Bagian 8

20K 1.5K 49
                                    

Tidak di sangka, perempuan yang waktu itu membuat Thomas kesal beberapa hari kemudian menjadi anak baru di sini. Tidak mengejutkan bagi gue kalau dia langsung dekat dengan Adlan, Mark juga Adlina tapi bagi Thomas, itu hal yang aneh. Apalagi belakangan ini, grup kami menjadi jarang melakukan kegiatan seperti biasa. Karna perempuan itu dan kekacauan yang ada di grup kami.

Thomas dengan beraninya, dia membuat rencana sendiri untuk membully perempuan yang bernama Ashley itu. Sebenarnya, gue tidak takut hanya saja gue malas ikut campur apalagi kalau nanti masalahnya, bisa membuat persahabatan kami berantakan. Gue tidak mau kehilangan sahabat untuk kedua kalinya, atau tiga. Entahlah.

Ya, mungkin otak gue yang jail atau apa. Walaupun gue bilangnya tidak mau ikut campur, tetap saja gue menyarankan sesuatu hal yang benar-benar kejam. Tapi, gue yakin itu tidak sepenuhnya terjadi. Mempermainkan Ashley, itu saran dari gue dan sepertinya gue harus minta maaf ke Ashley secara pribadi.

Waktu itu, bukan maksud gue untuk mendengarkan pembicaraan orang lain. Niat gue itu mencari mereka berdua, tapi tidak di sangka gue mendengar semuanya. Mengenai kalau Ashley adalah adik kandung dari Adlan juga Adlina. Itu terjadi begitu saja, bukan karna kesengajaan.

Gue mengikuti Ashley yang menuju atap sekolah. Dia tidak menangis, cukup menunjukkan kalau dia perempuan yang kuat atau memang dia tidak suka menunjukkan tangisannya. Berapa menit gue membiarkan dia menyendiri.

Di saat menurut gue sudah pas, gue menyapanya, "Hi,"

Ashley menarik nafas lega "Gue kira tadi siapa,"

Ternyata dia terkejut.

"Hehehe sorry, sepertinya kita belum pernah kenalan secara resmi ya,,"ucap gue untuk mencairkan suasana "Ricky,"

Ashley menerima uluran tangan gue dengan heran "Ashley,,"setelah melepaskan jabatan tangan kami, baru ashley bertanya dengan heran "Bukannya kita udah kenal ya kak?"

Gue tertawa kecil mendengar pertanyaan polosnya, "Iya memang, gue cuman mau ngehibur lo. Gue lihat tadi lo di marahin Adlan, ya kan?"

"Jadi kakak lihat kak Adlan marahin gue?"Panik Ashley.

Gue mengangguk "Gue ngerasa hubungan kalian benar-benar dekat,"

"Kak Ricky sendirian yang dengar?"Tanyanya yang masih panik.

"Iya gue sendiran,,"jawab gue, gue memikirkan terlebih dahulu apa yang harus gue katakan, "Lo bisa tenang tentang pertandingan ini, enggak mungkin Adlan atau Thomas ngebiarin orang yang disayangnya disakitin orang lain atau di ambil orang lain,"

"Thomas? Memang gue termasuk orang yang disayangnya apa?"Tanyanya tidak percaya

Gue mengangkat bahu "Gue belum bisa mastiin itu dengan pasti tapi ngelihat dia tadi gue yakin dia bakalan berjuang buat menang,"

"Yeah, gue harap kita menang karna gue enggak mau dengan Daniz,,"ucapnya yang masih tidak yakin, dia terdiam beberapa saat. "Kakak dengar apa aja tadi?"

Dia baru sadar tentang ini, "Ohh itu, lo enggak perlu cemas gue bakalan diam aja kok,,"gue melihat dia yang memperlihatkan wajah tidak mengerti yang membuat gue berdecak, sama aja dengan Adlan, "Gue tau rahasia lo, siapa diri lo sebenarnya,"

Ashley terdiam beberapa saat, mungkin mengartikan tentang ucapan gue. Baru matanya membesar, dan terlihat panik. "Kak Ricky serius?"

Ah, ternyata benar. Dia juga suka berteriak sama dengan Adlina. Memang banyak kemiripan dengan Adlan dan Adlina, kira-kira bagian mana yang mirip dengan kakaknya satu lagi, Revan? Bodohnya juga lemotnya gue dan Thomas yang tidak menyadari semuanya.

AftertasteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang