Keputusannya?!

39 2 0
                                    

Pepe merebahkan dirinya di atas kasur kamarnya. Dia lalu mengambil ponselnya yang berada di dalam tas rajutnya. Tiba-tiba secarik kertas jatuh dari tasnya, refleks Pepe mengambilnya dan membukanya.

"Eww... Ini kan nomer hp si Jaka, tadi kan udah dibuang... Kenapa ada lagi?" kesal Pepe. Dia lalu melihat tas rajutnya. 'Pasti nyangkut di tas rajut elegan aku.' batin Pepe.

Pepe lalu mencari kontak Juned di ponselnya dan menelponnya. Dia hanya butuh beberapa detik dan tersambung.

"Junedd.... Aku..."

"Pe, hari ini aku seneng banget!" Jawab Juned dari seberang.

"Kenapa, ada apa?"

"Aku jadian sama Nining!"

"Wah ya?"

"Ya iya lahhh keren kan?"

"Biasa aja."

"Kamu tuh kenapa sih Pe... Kamu gak suka liat aku sama Nining? Ternyata dugaan Nining tuh bener ya Pe!" kesal Juned.

"Ihh apaan sih Ned, serius banget."

"....."

"Ned, aku cuman bercanda... Ngapain sih dianggap serius... Aku turut seneng, sahabat aku seneng, aku juga seneng dong.." tawa Pepe diselimuti rasa haru.

"Ya kamu sih.."

"Hehe.. Maaf.. Oh ya, gak leluasa nih ngobrol lewat telpon gini, ngabisin pulsa.. Gimana kalo kita ketemuan?"

"Bisa! Sekarang yah di pertigaan rumah Nining.. Dahh.." Sambunganpun terputus.

Pepe lalu menatap kosong ke poster Jackie Chan. "Om Jackie, Juned kok kayak yang berubah yah? Atau cuman perasaan Pepe aja?"

----------

"Pe! Juned disini!" teriak Juned dengan nada imutnya. Pepe yang melihatnya dari kejauhan langsung menghampirinya dan duduk di sebelah Juned.

"Ada apa sih pe?" tanya Juned yang penasaran.

"Leana sama Sammy resmi pacaran." jawab Pepe lesu sambil menyodorkan koran kepada Juned.

"Ya terus?" Juned lalu mengernyitkan dahinya. Pepe lalu memutar bola matanya.

"Eww.. Gak peka banget sih jadi orang, secara tuh aku suka sama Sammy.. Suka banget! Mendadak nenek Leana dateng dan merebut semuanyaaa! Gak ada istimewanya tau gak dari dia, bukan bule tapi rambutnya sok diwarnain gitu..."

"Sssttt.. Pe kamu apaan sih? Cobalah berfikir realistis, itu cuman khayalan.. Duhh kamu gimana sih pe? Terlalu punya dunia sendiri!"

Tiba-tiba ponsel Juned berdering...

"Ekhm... Hellaw kelinci ijoku." ucap Juned berlaga imut.

"........."

"Oh okay, aku OTW yahh!"
Juned lalu menutup saluran telponnya. Pepe yang sedari tadi bengong semakin bingung.

"Juned jadi...."

"Sebentar yah Pe, aku ada janji sama Nining.. Dahh."

----------

Pepe berjalan menelusuri gang. Sendalnya tak luput menyapu debu di sekitar gang. Ketika sedang tertunduk lemas, ada sepasang sepatu di hadapannya. Kepalanya mendongak ke atas untuk melihat siapa pemilik sepatu itu.

"Kamu.... Kamu Dzaka!" pekik Pepe.

"Ciee masih inget aja sama aku, kangen yahh?"

"Eww gak banget!" ucap Pepe yang jual mahal. Dzaka hanya mengernyitkan dahi.

"Kamu mau ice cream?"

"Gak!"

"Kenapa?"

"Tar ada obat biusnya kayak di sinetron sinetron." sinis Pepe.

"Kalo ditraktir?"

"Ya udah deh kalo maksa!"

----------

Pepe dengan lahap memakan ice cream di pinggir warung sambil menatap spanduk iklan yang terdapat Sammy Adrian. Dzaka yang sedari tadi menatap Pepe semakin bingung.

"Pe, kamu suka banget sama Sammy Adrian?"

"Banget."

"Kenapa?"

"Yaaa semua orang yang liat juga Sammy itu ganteng lahhh.... Sekedar info, aku mau ke kota.. Mau ketemu Sammy."

"Kamu yakin? Sekolah kamu gimana?"

"Keputusanku sudah bulat."

"Nekad yah.."

"Semua orang bisa berubah saat dia jatuh cinta." ucap Pepe dengan sok bijak. Dzaka hanya terkekeh.

"Itu kenapa saat seseorang jatuh cinta dia gak peduli orang terdekat di sekitarnya, padahal kalau sudah patah hati, baru nyari orang terdekatnya."

"Hellow maksud kamu aku kayak gitu?"

"Mau." Pepe kesal dengan ucapan Dzaka. Tiba-tiba ada seorang laki laki yang menghampiri mereka berdua.

"Dzaka ayoo sekarang kita pulang." ucap lelaki itu.

Heyyyy maaf yah baru update sekarang hehe.... Soalnya ada kesibukan lainn... Author janji deh sering update hehe... Makasih kalian, vote sama comment yaaa takutnya ada kekurangan...♥♥♥

Hopeless IdolsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang