IX.

9.1K 386 12
                                    

A good woman isn't interested in your money or your status
•Amari Soul•

Memasuki musim dingin, suhu Kota London yang berubah membuat masyarakat merubah pakaian agar lebih hangat di tengah-tengah suhu yang menurun. Di siang hari, udara dingin tidak seberapa, membuat beberapa orang berani menggunakan pakaian yang lebih tipis dari seharusnya.

Siang dan malam. Matahari dan bulan. Terang dan gelap.

Lain hal dengan jika matahari kembali ke peranduannya. Udara dingin sangat terasa, angin berhembus cukup kencang, menerpa kulit siapa saja, hingga sensasi dingin mengigit menjalar di setiap tulang.

Tidak banyak yang berubah menurut Morgan. Bahkan yang ada, pekerjaannya semakin menumpuk jelang akhir tahun. Diburu ke sana kemari oleh sekretarisnya untuk melanjutkan pekerjaan, seperti seekor kancil yang hendak melarikan diri namun selalu tertangkap.

Hanya udara dan suasana kota London saja yang berubah. Butiran salju baru turun kemarin, syukurlah belum cukup banyak untuk jalanan membeku.

Di akhir tahun, Morgan akan berkumpul bersama keluarga besar, makan bersama dan menghabiskan waktu libur sebelum gelombang kesibukan melanda. Tidak pernah tercatat Morgan menghabiskan akhir tahunnya dengan seorang wanita.

Morgan menghela napas pelan, menghentikan sejenak kegiatannya. Leon yang berada di sampingnya menyerngit heran, kemudian berjalan mengambil cangkir di atas troli.

Cangkir dengan cairan keemasan di dalamnya Leon letakkan di samping Morgan yang langsung dibalas dengan hal serupa yang dilakukan Leon sebelumnya.

"Kopi," ucap Morgan.
"Tidak Tuan. Anda lebih membutuhkan teh."
"Aku perlu kopi Leon."
"Anda harus memikirkan kesehatan Tuan."

Morgan melipat tangannya di dada, "Tubuh ini milikku. Jadi aku lebih tahu apa yang tepat bagiku."
Leon mengangkat alisnya, "Anda tidak mau bukan, mendengar Nyonya Emma menceramahi anda?"

Morgan mendengus kesal, membuat Leon tersenyum penuh kemenangan. "Dasar pengadu," umpat Morgan dengan pelan.
"Apa ada yang anda katakan, Tuan Morgan?"

Morgan menggeleng. "Tidak," ucapnya pelan sambil menyesap teh tersebut.

"Saya akan mengingatkan kembali jadwal anda," kata Leon yang ditanggapi dengan anggukan lesu. "Pukul 15.00 nanti anda akan pergi ke Roma," Leon melihat jam tangannya, "Sebelum itu, anda memiliki rapat dengan CEO Ace Emior Group pukul 12.30. Anda dapat bersantai selama 30 menit ini."

"Benar-benar..," gumam Morgan. "Bagaimana aku bisa bersantai dalam 30 menit sedangkan ada dokumen yang menumpuk di hadapanku?"
"Itu permasalahan anda sendiri," jawab Leon santai disertai senyum jahil. Alis Morgan berkedut, membuang napas kasar dan memilih untuk melihat keadaan kantornya melalui cctv.

Di telepon genggamnya, tampak beberapa tempat di kantornya tidak ada masalah. Hanya karyawan-karyawan yang sedang beristirahat dan makan siang. Karena merasa aman, Morgan terus menggeser layar teleponnya dengan cepat.

Pergerakan Morgan terhenti sejenak, ia menggeser layarnya ke arah sebaliknya, kembali ke bagian tadi.

Di bagian resepsionis, seorang wanita tampak berdebat dengan karyawan di sana. Morgan memperhatikan kejadian ini dengan seksama.

Wanita itu terlihat sangat marah, begitu pula dengan karyawan tersebut.

Morgan mengambil gagang telepon dan menekan nomor.

"Selamat siang Tuan Xavior. Ada yang bisa saya bantu?"
"Kenapa wanita itu?"
"Dia ingin bertemu anda. Namun namanya tidak tercatat dalam buku janji temu dengan Tuan."

Lucky BastardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang