The Beginning

80 6 0
                                    

Rain merebahkan dirinya diatas kasur empuknya. Rasa lelah mendera seluruh tubuhnya. Dan pastinya ia sangat merasa gerah karena panas. Cepat-cepat Rain mengganti bajunya dan segera turun menuju dapurnya untuk mencari sesuatu yang bisa membuatnya merasa lebih baik.
Minuman segar dan pikiran Rain hanya tertuju pada jus jeruk yang ada di kulkas dapurnya.

"How about the first day in your new school Rain?" Tanya Anna, mamanya Rain sembari membawa sepiring nasi goreng dan menghampiri Rain di meja makan.

"It's totaly great day today mom" ucap Rain sambil menghela nafas lega setelah menghabiskan minumannya sampai tandas tak bersisa.

"Ayo makan dulu" suruh Anna sambil meletakkan nasi goreng yang dibawanya tadi.

"Kak Axel mana ma?" Tanya Rain mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan.

"Belum pulang"

"Kalo gitu Rain tunggu kak Axel aja deh. Nanti mau makan bareng dia"

"Kalau gitu, mama keatas dulu. Makanannya mama taruh di rak makanan. Ingat makan ya sayang terus langsung istirahat" ucap Anna dan kemudian mencium puncak kepala Rain.

"Iya ma" ucap Rain mengangguk mantap. Ia memperhatikan langkah mamanya sampai beliau hilang dibalik tangga rumahnya.

Rain menghembuskan nafasnya sembari beranjak dari kursinya untuk meletakkan gelas minumannya di dapur.

"Kak Axel kemana coba? Padahal udah laper banget nih!" keluh Rain sambil memegangi perutnya. Ia masih setia menunggu kedatangan Axel.

Satu hal yang perlu diketahui bahwa Rain tidak akan pernah bisa makan sendiri tanpa bersama Axel. Setidaknya ia akan makan jika ditemani oleh kakaknya itu. Mungkin ini sudah menjadi kebiasannya untuk selalu bersama dengan saudara kembarnya.

Rain melangkah menuju pintu utama untuk menunggu Axel diteras depan sambil melihat keadaan halaman rumahnya.
Panas teriknya matahari membuat keadaan hari ini menjadi sangat panas dan tumbuhan disekitarnya menjadi layu bahkan ada yang mendekati zona tandus.

"Duh kok jadi tandus gini? Pasti gara-gara gak ada hujan nih" gerutu Rain saat melihat ada tumbuhan dihalaman rumahnya yang tandus. Ia pun mendongak keatas sambil menghalau teriknya sinar matahari dengan telapak tangannya. "Oh God, please buat hujan turun hari ini" ucapnya dengan penuh harap.

Lama tak kunjung datang, akhirnya Rain pergi menuju gerbang depan. Ia akan memutuskan untuk menunggu kakanya didepan sana.

Kini perhatian Rain kembali mengingatkannya pada cowok tadi pagi yang tersenyum ramah pada papanya.

Nampak gerbang rumah itu terbuka lebar namun digarasinya tidak ada mobil.

"Cowok itu belum sampai rumah" batin Rain dalam hati. Namun segera ia menggelengkan kepalanya berusaha agar tidak selalu memikirkan semua hal tentang cowok yang bahkan tidak ia kenali sama sekali.

Rain menyender dibatang sebuah pohon besar yang kebetulan ada didekat gerbang rumahnya. Beberapa kali Rain mengibas-ngibaskan tanganya karena kepanasan. Memperhatikan kendaraan yang lalu lalang didepannya. Tidak begitu banyak kendaraan yang lewat karena lingkungan rumahnya merupakan lingkungan kompleks perumahan. Tergolong sepi tidak seperti di jalan raya.

"Apa jangan-jangan kak Axel kesesat dijalan ya? Gatau jalan pulang makannya sampai sekarang belum sampai rumah?" Ucap Rain menggumam sendiri.

Pandangan Rain tak sengaja memperhatikan seorang wanita paruh baya yang sedang menyirami tanaman di halaman rumahnya. "Tante itu rajin banget nyiram tanaman siang-siang begini?" Batin Rain dalam hatinya. Alisnya mengernyit tatkala wanita itu memperhatikannya dan tersenyum kepada Rain.

RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang