[Chap.7] PEMANDIAN

104 6 0
                                    

"Jadi nama mu Gerry—apa tadi?"

"Lorentz, Gerry Lorentz."

"Ooooohhhh!!!" Lima orang di depan nya mengangguk-angguk paham dengan tangan mereka memegang dagu yang entah kenapa kompakkan. Membuat lelaki remaja bernama Gerry itu menatap risih karenanya.

"Memang nya ada ya..,portal yang bisa membuat orang dari masa depan menuju ke masa sekarang?"

"Itu bisa saja." Phiesaka yang menjawab ketika kernyitan di dahi Mayura, Arly dan Reo tertera tak meluruh. "Ketika dalam fase bulan purnama dan kebetulan tenaga dari supranatural yang biasa kita sebut sebagai energi sihir akan membuka sebuah portal, entah dimana, yang dapat kita masuki tanpa ada dari tubuh kita yang akan mengalami kecacatan."

"Kecacatan?"

"Maksud mu, sebagian anggota tubuh kita akan menghilang?" Mayura tanpa cemas mendengar nya.

"Aku tidak tau juga, aku hanya dengar dari para orang-orang di tempat ku berlatih pedang, dan...kejadian ini cukup langka yang hanya sedikit orang mau menjadi kan ini sebagai topik obrolan mereka."

"Begitu," gumam Reo dan Arly tanpa sadar bersamaan.

"Jadi lo pada percaya gue dari masa depan kan?" Gerry menyahut. "Aneh juga, kenapa gue bisa keseret kemari, padahal gue di dunia sebelumnya adalah salah satu cogan sekolah yang terkenal, kenapa ini semua sulit sekali di percaya? Gue khawatir aja, fans-fans gue nanti pada nyariin gue lagi,"

"Dasar sampah," Elios bergumam.

"Mungkin dunia nya membuang nya kemari," timpal Reo membuat tentu saja, Gerry marah.

"Gue gak sepecundang itu sialan!" Gerry melotot lucu, "gue tuh salah satu murid jenius! Asal lo tau aja yaa,"

"Lalu..kenapa kau bisa jatuh kemari? Apa kau melihat sesuatu yang aneh, seperti penampakan atau apa?" Mayura berusaha bertanya hati-hati, tapi entahlah, Gerry merasa sedang di intimidasi.

"Gue lagi di hukum dan disuruh ngambil sapu di gudang belakang sekolah, gak tau nya bisa jatuh nyasar kemari,"

"Lo bukan alien kan?"

"Tentu aja bukan!"

"Kalau begitu ya sudah," Arly bangkit dengan tanpa di duga. "Selesai sudah istirahat kita, ayo kita jalan lagi, mumpung masih siang dan sebentar lagi petang."

"Oh iya!" Phiesaka sadar yang langsung memperhatikan sekeliling. "Ada sekitar beberapa kilometer lagi kita akan memasuki pedesaan kecil di sekitar hilir sungai, untuk bermalam nya, kita bisa menyewa tempat di penginapan kecil."

"Itu ide bagus, ayo kita jalan." Elios bangkit, diikuti Mayura yang kini sedang berlari kecil mengikuti Arly dan terakhir Reo yang kini mau mengekori Elios di depan nya.

Reo agak peka, "bagaimana dengan si-manusia-dari-masa-depan-itu? Kita tinggalkan saja?"

"Dia tidak ada urusan dalam perjalanan kita. Sudah! Biarkan saja!" Dengan jutek Phiesaka membalas yang dengan langsung membuat Gerry melongo tanpa suara.

Setelah lima kali mereka melangkah, suara teiakkan Gerry otomatis menginterupsi mereka. "Apa yang lo pada lakuin ke gue?! Ninggalin gue gitu aja???! Tega! Kalo gue mati kelaperan disini gimana???! Gue mau pulang! Tolong balikin gue ke masa depan! Plisss!"

"Kau kira kita ini penyihir?" Elios yang menyahut. "Jika ingin kembali, pergi cari saja penyihir hebat untuk membantu mu kembali ke masa depan."

"Gue mohon. Lo pada tega banget sama gue, gue manusia lo manusia, manusia butuh teman buat bertahan hidup, lo pada kan teman gue, tolong gue, walau pun gue gak tau penyihir itu ada atau enggak, setidaknya gue ikut boleh? Gue gak mau sendirian~"

Mayura-san (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang