Hayy😀😀😀😀
Duh kapan nih terakhir kali aku update, lama banget ya hehehe. Maklum udah kelas 12 sih. Mohon doanya ya readers buat UNBK yang tinggal menghitung hari ini 😊😊
Btw, ada yang suka sama ceritaku nggak sih? Kalo nggak juga nggakpapa sih, aku nulis cerita juga cuma buat ngisi waktu luang aja sih.
Duh kebanyakan curhat ya😅😅
Oke deh, selamat membaca ya, semoga suka😘😘😘
Typo bertebaran"Mau kemana sih, Dri?" Tanya Rachel dengan suara agak keras agar suaranya tidak kalah dengan bisingnya suara kendaraan di jalan raya yang sedang mereka lalui.
Adrian melirik Rachel lewat spion motornya, "kepo deh" jawab Adrian singkat.
Rachel mendengus kesal dan membuang pandangannya dari Adrian. Tiba-tiba Adrian mempercepat laju motornya. Rachel yang terkejut refleks memeluk pinggang Adrian.
"Adrian, lo gila ya! Pelanin nggak motornya!" Pekik Rachel. Matanya terpejam dan masih dalam posisi memeluk pinggang Adrian.
Adrian memelankan laju motornya, "Makanya nggak usah manyun gitu dong mukanya. Sok imut lo ah" ledek Adrian sambil terkekeh kecil.
Rachel mendelikkan matanya lalu memukul punggung Adrian keras -cukup keras untuk ukuran cewek- berkali kali. "Kampret lo! Pasti lo modus kan biar bisa gue peluk-peluk!"
Motor yang dikendarai Adrian sedikit oleng. Untung saja dia bisa menyeimbangkan kembali, "Aw aduh aduh. Hei stop stop. Lo gila ya kita lagi diatas motor nih. Lo kalo pengen mati muda jangan ngajak-ngajak gue dong! Kita kan belom nikah-eh maksudnya gue kan belom nikah" teriak Adrian heboh.
Rachel yang mendengar teriakan lebay bin ngawur Adrian semakin geram. Sekali lagi ia menggeplak punggung Adrian.
"Aduh" keluh Adrian. Sungguh ini bukan Adrian yang terlalu lemah, kena geplakan cewek aja meringis. Tapi memang tenaga Rachel yang terlalu besar untuk ukuran cewek manja sepertinya. Entah darimana tenaga sebesar itu. Mungkin Rachel sedang PMS?
Laju motor Adrian perlahan melambat dan akhirnya berhenti di parkiran sebuah mall. Rachel turun dari motor lalu memberikan helmnya kepada Adrian.
Adrian berdiri di hadapan Rachel kemudian merapikan rambut gadis itu. Entah ia melakukannya secara sadar atau tidak. Rachel hanya melongo terkejut dengan perlakuan manis Adrian. "Dih, apaan sih! Sok manis lo" mendorong kening Adrian dengan jari telunjuknya.
Adrian tersenyum jahil, "Tapi suka kan?" ledek Adrian. Ia menaik-turunkan kedua alisnya.
Rachel hanya memutar matanya jengah. Ia membalikkan badannya dan berjalan cepat meninggalkan Adrian di samping motornya. Adrian terkekeh kecil melihat tingkah gadis itu, menurutnya itu sangat lucu. Melihat gadisnya -calon- sudah berjalan semakin jauh, ia segera menyusul untuk menyamakan langkahnya dengan gadis itu. Adrian merangkul pundak Rachel dengan santai. Rachel hanya meliriknya sinis.
Langkah mereka terhenti di depan Timezone yang tersedia di mall tersebut. Rachel menatap Adrian dengan pandangan bertanya, "Timezone?" Tanya Rachel
"Yeah. Udah ayok" jawab Adrian. Dia menarik pergelangan tangan Rachel. "Mau main apa dulu nih?" Tanya Adrian riang.
"Apa aja deh" jawab Rachel. Ia mengedarkan pandangannya melihat permainan apa saja yang mungkin menyenangkan. Matanya berhenti di satu titik. Tepat pada sebuah boneka lumba-lumba berwarna putih biru. Boneka itu, beserta boneka-boneka lainnya berada di dalam sebuah tabung kaca.
Rachel menarik-narik lengan Adrian, "Drian, mau itu dong" rengek Rachel. Ia menunjuk tabung kaca itu-entahlah namanya apa, aku nggak tau-. Matanya berbinar lucu seperti anak kecil.
Setelah sampai di hadapan tabung kaca itu Adrian menolehkan kepalanya kepada Rachel, "mau boneka yang mana?" Tanya Adrian
"Dolphin" pekik Rachel riang. Yeah lumba-lumba. Dia memang sangat menyukai hewan itu dan apapun yang berbau Doraemon.
Adrian tersenyum tipis, kemudian ia menggerakkan tuasnya untuk mengarahkan capitannya ke arah boneka Dolphin itu. Ya! Dapat! Adrian mengarahkan capitannya ke lubang pengambilan boneka. Dan.... boneka itu terjatuh sebelum mencapai lubangnya.
Rachel mengerucutkan bibirnya, "Yah lepas" desah Rachel.
"Kita coba lagi. Oke?" Kata Adrian. Rachel mengangguk dengan semangat. Adrian kembali menggerakkan capitannya ke arah boneka Dolphin yang tadi. Mengarahkannya ke lubang lagi. Dan.... yey berhasil!
Mata Rachel berbinar dan senyum sumringah tercipta di wajahnya. Dia bertepuk tangan heboh layaknya anak kecil yang diberi ice cream. "Yey... akhirnya. Ih lucu banget" pekik Rachel. Dia memeluk boneka itu dengan erat.
"Makasih ya Dri"
"Iya sama-sama"
Kriukk Kriukk
Rachel dan Adrian terdiam dan saling pandang sejenak. Adrian tidak dapat menahan tawa gelinya, sedangkan Rachel menutup mukanya dengan kedua tangannya. Pipinya udah merah banget kaya kepiting rebus.
"Wah suara apaantuh? Jangan-jangan ada harimau lepas wkwkwk" tanya Adrian dengan muka sok kagetnya, tetapi guratan geli masih terlihat diwajahnya.
"Driaaaannn ihhhh" rengek Rachel masih dengan menutupi mukanya. Dia menghentak-hentakan kakinya. 'Aseli malu banget gueeeee, tadi pagi segala nggak sarapan sih ihhh' jerit Rachel dalam hatinya.
"Hihihihi yaudah kita makan aja dulu yuk, daripada tuh cacing-cacing diperut tambah demo" ajak Adrian masih dengan sisa tawanya.
"Udah dong jangan diketawain teruuuusss. Gue tadi nggak sarapan kan juga gara-gara elo. Gara-gara gue pengen tampil can-" njirrrr keceplosannn mampus lo Chel tambah malu kan. Rachel langsung terdiam dan refleks menutup mulutnya.
Adrian menaikan salah satu alisnya. "Apa? tadi lo bilang lo pengen tampil apa?"
"Eng--Enggak Enggak, bu--bukan apa apa kok. Lo salah denger kali." Rachel menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Segera Rachel berlalu meninggalkan Adrian. "Katanya mau makan yuk buruan, gue udah laper nih"
Adrian yang melihat tingkah Rachel yang salah tingkah seperti itu terkekeh kecil dan berjalan menyusul Rachel yang jalan dengan cepat di depannya.
🔹🔹🔹🔹
"Laper apa doyan buk?ckck" Adrian terkekeh melihat Rachel yang makan dengan rakusnya. Adrian sampe geleng-geleng kepala. Biasanya cewek kalo lagi makan sama cowok kan sok jaim gitu. Tapi Rachel enggak, dia beda. Malah terkesan masa bodo. Duh makin cinta gue Chel sama lo.
"Dua-duanya. Kenapa? Nggak suka ya sama cewek rakus kaya gue?" jawab Rachel dengan muka galaknya. Bukannya takut, Adrian malah terkekeh melihatnya. Dih, kenapa sih ni bocah dari tadi kerjaannya ketawa mulu. Happy banget kayanya. Apa mungkin karena jalan sama gue ya hihihi. Pede banget Chel Astaghfirullah.
"Kata siapa? Malahan gue suka lo yang kaya gini. Gue suka Rachel yang apa adanya." Jawab Adrian serius. Tidak ada seringai jahil atau guratan geli di wajah tampannya.
Rachel diam sejenak. "Apaan sih lo. Nggak usah gombal, gue nggak punya recehan."
"Dih siapa juga yang ngegombalin lo. Nggak usah GR deh." Adrian menyentil dahi Rachel pelan. "Abis ini mau kemana lagi Chel? Lanjut Adrian.
"Lah kan lo yang ngajak. Kenapa jadi tanya gue."
"Yaaa siapa tau lo lagi pengen kemana gitu"
Rachel mengetuk-ngetuk dagunya sok berfikir. "Hm enggak tau, gue lagi nggak kepengen kemana-mana. Jadi terserah lo aja mau ngajak gue kemana."
"Kalo nonton mau? Kata Aji ada film bagus sekarang."
"Boleh, tapi jangan nonton horor ya. Gue takut."
"Nggak usah takut. Kan ada gue."
"Ah modus lo. Biar gue peluk kayak di ftv-ftv gitu kan" Adrian hanya nyengir nggak jelas.
"Ya udah yuk"
Tbc....
Abis UNBK aku bakal next lagi okeh😘😘😘
Jangan lupa voment yaaaNidananw
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Or Crush?
Teen FictionKetika kamu memiliki alasan untuk menyukai seseorang, it's crush Tetapi ketika kamu tidak memiliki alasan untuk menyukai seseorang, it's love