Mohon vote dan commentnya ya 😊
Vote kalian sangat berharga buat aku 😁"Radhit!"
Seorang pemuda menoleh mendengar namanya dipanggil dari arah pinggir lapangan basket. Sore ini, ia dan tim basketnya sedang berlatih basket. Memang hari ini bukanlah jadwal yang seharusnya untuk mereka berlatih. Tetapi karena sebentar lagi ada pertandingan basket melawan sekolah lain maka mereka harus berlatih lebih giat lagi.
Pemuda yang diketahui bernama Radhit itu segera berlari menghampiri seorang gadis yang memanggilnya tadi, sebelumnya ia meminta persetujuan teman-temannya, yang lainnya hanya mengangguk.
"Kok nggak bilang sih ada latihan?!" Omel gadis yang memanggilnya tadi saat Radhit sudah berdiri di hadapannya. Yang diomelin hanya nyengir tidak jelas.
"Maaf Chel. Gue lupa hehe. Tapi cuma sebentar kok. Lo duduk aja di sini dulu. Oke?"
"Tap-"
"Ntar pulangnya gue traktir ice cream cokelat deh"
"Wahh bener ya? Janji?"
"Iya bawel. Duduk sini. Sampe gue selesai"
Rachel hanya menganggukkan kepalanya. Lalu ia duduk di bangku semen yang ada di pinggir lapangan basket itu. Matanya mengikuti kemana Radhit berlari. Radhit menghampiri Randy, lalu mereka seperti mengobrol sesuatu. Kemudian Randy mengalihkan pandangannya ke arah Rachel, ia tersenyum dan melambaikan tangannya. Rachel balas melambaikan tangannya dengan senyum manis tercetak di wajahnya.
'My God?! Dia senyum ke gue? Dadah-dadah pula' pekik Rachel di dalam benaknya.
Pandangan matanya terus memperhatikan pergerakan Randy. Sampai pandangan matanya terpaku pada seorang cowok yang tengah bersorak girang setelah memasukkan bola ke ring basket. Rachel tidak tahu bahwa ternyata cowok tersebut juga ikut ekskul basket. Ketika pandangan mata mereka bertemu cowok itu tersenyum manis kepada Rachel.
Rachel hanya membalasnya dengan senyum tipisnya. Setelah mengalihkan perhatiannya cowok itu kembali melanjutkan permainan basketnya. Peluh yang membasahi wajahnya ditambah lagi dengan ekspresi seriusnya membuatnya semakin mempesona. Tampan. Apa lagi jika dia tersenyum, lesung pipitnya membuatnya terlihat sangat manis. Rachel jadi teringat dengan kejadian beberapa hari yang lalu saat mereka berdua menghabiskan waktu mereka di taman.
Dia tidak pernah senyaman itu jika sedang bersama seorang cowok-selain Radhit dan papanya tentunya-apalagi sampai tertawa lepas seperti kemarin. Mengingat hal itu ia jadi tersenyum sendiri dan perasaannya tak karuan. Seperti ada yang bergejolak di hatinya. Perasaan apa ini? Nggak mungkin kan ia suka terhadap cowok itu? Apalagi sekarang kan orang yang disukainya hanya Randy. Nggak mungkin kan ia menyukai dua orang sekaligus? 'Nggak, nggak mungkin. I think, I think this is just crush. Not more. Yeahh. Semoga' Rachel meyakinkan dirinya sendiri tentang perasaannya itu.
"Ngapain lo dek? Geleng-geleng kepala gitu. Pusing?"
Rachel tersentak mendengar suara kakaknya itu. Radhit sudah duduk di sampingnya menatap Rachel sambil menaikkan sebelah alisnya bingung. Rachel mengerjap-ngerjapkan matanya. Ternyata mereka semua sudah selesai berlatih basket.
"Dek, lo nggakpapa kan?" Radhit bertanya sekali lagi karena Rachel tidak meresponnya. Ada guratan kecemasan di wajahnya.
"Ng, nggakpapa kok. Udah selesai?"
"Udah" Radhit menghela napasnya lega.
Entah kebetulan atau tidak Drian dan Randy datang menghampiri mereka berdua dari arah yang berbeda.
"Hai" mereka berdua menyapa Rachel secara bersamaan. Saat sadar mereka berdua saling melirik satu sama lain.
"Wah jangan-jangan lo berdua anak kembar yang sudah lama terpisah ya?" Celetukan Radhit membuat Rachel tertawa.
Drian dan Randy hanya menatapnya tajam. Tidak menanggapi ucapan Radhit barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Or Crush?
Roman pour AdolescentsKetika kamu memiliki alasan untuk menyukai seseorang, it's crush Tetapi ketika kamu tidak memiliki alasan untuk menyukai seseorang, it's love