cinta adalah sebuah kebetulan

1K 24 2
                                    

Pagi ini cuaca terlihat cerah meski semalam hujan terus terusan menguyur kota indah yang istimewa ini. Semburat cahaya sinar matahari mulai menghangatkan bumi. Kilauan sangsurya menambah indahnya suasana pagi.

Senandung merdu dari dalam rumah kecil namun terlihat rapi dan bersih mewarnai indahnya pagi di sebuah komplek Perumahan hijau dikawasan padat penduduk. Suara merdu itu berasal dari seorang gadis belia yang tinggal bersama ibunya. Sebut saja namanya Ramadania biasanya dia di pangil Nia. Dia pindah dari desa untuk melanjutkan studinya di kota gudeg ini.

Pembawaan yang ramah dan frendly membuat Nia disukai banyak orang. Wajahnya yang imut dengan lesung pipit di kedua pipinya menambah kesan manis yang sulit di ungkapkan.

Seperti biasa setiap pagi Nia berangkat kuliah mengunakan sekuter matik warna merah kesayangannya. Tak lupa ia kenakan helm standart SNI untuk melindungi kepalanya. Dengan senyum lebar dia sapa setiap orang yang ia simpangi di area komplek perumahan itu.

" Selamat pagi Pak Ahmat!! " sapa Nia kepada penjaga gerbang utama Komlek perumahan tempat tinggalnya.

" Selamat pagi Neng!, mau berangkat kuliah? " jawab pak Ahmat tak kalah ramahnya seraya membuka pembatas jalan di depannya.

Nia menganguk " iya , terimakasih Pak" ucapnya sambil melajukan sekuter matiknya.

" Sama sama Neng!!!! Hati hati di jalan!!!" teriak pak Ahmat sambil menutup kembali pembatas jalan itu.

Nia mengendarai sekuter matiknya dengan santai menuju kampus ternama di kota gudeg ini. Sesekali dilihatnya jam yang melingkar di pergelangan tangannya. " masih ada 45 menit"  batinya.

Tiba tiba dari belakan sebuah motor sport merah dengan kecepatan tinggi melintas mendahuluinya. Sekuter yang dikendarainya sedikit oleng, untung saja Nia bisa mengatasinya Namun belum sempat sekuter matik yang dikendarainya setabil lagi lagi sebuah motor sport warna hitam menyalipnya dengan kecepatan tinggi. Posisinya yang sangat mepet membuat sekuternya oleng dan jatuh kebahu jalan tepat di atas trotoar. Dengan geram Nia menatap motor sport warna hitam dengan setiker monster di ujung bemper dan helm yang dikenakan pemiliknya.

" Dasar kampret..!!!!! Lo pikir nih jalan punya nenek moyang lo apa !!!! Awas ya lo !!! Gue sumpahin lo suka sama gue !!!! " jerit Nia ketika motor sport itu menyermpetnya hingga jatuh terguling ke trotoar. Kakinya lecet dan sedikit memar. Baju yang dikenakan kotor terkena genangan air di bahu jalan. Dengan langkah tertatih dia coba membangunkan sekuternya. Sialnya jalanan lagi sepi, jadi nggak ada yang bantuin Nia membangunkan sekuternya.

Dengan perjuangan yang panjang dan melelahkan akhirnya Nia sampai di kampus kebangaannya.
Sesekali dia merintih menahan rasa sakit di pergelangan kakinya. Di sela sela usahanya berjalan keluar dari parkiran utaman di kampusnya dia melihat motor yang tadi menyerempetnya terpakir gagah bersama jajaran motor sport yang lainnya.

" oh jadi dia juga kuliah disini, liat aja lo mesti tangung jawab dengan apa yang lo buat ke gue " batin Nia dengan wajah sinisnya. Dengan langkah tertatih dia berjalan mendekati motor sport itu. Tidak perlu waktu lama bagi Nia untuk sedikit mengotak atik motor sport itu. " ternyata ada juga gunanya gue bantuin Mas Dodik di bengkel hehehe gue kerjain lo, rasain!!! Selamat bermogok ria hehehehehe!!! "  gumam Nia sambil beranjak pergi dari motor itu.

***

Pukul 12.30 tepat Nia keluar dari kelas terakirnya. Kakinya belum sembuh benar meski sudah di semprot dengan pereda nyeri. Meski dengan tertatih tatih Nia bergegas pergi ke parkiran untuk segera ke cafebreak tempat ia kerja paruh waktu.

Because Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang