★13★

1.5K 79 7
                                    

Author 'POV

Dafa berjalan sempoyongan khas orang yang sudah bangun tidur nenuju toilet. Yah Dafa sudah pulang dari rumah sakit, ia di rawat selama tiga hari. Dan sekarang ia akan mandi dan berangkat ke sekolah seperti biasa.

Hanya menbutuhkan waktu lima belas menit bagi Dafa untuk menbersihkan tubuhnya. Ia pun sudah siap untuk mengejar ilmu sampai ke negeri China, ralat ke sekolah. Ia pun keluar dari kamarnya dengan menggendong tasnya sambil memutar-mutar kunci mobil yang ada di jari telunjuknya. Saat ia tiba di lantai dasar wangi masakan ala bi Odah tercium, Dafa melangkahkan kakinya menuju wangi itu sambil memejamkan matanya.

"Harum!!! Hadeh gue ngiler!!! Beh si bibi masak apa harum bener!!!" ucap Dafa yang masih berjalan sambil menutup matanya.

"Heupsm...heupsm! Kenapa harum nya berubah? wah tipuan nih pasti si bibi ngejebak gue!" saat Dafa menbuka matanya ia menemuka sebuat gumpalan daging yang sangat besar dan di tutuppi dengan kain yang sudah basah oleh keringat, yah benar itu adalah tangan bi Odah yang sangat montok dan selalu berkeringat. Dafa baru menyadari bahwa tadi yang ia cium adalah ketek bi Odah.

"Welehh! Den Dafa udah siap to, ni bibi buatin ayam kecap kesukaan aden!" ucap bi Odah dengan wajah sumringah.

"Bi! Parpum yang Dafa kasih ngak pernah di pake yahh?" tanya Dafa penuh selidik.

"Di pake kok den! Kalau mau keondangan aja." ucap bi Odah yang sedang menyajikan makannan untuk Dafa.

"Kenapa? Aden mau beliin lagi yah buat bibi? Ngak usah den masih banyak kok!" ucap bi Odah.

"Pake setiap hari lah bi, biar ngak bau!" ucap Dafa to the point.

"Aden kebauan yah?" tanya bi Odah menundukan kepalanya.

"Enggak gitu, cuman sayang kan bi! Kalau bibi ngak pake berarti bibi ngak nerima pemberian Dafa! Kalau ngak di pake Dafa ngak bakal beliin lagi lohh." ucap Dafa bohong sambil menyantap sarapanya.

"Iyah bibi pake! Sebentar yahh." ucap bi Odah yang berjalan ke kamar nya.

Bi Odah pun muncul dari kamar nya sambil kayang menuju kursi yang sedang Dafa dudukki.

"Hadeh ema gue dapet yang kaya ginian dari mana coba? Mantan akrobatik kali yah?!" ucap Dafa, matanya terus melihat ke arah bi Odah yang sedang kayang mengelilingi meja makan.

Bi Odah akhirnya selesai menampilkan bakat yang terpendam di dalam lubuk hatinya yang paling dalam. Dafa pun merapihkan baju seragamnya menggendong tasnya kembali dan berpamitan pada bi Odah.

~
Sesampainya ia di sekolah seperti biasa keadaan koridor selalu ramai tapi kali ini sepertinya keramaian hari ini tidak seperti biasanya, ia pun menembus kerumunan dan terlihat lah Vanila yang sedang melindungi tubuh Ririn yang sedang di lempari berbagai macam sayuran busuk dan juga telur busuk. Demi menyelamatkan Vanila dafa pun melangkah maju untuk melindungi tubuh Vanila.

Plookkkk....

"AAAAAAAAAAH!" semua murid menjerit.

Satu telur busuk mendarat dengan sempurna di rambut hitam pekat Dafa. Dafa menggeram dan melihat orang yang melemparri dirinya dengan telur busuk ia menatap tajam kearah perempuan itu- Fanesya, perempuan yang sok berkuasa dan berpenampilan layaknya seperti boneka Annabelle.

"Ada apa ini ribut-ribut?" ucap kepala sekola- Bu Nadin.

"Tuh bu! Cewek sok penguasa yang suka nya nindas dan buat onar lagi cari gara-gara." ucap Dafa menatap tajam Fanesya dan Fanesya hanya menundukkan kepalanya.

Ibu Nadin menberikan tatappan mautnya pada Fenesya.

"Fanesya, Ririn, Vanila, Dafa ikut saya!!!" perintah Bu Nadin.

Stay with MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang