Gadis bermata cokelat terang itu--Rachel--sedang mematut dirinya di depan cermin sambil menguncir rambutnya kucir kuda dengan menyisakan poni samping di sebelah kiri. Dia terlihat puas dengan hasil kuncirannya. Hari ini adalah hari sabtu. Dia sudah siap dengan training biru muda dan T-shirt dengan warna senada. Pagi ini dia akan jogging. Sendirian. Ya mau sama siapa lagi? Radhit? Boro-boro! dia habis shalat subuh tadi langsung molor. Sarungnya aja belum dilepas.
Rachel yang sudah mengenakan sneakers putih biru berjalan menuruni tangga. Di ujung tangga Rachel bertemu dengan mamanya.
"Mau jogging?"
"Iya ma. Rachel berangkat ya. Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam. Hati-hati ya sayang"
Rachel berjalan menuju pintu. Setelah sedikit pemanasan dia berlari mengelilingi kompleks perumahannya.
🔹🔹🔹
Adrian berlari memasuki taman komplek perumahannya. Dia sudah sejak dari pagi tadi mengelilingi komplek perumahannya itu. Dia menyipitkan matanya saat melihat seorang gadis yang dikenalnya sedang duduk di bangku taman. Gadis itu menenggak air mineral di tangannya. 'Rachel' gumamnya dalam hati. Senyum terkembang di bibirnya. Segera ia menghampiri gadis itu.
"Hei"
Gadis itu mendongak untuk melihat siapa yang menyapanya. Adrian sudah berdiri di hadapannya dengan senyum tipis di bibirnya. Gadis itu--Rachel--tersenyum melihat Adrian di hadapannya.
"Hai, sini duduk" Rachel menepuk-nepuk tempat di sampingnya, di bangku taman yang sedang ia duduki.
"Sendirian aja?" Tanya Adrian setelah ia duduk di samping Rachel.
"Ya seperti yang lo liat"
"Nggak sama kembaran lo?"
"Radhit? Ck dia mah jam segini masih molor kali. Lo juga sendiri?"
"Ya gue sendiri. Gue kan baru disini. Jadi belum banyak temen"
"Ng-- lo pasti haus. Nih" Rachel menyerahkan air mineral di tangannya yang hanya tersisa setengah botol.
"Thanks" Adrian segera menenggak air mineral itu. Setelah menutup tutup botolnya kembali dia mengembalikan kepada Rachel.
"Habisin aja. Gue udah nggak haus kok"
"Oke. Thanks lagi" Adrian terkekeh.
"Iya sama-sama"
Beberapa menit berlalu dengan hening. Canggung. Drian Mengedarkan pandangannya ke sekitar. Dia melihat penjual Ice Cream. Drian menggunakan kesempatan ini untuk memecahkan keheningan diantara mereka ini. Dia sudah tak tahan dengan keheningan itu. 'Sekalian coba deketin deh. Istilahnya pedekate dah hehe' gumam Drian di pikirannya.
"Eh Chel, lo mau Ice cream nggak?"
"Ice cream? Wah mau mau?!" Mata Rachel berbinar saat mendengar kata Ice cream. Melihat itu adrian terkekeh lalu mencubit kedua pipi Rachel.
"Kayanya lo suka banget ya sama Ice cream"
"Aduh duh. Apaan sih cubit-cubit. Sakit tau" Rachel mencebikkan bibirnya sambil mengusap-usap pipinya bekas cubitan Adrian.
"Maap deh. Abis lo ngegemesin sih. Gue yang bayarin Ice creamnya deh. Lo mau rasa apa?"
"Cokelat?!" Rachel kembali sumringah. Adrian terkekeh sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Bentar ya. Jangan kemana-mana"
"Siap bos" Rachel memberi hormat kepada Adrian.
Setelah beberapa saat berlalu, Adrian kembali dengan ice cream di kedua tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Or Crush?
Novela JuvenilKetika kamu memiliki alasan untuk menyukai seseorang, it's crush Tetapi ketika kamu tidak memiliki alasan untuk menyukai seseorang, it's love