. Aku pamit pulang." ucap Pepe terbata-bata.
"Eits gak usah terburu-buru gitu... Kita kesini kan mau pada main bareng ketua Barbie." ucap Neva sambil menjentikkan jarinya.
"Ma... Emm.. Main Ap.. Apa?" kata Pepe yang sangat ketakutan.
"Barbie-barbiean." bisik Neva, menang.
"Tenang.. Kita udah bawa alat-alatnya.. Ekm.. Gunting, lipstik, bedak, pensil alis, balon, baju bekas, dll... Tapi kita harus buat si barbie diam dulu." sinis Neva sambil melirik ke arah Pepe yang sudah ketakutan setengah mati.
----------
"Duhh si Pepe mana sih lama banget." ujar Juned yang sedari tadi mondar mandir tak karuan. Beratus-ratus sms untuk Pepe, namun tak ada satupun yang membalasnya.
"Katanya mau comblangin aku sama si Nining, kembang desa sini." ujar Juned kesal. Dia lalu merapihkan rambutnya yang sengaja di pomade.
Kini Juned merasa dirinya ganteng. Dengan kemeja warna merah fanta, dipadukan dengan celana levis yang ketat, dan tak lupa sepatu pentopel hitam mengkilat. Juned yang sudah tak sabar menyemprotkan parfumnya dan mengambil setangkai mawar merah lalu pergi menyusul Pepe.
----------
"Pepe ya ampun!" teriak Juned yang melihat sahabatnya sudah pingsan di gang yang sepi.
"Tolong.. Ned..."ucap Pepe yang sudah sangat lemas, kemudian gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hopeless Idols
RomanceMemangnya salah kalo fans terlalu antusias dengan idolanya? Kata orang itu bisa dikatakan penguntit.