[Chap.2] PENCARI

132 12 0
                                    

Dengan langkah menari, Mayura menyebar senyuman sempurna takjub.

"Luar biasa! Apa ini yang namanya ibukota kerajaan?"

Arly bingung "..iya, begitu lah,"

"Aku tak percaya bisa sampai disini, padahal bukannya jarak dari pusat kerajaan dan Ibukota terbilang sangat jauh?"

"Tidak.. tidak seperti itu," Arly jadi enggan menjawabnya. Selama ini dia sudah melakukan perjalanan jauh kemana saja. Melangkah kan kaki diIbukota seperti ini bukan lagi hal baru untuknya.

"Ini kali pertama ku," gumaman Mayura membuat Arly menoleh, "rasanya sulit dipercaya, aku bisa keluar dari istana."

Bulir kristal dari dalam matanya, mulai keluar kecil. "Akhirnya aku bisa melakukan nya, melihat rakyat ku dari dekat.."

"Ojousama.." Arly yang ingin bergerak, untuk menenangkan tuan putri nya itu dari rasa sedih, terabaikan Mayura.

Gadis 16 tahun itu, mengelap kasar air matanya. Merubah cepat air muka nya, menjadi kilasan senyum ringan. "Ayo. Arly-kun! "

Walau masih diliputi tanda tanya dalam benak Arly, lelaki itu mengiyakan saja ajakan tuan putrinya. Dia tak tau apa yang dipikirkan Mayura saat ini, tapi yang jelas.. Arly akan berusaha untuk tidak menanyakannya lebih lanjut.

"Aku ingin membeli sesuatu dulu sebelum kita melanjutkan perjalanan. " Mayura mulai bicara, "apa ada yang ingin kau beli, Arly-kun?"

"Tidak. Aku akan menemani mu saja Ojousama."

"hahh~ terserah kau sajalah.." belum selangkah Mayura berjalan mendadak ia berhenti di tempat tak bergerak.

Melihat itu, Arly jelas saja bingung "Ojousama...?"

"ah, sepertinya aku mulai lapar. Bagaimana kalau kita makan udon terlebih dahulu? Aku dengar makanan itu terkenal dikalangan rakyat jelata. "

"Makanan itu memang terkenal, karena isi nya yang langsung mengenyangkan perut. Ojousama bisa tahan lapar selama berhari-hari, jika menyantap makanan itu."

"Rakyat jelata memang pintar ya," Mayura meringis, "bisa membuat makanan seperti itu,"

"Tidak juga, mereka hanya ingin menciptakan makanan yang tahan lama di perut. " Arly jadi kesal mengetahui bodohnya para orang-orang yang membuat makanan aneh itu.

Mayura tertawa melihat ekspresi kecut Arly disana. "Benarkah begitu? "

"Memang benar begitu, Ojousama..."

Sejenak Mayura memiringkan kepala sadar, melirik Arly disampingnya. "Arly-kun? Bukankah, sudah aku bilang.. panggil aku Mayura saja, "

Arly tersentak, "Itu...aku tidak bisa.." dengan tegas Arly menjawab "aku ini seorang pelayan, mana mungkin aku memanggil tuan ku, dengan namanya saja,"

"Tak perlu sungkan, kita sedang berada diluar kerajaan sekarang, jadi kau boleh memanggil ku dengan nama apa saja,"

Arly menatap tuannya tak percaya, "maaf, Ojousama.. tolong jangan katakan 'apa saja' , aku takkan mengizinkan siapa pun bertindak seenaknya padamu."

"Kau ini salah tanggap Arly-kun," kembali Mayura melanjutkan jalan, "jika orang lain, aku takkan pernah mengatakan ini pada mereka. "

"Maksudnya?" Arly bertanya heran, mengikuti Mayura dibelakang.

"Tentu saja itu hanya kau." Mayura tersenyum menoleh kearah Arly. "Terima kasih sudah mengantar ku sampai sini. Aku terbantu sekali,"

"Ojousama, apa yang sebenarnya kau pikirkan?" Arly bertanya heran, melihat Mayura yang sudah tak lagi ia pahami. Tiap perkataannya jadi aneh terdengar. Tentu saja, untuk seorang Arly menyadari ini semua sudah jadi asupan tiap harinya saat ia masih berjibaku berlatih bela diri sebelum ia terjun menjadi pengawal anggota istana.

Mayura-san (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang