[Chap.3] KERIBUTAN

121 12 0
                                    

Beberapa pasukan kerajaan mulai merebah keseluruhan wilayah kerajaan Aussi dalam sekali tebas. Kegencaran mereka yang dengan cepat menyebar untuk mencari informasi adalah sebuah kesulitan bagi Mayura dan Arly sekarang.

Bukan hanya itu, Arly hampir tak percaya saat melihat kesekitar, gambar lukisan Mayura yang berwarna hitam putih sudah memakan tembok rumah warga kegenaraan Aussi hanya dalam hitungan menit.

Menyadari itu, Arly mendadak merinding, mengingat jika benar Matsuya si pangeran calon raja negara besar ini mengambil tindakan untuk mencari adik nya si tuan putri. Arly takut bila mana nanti menghadapinya, apa dia akan dapat hukuman mati? Bisa jadi begitu, mengingat seberapa berambisinya Matsuya ketika dulu ada seseorang ingin mencelakai nya.

Arly masih ingat jelas. Waktu itu, dengan tanpa beban, dia menjatuhi hukuman mati yang langsung dipertontonkan ke khyalak. Mau tak mau, Arly harus mengakui jika mereka sekarang adalah...... BURONAN kerajaan.

"Astaga.. dia memasang poster mu dimana-mana." Arly berdesis, menelan salivanya agak gugup seraya melongok dari balik tembok pasar. "Apa yang akan kau lakukan sekarang?"

"Memang nya apa yang bisa aku lakukan?" Pertanyaan polos gadis dibelakang nya, membuat Arly jatuh kesal dengan kemungkinan terbesar mereka pasti tidak akan bisa keluar dari pasar hidup-hidup melihat banyaknya prajurit yang menyebar dan berjaga disana sini.

Ini sulit.. "benar, kau atau pun aku tak bisa melakukan apa-apa, lebih baik kita menyerahkan diri saja, dari pada bersembunyi tak jelas begini, "

"Apa?! Kenapa begitu? Aku bahkan belum bertemu dengan Ibuku, jangan bercanda Arly! "

"Kau juga sendiri tak bisa melakukan apa-apa, bagaimana dengan ku, hei ayolah, kita pulang saja.. lagi pula, kita juga bisa membawa semua makanan yang kau pilih dengan hatimu itu sebagai oleh-oleh kekerajaan. "

"Arly.. kau ini kerasukan apa sih? Bukan kah kau yang tadi, menyuruh ku untuk meninggalkan semua disini. Tolong jangan berkata macam-macam. "

"Semula ku kira tidak akan seketat ini, kau tau? Sepertinya semua prajurit istana di giring keluar untuk lebih cepat menemukan kita. Dan juga, jangan lupa poster wajah mu itu, kau sekarang adalah salah seorang anak yang hilang, "

"Jangan mengejek ku," Mayura manyun, "Kau sendiri, penjahat penculikan nya, "

Menyadari itu, Arly menjadi lemas "kau benar..." ia bergumam "aku penjahat nya, "

"Hei ayolah Arly, kau ini bisa dengan gampang menghabisi mereka bukan, tidak ada waktu untuk murung sekarang. "

"Aku penjahat..." sekali lagi, Arly bergumam, membuat Mayura yang melihat nya kesal,

Dari pada melihat keputusasaan dimata Arly, Mayura memilih mulai menyibak jubah coklat nya dan menarik tudung jubah tersebut hingga menyembunyikan rambut hitam kemilauan nya sepanjang betis. Dengan siluet rambut hitam mungil ia pasang di atas bibir nya, gadis cantik itu menjelma menjadi seorang pria dewasa dengan kumis lebat nya.

"Kau...sedang apa? " melihat tuan putri nya dengan aneh mulai menunjukkan tingkah laku nya yang diluar batas pengetahuan Arly, membuat lelaki ini agak sedikit merasa penasaran.

"Menyamar. " dengan enteng, Mayura menjawab tanpa keraguan.

Sentuhan terakhir, ia memakai kacamata berbingkai hitam. Jadi lah, om-om misterius.

"Dari mana kau dapatkan barang-barang itu?" Arly agak sedikit bergidik merinding ketika orang yang dikenalinya kini berubah sosok menjadi om-om mesum.

Mayura-san (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang