Calling Someone

114 7 0
                                    

"Seriusan lo gak bohong kan?!" Teriakan melengking disebrang sana membuat Rain menutup matanya sejenak karena kaget. Rain hanya bisa menghela nafasnya mengingat kebiasaan sahabat lamanya yang akan selalu heboh jika mendengar berita yang diucapkan oleh Rain sendiri tidak bisa hilang. Masih sama seperti dulu.

Hari ini dia memutuskan untuk mengabari sahabatnya yang kebetulan tinggal di kota yang sama dengannya. Sahabat yang ia tinggal pergi setelah kelulusannya di SD beberapa tahun yang lalu.

"Iya Kasheera Putri" balas Rain meyakinkan sahabatnya sembari menyebut nama panjangnya, Sheera.

"Wah gue seneng banget dengernya. By the way lo mau sekolah dimana?" Tanya Sheera.

"Papa udah daftarin gue di SMA Antariksa dan senin depan gue udah mulai sekolah"

"Demi apa lo?!!!! Gue juga di Antariksa sekolah!!" teriakan Sheera kali ini sukses membuat Rain tersenyum girang.

"Serius? Jadi kita satu sekolah? Akhirnya ada juga yang gue kenal"

"Semoga nanti kita satu kelas ya Rain. Gue udah kangen banget sama lo"

"Apalagi gue? Tiga tahun gue pindah, gue gak ada nemu sahabat kayak lo" timpal Rain. Kali ini dia lebih erat memeluk boneka kesayangannya yang sedari tadi sudah ada dipangkuannya.

Lily. Si Panda, boneka kesayangan Rain.

"Terus kembaran lo Axel sekolah dimana? Dia sekarang penampilannya gimana? Masih ganteng kan?" Cecar Sheera membuat Rain memutar bola matanya kesal.

Satu lagi kebiasaan yang tidak bisa hilang dari diri Sheera.
Dirinya yang tidak bisa berhenti untuk terlalu terobsesi dengan pesona kharismatik seorang Axel Rafandra, saudara kembar Rain.

"Axel? Dia biasa aja menurut gue, gak ada yang berubah. Masih nyebelin kayak dulu, mana tambah jahil lagi. Ya cuman sekarang dia tambah tinggi" jawab Rain setengah ragu mengingat masih banyak hal-hal gila yang sering Axel lakukan kepada Rain dan semua itu mampu membuat Rain meledak-ledak.

Namun sayangnya, Rain tak sadar bahwa sedari tadi Axel sudah berdiri di belakangnya. Tepatnya diambang pintu kamar Rain.

"Wah kayaknya kembaran lo tambah ganteng ya? Oh ya dia satu sekolah sama lo kan?"

"Engga. Kita beda sekolah Ra. Katanya dia mau sekolah di SMA Airlangga"

"Yah sayang banget, gue gak bisa liat dia deh"

"Sampai sini dulu ya Ra. Gue mau ke bawah dulu. Gue tutup nih teleponnya. Bye...."

"Okay. Titip salam sama Axel ya"

"Iya-iya nanti gue sampein."

Rain pun memutus sambungan teleponnya dan alangkah terkejutnya saat ia sudah melihat kembarannya berdiri dengan pandangan mengintimidasinya.

"Eh kak Axel? Sejak kapan berdiri disana?" Ucap Rain sambil memperlihatkan cengirannya. Walau dia tahu sekarang dirinya akan kena omelan habis-habisan dari kakaknya karena sudah bicara yang tidak-tidak mengenai Axel.

"Axel? Dia biasa aja menurut gue, gak ada yang berubah. Masih nyebelin kayak dulu, mana tambah jahil lagi. Ya cuman sekarang dia tambah tinggi" ucap Axel meniru sama seperti apa yang dikatakan Rain tadi.

"Eh Sheera nitip salam sama lo. Katanya sekarang lo pasti tambah ganteng" ucap Rain berusaha mengalihkan pembicaraan. Dia segera beranjak untuk keluar dari kamarnya tapi tanganya dicekal Axel.

"Lo harus nerima hukuman karena udah jelek-jelekin gue" ucap Axel dan tanpa aba-aba ia langsung menggelitiki pinggang Rain. Dia sangat tau bahwa Rain paling anti saat mendapat gelitikan dari siapapun.

"Ehh aduh duuh sorry. Stop!!!" Pekik Rain berusaha mengatur nafasnya karena sedari tadi ia tertawa tak hentinya.

"Ditungguin mama papa dibawah. Lo kalo disuruh makan susah bener" ucap Axel dengan jengkelnya

"Iya gimana gue mau turun kalo dari tadi lo terus gelitikin gue?" Balas Rain tak kalah jengkel.

"Yaudah cepetan. Gue duluan ya" ucap Axel dan beranjak keluar dari kamar Rain.

"Sana pergi hush hush. Dasar tukang ganggu!"

Dan begitulah kebersamaan diantara mereka. Adik kakak namun lebih tepatnya adalah saudara kembar.
Tak perlu banyak hal yang Rain inginkan jika rukun bersama saudara dan kasih sayang dari kedua orang tuanya mampu membuat dirinya merasa bahagia dan tentunya istimewa.

Dia pun tersenyum bahagia dan berucap, "Hujan, please turun hari ini."

RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang