Part 5- Makan bareng (?)

21 6 2
                                    


Rachel melangkah menuruni tangga dengan gontai. Sesekali ia menguap. Dia benar-benar masih sangat mengantuk. Padahal sekarang jarum jam sudah menunjukan angka 9 pagi. Tapi rasa haus di tenggorokannya membuat ia rela meninggalkan pulau kapuknya--kasur--.

Rachel menuangkan air yang diambilnya dari lemari es lalu menuangkan pada gelas di tangannya. Ahh leganya. Setelah ini ia akan melanjutkan mimpi indahnya yang harus tertunda karena rasa haus ini. Rachel membalikkan badannya dan-

"Dorrrrrr"

"Huaaaaaaaaa" Rachel tersentak secara refleks ia menutup matanya dengan kedua tangannya.

"Hahahahaha" Rachel membuka matanya dan menatap tajam cowok di depannya yang sedang tertawa sambil memegangi perutnya.

"Radhiiiiiiiiiiitttttttttt" Rachel mencubit-cubiti perut Radhit tanpa ampun.

"Aduh sakit, Chel. Ampun deh ampun. Bercanda doang elah" Meskipun Rachel imut-imut gitu tapi cubitannya itu berasa banget. Lebih pedes dari pada b*n ca*e.

"Rasain. Lagian ngapain lo ngagetin gue. Mau bikin gue jantungan hah?" Rachel mendelik sambil berkacak pinggang di depan Radhit. Seketika rasa ngantuknya menguap entah kemana.

"Iyadeh sorry ya adikku cayangg" Radhit mencubit pipi Rachel dengan gemas. Bawaannya dia pengen nyubit pipi Rachel terus. Abisnya tembem gitu sih. Rachel makin mencebikkan bibirnya.

"Udah deh, mending lo temenin gue sekarang" lanjut Radhit.

"Kemana?"

"Cari makan. Laper gue"

"Emang mama nggak masak?"

"Enggak. Tadi Mama buru-buru pergi ke rumah tante Marisa. Nggak tau deh mau ngapain. Udah buruan sanah lo mandi. Gak pake lama"

"Iya bawel" Rachel menoyor kepala Radhit sebelum berlari naik ke kamar.

"Awas lo ya"








🔹🔹🔹








"Lo mau makan apa?" Radhit menunduk menatap Rachel yang berjalan di sebelahnya karena tinggi Rachel memang hanya sebatas dagunya. Mereka berdua kini sedang berada di sebuah mall.

"Apa ajadeh. Eh tapi gue lagi pengen nasi goreng seafood nih"

"Okeh. Kita ke sana aja deh" Radhit menunjuk sebuah cafe dengan dagunya.

Saat mereka berdua memasuki cafe tersebut sembari mengedarkan pandangan mencari meja yang kosong ada seorang cowok yang melambaikan tangan ke arah mereka.

"Radhit!"

Radhit membalas lambaian tangan itu dan segera berjalan mendekati meja tersebut. Rachel berjalan menunduk mengikutinya di belakangnya.

"Sini gabung aja sama kita"

"Oke. Nggakpapa kan Chel?" Radhit menolehkan kepalanya ke belakang menatap Rachel. Radhit tau, saat ini pasti Rachel gugup setengah mati karena harus makan satu meja sama cowok yang ditaksirnya itu. Randy. Radhit sengaja ingin mengerjai Rachel.

"I-iya, nggakpapa kok" Rachel tersenyum terpaksa kearah Randy dan Bimo lalu mendelikkan matanya ke Radhit. Radhit malah menjulurkan lidahnya seraya duduk di depan Bimo. Dan itu artinya Rachel harus duduk berhadapan dengan Randy. Oh My God.

"Rachel kan? Hay, kenalin gue Randy" Rachel yang mendengar itu refleks mendongakkan kepalanya menatap cowok yang duduk di depannya sedang tersenyum manis. Rachel terpana memperhatikan wajah tampan cowok di depannya, apalagi dengan senyum yang merekah di wajahnya. Menambah kadar ketampanannya. Rachel tak menyangka ia bisa melihat senyum itu dari jarak sedekat ini. 'Oh My God! Kuatkan hamba-Mu ini ya Tuhan. Mimpi apa gue semalem?! Gila gila?! Bisa makan bareng gini. Bahkan dia tau nama gueeee. Oh God' Rachel memekik di dalam hati. Untung dia bisa nahan buat nggak teriak dan jingkrak-jingkrak saking senengnya. Coba kalo keblabasan, mau ditaruh mana coba mukanya. Senggolan lengan Radhit ke lengannya membuat ia tersadar kembali ke dunia nyata.

Love Or Crush?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang