Beberapa hari ini, gue akan berlibur sekaligus mencari. Mungkin saja dia ada disana. Adlan mengajak kami untuk berlibur ke california. Kalian pasti sudah tahu tentang ini. Gue disana bukan hanya untuk berlibur tapi mencari.
Gue mendengar info katanya disana dia tinggal kalau belum pindah. Gue berdoa, dia belum pindah dari sana. Gue masih gagal mencari nomornya.
Hari pertama gue disini, gue di temani Thomas yang masih sedih karna di tinggal Ashley yang entah kemana tapi gue yakin kalau Ashley masih disini. Dengan bantuan nama keluarga Adlan, beruntung gue memiliki sahabat yang nama keluargnya sudah di kenal di negara ini. Jelas saja di kenal, kakek dan neneknya Adlan tinggal disini.
Sebutin aja nama keluarga Adlan, ujungnya saja. Di jamin kalian akan dengan mudah mendapat akses informasi. Selain mereka takut, mereka juga ingin bisa bekerja sama dengan keluarganya Adlan.
"Haruskah gue pakai ginian?"tanya Thomas risih melihat pakaian yang gue berikan.
Bukannya mau menyamar, tapi kalau gue ketemu dia. Gue mau memberikan kejutan dan mau gue yang duluan melihatnya bukan dia. Jadi, kami harus menyamar agar dia tidak mengenal kami.
"Sabar aja, ini semua demi sahabat lo,,"ucap gue dengan senyuman yang sangat lebar.
"Kapan Emily datang? Atau orang yang kasih info ke lo itu salah, udah 2 jam kita disini,,"kesal Thomas.
"Bentar lagi, dan lo diam. Kalau menurut info, sebentar lagi dia disini,,"ucap gue.
Menurut informan gue, dia akan nampil di cafe ini. Tentunya dia akan menyanyi, tapa informan gue bilang jangan terlalu berharap karna mungkin saja dia salah orang. Muka seseorang yang baru kelas 3 SMP pastinya sudah berubah sekali sekarang yang sudah 3 SMA.
"Kalau lama-lama mendingan gue pulang,,"ancam Thomas.
Gue segera menyimpan kunci mobil yang dia letakkan dia atas meja. Salah sendiri, "Gue janji, kalau lo temanin gue dan bantuin gue. Gue janji, bantuin lo buat Ashley maafin lo,"
Thomas melihat gue, "Serius lo?"
"Iya,,"tapi sayangnya tidak. Berusaha aja sendiri, salah dia yang mengucapkan sesuatu yang tidak di pikirkan terlebih dahulu. Biarkanlah Thomas berjuang sendiri, ini baru sahabat yang baik.
Gue melihat Thomas yang mengeluarkan HPnya. Bukannya Ashley HPnya mati? "Lo mau nelpon siapa?"
"Informan yang lebih terpecaya,,"jawabnya.
Wah, sepertinya Thomas memang pecaya dengan ucapan gue. Gue hanya melihat dan mendengar, dia yang berbicara dengan informan yang katanya terpecaya.
"Emily Kate Angela,,"dia melihat gue, "Oke, Thanks,"
Gue menaikkan satu alis, "Apa kata informan terpecaya lo?"
Thomas tersenyum misterius, dia melihat ke arah luar. "Dia lagi turun dari mobilnya,"
"Serius?"ucap gue tidak percaya dan sepertinya kekuatan.
Thomas mengangguk, "Ternyata informan lo enggak php,"
Gue menarik napas dalam-dalam. Mencoba mencari kata sapaan yang terdengar biasa saja. Apa yang harus gue lakukan? Apa gue langsung menyapanya saja? Kenapa gue jadi seperti perempuan yang heboh ketemu seseorang yang dia sukai?
"Lo kenapa diam?"tanya Thomas heran.
"Diam Thomas, gue lagi berusaha memimirkan rencana,,"jawab gue.
Kenapa gue jadi bingung? Kenapa gue jadi bimbang? Ini bukannya yang gue cari? Dia bukannya seseorang yang gue cari kemana-mana? Kenapa gue jadi seperti ini? Ini akibat menjadi Ricky yang berbeda dari biasanya, jadinya sudah tertanam di sini. Seharusnya gue menjadi laki-laki yang gentleman, keren dan cool.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aftertaste
Teen Fiction"You don't like me again? Cool, cause I don't wake up everyday to please you." - Ricky Matthew I'll leave you with the memory and the aftertaste. Catatan sebelum membaca : Tanda baca masih berantakan dan ceritanya gak jelas:)