Misi Kedua: Its Her.

1.9K 186 46
                                    

"Shanii!" Panggil Beby seraya menggandeng Ve untuk mendekati dua juniornya itu. Shani menoleh, senyumnya merekah melihat kedatangan orang yang ditunggunya sejak tadi.

"Kebetulan banget Kak Beby sama Kak Ve. Gre, aku ada urusan sebentar sama Kak Beby. Kamu sama Kak Ve dulu ya?" ujar Shani pada Gracia.

"E-eh kok aku sih?" Gracia kaget karena tiba-tiba harus menunggu bersama Ve.

"Sekalian aja kamu minta tolong Kak Ve buat bantuin tugas yang tadi. Sejam lagi aku temui ya di sini, daah~" Shani menepuk pundak Gracia, seperti memberikan semangat.

Beby dan Shani pun pergi entah ke mana, meninggalkan Gracia dan Ve berdua dalam diam.

"E.." Gracia ingin memulai percakapan namun takut Ve akan mematikan percakapan mereka.

"Gre ada tugas apa?" Tanpa diduga, Ve langsung to the point pada Gracia. Diperhatikan walau hanya sekecil itu oleh oshinya, membuat Gracia yang biasanya anggun di atas panggung, kikuk seketika.

"I-itu kak... Aku.. Ada tugas bikin poster... Tapi bingung.." Jawab Gre terbata-bata.

"Hmm, yaudah yuk masuk dulu ke sini, lagian juga tadi katanya lama mereka perginya," Ve menggandeng Gracia masuk ke salah satu cafe yang tak jauh dari tempat mereka berdiri.

Sesampainya di cafe, Gracia berinisiatif untuk menraktir Ve.

"Kak Ve duduk aja duluan, biar aku yang pesen. Mau apa?" tawar Gracia.

"Hmm... Aku Vanilla Milkshake aja deh, sama Strawberry Muffin,"

"Oke!"

Ve hanya tersenyum melihat tingkah juniornya itu. Sambil menunggu, Ve melihat-lihat isi paperbag Gracia. Ada beberapa bahan seperti origami, daun kering, kardus, dan semacamnya.

"Nih kak," Gracia meletakkan nampan yang berisi pesanan mereka berdua di meja. Gracia kemudian mengeluarkan sebuah notes tak bergaris.

"Anu.. Jadi gini kak... Aku.. Aku..." Gracia mendadak kikuk lagi setelah sempat bisa berbicara normal tadi, "jadi ada tugas bikin poster, temanya Revolusi Mental. Tapi aku bingung, harus bikin gimana. Aku nanya Shani, dia juga bingung. Jadi dia ngusulin buat ngajak aku belanja bahannya aja,"

"Hm begitu ya," jawab Ve dengan suara yang seketika membuat hati Gracia tenang, "udah coba gugling?"

"Udah kak, tapi aku takutnya plagiat kalo liat gugel..."

"Waah, bagus deh kalo kamu kepikiran gitu. Yaudah sini aku bantu ngonsep," Ve mengambil pensil kemudian menuliskan beberapa hal di notes tadi. Gracia memperhatikan dengan seksama, tak jarang ia merespon ucapan Ve.

Keduanya larut dalam diskusi, tanpa sadar Beby dan Shani sudah kembali menghampiri mereka.

"Greee! Udah belum? Pulang yuk?" Ajak Shani. Gracia dan Ve menoleh bersamaan.

"Shani abis dari mana sih? Lama banget," protes Gracia. Shani hanya cengengesan kemudian senyum yang #AdemBanget #AdemShani.

"Habis nyari buku sama Kak Beby hehehe. Gre sendiri gimana? Udah ada gambaran posternya?"
Gracia mengangguk sambil tersenyum lebar. Shani balas tersenyum sambil mencubit pipi Gracia.

"Tuh, bilang apa sama Kak Ve? Akhirnya kamu berhenti ngedumel gara-gara bingung hahahaha," goda Shani.

"Iih aku ga ngedumel kok Shan... Yaudah, makasih ya Kak Ve. Sekarang aku pamit pulang dulu sama Shani," Gracia membereskan alat-alatnya.

"Sama-sama," Ve tersenyum, menampakkan pipi mochinya yang terkembang sempurna karena tersenyum. Gracia mengigit bibir bawahnya, gemas ingin mencubit pipi sang senior tapi ia mengurungkan niatnya.

"Yaudah yuk Beb, kita balik juga. Ohiya, yang tadi jadi berapa Gre?"

"Ng... Ngga usah diganti, anggep aja kutraktir," Gracia tersenyum pada Ve.

"Waaah... Makasih ya Gre," Ve mengusap puncak kepala Gracia, yang sukses membuat pipi gadis penyuka ungu itu sedikit memerah.

Merekapun berpisah. Beby dan Ve kembali ke teater, sementara Shani dan Gracia pulang. Karena Gracia dijemput, agar hemat Shani pun ikut serta alias nebeng.

"Gimana Gre?" Tanya Shani di dalam mobil.

"Aaaa aku seneng banget, akhirnya bisa ngobrol bener-bener santai dan akrab sama Kak Ve... Untung aja tadi Kak Beby ngajak kak Ve. Coba kalo yang lain... Mungkin aku bingung nungguin kamu ngapain,"

Shani tersenyum kemudian menusuk pipi Gracia iseng. Gracia pun sewot yang berujung pertengkaran kecil yang ditertawakan ayah Gracia.

"Udah Gre, aku sampe sini aja. Makasih ya udah nganterin, sampe ketemu besok!" Shani pun turun kemudian melambaikan tangan pada Gracia.

"Besok berangkat latihan kujemput ya!" Teriak Gracia dari jendela mobil. Shani hanya tersenyum. Ia melangkah masuk ke dalam kostnya.

Setelah merebahkan diri di kasur, Shani teringat sesuatu. Dibukanya handphone yang tersimpan dalam tas, kemudian jempolnya mulai menari di LCD handphonenya.

***

To: Mickey Mouse
Fr: S

Sukses! Gracia akhirnya tidak kikuk lagi saat ngobrol panjang lebar dengan Kak Ve. Terima kasih ya Kak Beby!

つづく

Shanju: *nyari dialog*

Shanju: *nyari dialog*

Shanju: Ya Tuhan, jahat banget authornya... ga ada dialogku di sini.

Shanju: Authornya minta dibacok ya?

Gray: Ampun Bu Boss =[ chapter ini saya fokus ke Gracia sama Ve... soalnya saya ga bisa nulis dua pairing selain DesTa sekaligus =[

Gray: Oh iya, terima kasih untuk yang sudah vomment! Maaf updatenya kali ini agak telat, saya sibuk jagain Desy di rumah sakit, eh, maksudnya sibuk kerja sampe lupa publish updatenya (padahal udah diketik dari minggu lalu). Tenang aja, misi kedua ini belum selesai kok.

Btw gimana pairingnya? Hahaha, saya kurang ngefeel nulis selain DesTa, takutnya mengecewakan (?).

Yang mau ngasih saran, ngobrol, yuk sini sama om =]] *digeplak*

Beby & Shanju: Comblang Mission!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang