Past Time

65 1 0
                                    

"Lo suka sama cewek baru itu?" Pertanyaan skakmat dari Ridho- teman sekelasnya membuat Azka melotot tajam kearah Ridho.

"Apaan sih lo" tanggap Azka cuek.

"Jujur aja Ka, lagian kita temenan udah dari SMP, jadi lo gak bisa bohong sama kita-kita" sambung cowok blasteran Australia-Indonesia yang sedari tadi hanya bisa angguk geleng, angguk geleng menanggapi percakapan dua teman dihadapannya. Siew.

"Sok tau lo berdua"

"Terus lo udah bisa move on dari cinta pertama lo itu?" Tanya Siew lagi membuat Azka memicingkan matanya.

"Jangan bahas dia lagi" ucap Azka malas. Bahkan rasanya, selera makan Azka menghilang karena Siew membahas masa lalunya.

"Gue pernah dengar kalo cinta pertama itu susah buat dilupain. Apa itu berlaku juga buat Audina?" pertanyaan yang sangat amat salah untuk bisa terlontar dari mulut Ridho. Bahkan ia menutup mulutnya karena sudah bertanya sejauh itu mengenai Azka dan masa lalunya.

Azka menghempaskan sendok dan garpu yang sudah ia pegang sedari tadi. Matanya menatap Ridho tajam. Bahkan rasanya Azka sedang menahan amarahnya untuk tidak membuat keributan dengan Ridho, sahabatnya sendiri.

"Gue udah berapa kali ngingetin lo buat gak bahas dia lagi. Jangan pancing amarah gue untuk buat keributan disini!" Desis Azka tajam. Ia bangkit dari kursinya, meninggalkan dua sahabatnya yang menatapnya dengan penuh rasa bersalah, terutama Ridho.

Mungkin Azka terlihat sangat marah, saat kedua sahabatnya membahas tentang masa lalunya. Tersirat rasa kebencian yang penuh dengan amarah saat nama itu terdengar oleh indera pendengaran Azka. Mengenai masa lalunya yang meninggalkan banyak kenangan untuk Azka. Namun jauh dalam hati, hingga sekarang Azka tak bisa melupakan semua itu. Ia selalu ingat dan akan selalu ingat dengan masa lalunya karena seseorang mengingatkannya.

"Lo sih, Azka jadi marah kan?!" Ucap Siew kesal. Ia menoyor kepala Ridho.

"Kok gue aja yang disalahin? Yang pertama kali nyebut masa lalu Azka siapa? Kan lo bego!!" Sergah Ridho tak mau kalah.

"Tapi kenapa lo bilang namanya oon! Lo tau kan Azka benci sama nama itu!"

"Sorry, tapi tadi gue refleks banget. Gue keceplosan buat bilang nama Audina"

"Tuh kan, lo bilang nama itu lagi! Emang dasar mulut lo ember banget!" Ucap Siew mencibir.

"Dari pada lo, mulut empang!"

"Ah, percuma ngomong sama lo! Sekarang lo itu harus mikir gimana caranya biar Azka gak marah sama lo"

"Lah, tadi dia udah marah goblok!"

"Lo lama-lama resek juga ya!"

"Hehehe... gue laper tau"

"Geblek! Urusin aja masalah lo sendiri. Jangan harap gue mau bantuin orang bolot kayak lo!" Saking kesalnya, Siew menoyor kepala Ridho dan hampir membuat Ridho jatuh dari kursi.

"Apaan sih lo?!" Ucap Ridho kesal. " Tapi tenang, nanti gue tinggal kasi coklat ke Azka, pasti dia mau maafin gue"

"LO KIRA AZKA ANAK TK?!!!"



***


Azka baru saja tiba di rumahnya. Namun setelah turun dari mobilnya, Azka memicingkan matanya melihat sebuah sedan berwarna hitam terparkir rapi di depan rumahnya.

"Mama, Azka pulang" ucap Azka. Namun sertibanya di ruang tamu, ia dikejutkan oleh seoranv tamu yang tak asing baginya.

"Tante Devi?" Ucap Azka terkejut melihat siapa yang bertamu ke rumahnya.

RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang