08. Does He Know?

905 96 32
                                    

P.S Gambar diambil dari google

Sorry for any typos and enjoy reading.


Musim gugur telah dimulai. Daun-daun mulai berguguran diterpa angin sepoi-sepoi yang dingin. Matahari bersinar terang di langit yang mulai menguning namun pria itu dengan lihai menyelipkan tangannya di saku celana, mengeratkan jaket kulit yang melekat di tubuhnya. Zayn Malik pada dasarnya membenci cuaca dingin. Dari semua hal di dunia ini, Zayn paling benci dingin. Padahal julukannya Si Pria Dingin. Miris sekali, kan?

Pria itu sedang duduk di sofa sambil menyantap makanan buatan Niall yang tidak enak ketika seseorang mengirimnya pesan. Dengan enggan, beginilah akhirnya mengapa Zayn berjalan santai menuju café di ujung jalan.

Ketika Sang Hazel tiba di depan pintu, pria itu menghentikan langkahnya menatap bingung ke dalam café sambil netranya meneliti melalu jendela-jendela besar. Diraih ponsel dari dalam saku jaket lalu ia kembali memeriksa pesan yang masuk sejam lalu. Benar di sini, batinnya. Namun Zayn tidak bisa menemukan siapapun selain satu café kosong yang tidak beroperasi. Zayn berniat menghubungi Si Pengirim pesan ketika satu suara familiar mendekat dari arah seberang jalan.

 Zayn berniat menghubungi Si Pengirim pesan ketika satu suara familiar mendekat dari arah seberang jalan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Zayn, kau sudah datang?"

Zayn Malik menoleh ke belakang lalu menemukan gadis yang akhir-akhir ini merecoki hidupnya. "Hmm," jawab Zayn malas.

"Cepat sekali. Kupikir kau akan terlambat."

"Aku memang terlambat satu jam," balas Zayn dingin mengikuti langkah Sang Gadis yang berjalan masuk ke dalam café kosong.

Gadis itu tersenyum singkat. "Kupikir kau akan terlambat dua jam atau bahkan tidak datang sama sekali," balasnya.

"Kalau tahu begitu jangan menunggu," ucap Zayn seraya matanya meneliti gadis di sampingnya yang sibuk meletakkan plastik belanjaan.

"Siapa yang bilang aku menunggumu," balas gadis itu sembari meraih kertas di dalam tas. "Ini hasil belajarmu kemarin. Kau oke juga," lanjutnya.

Zayn tersenyum tipis⸺sangat tipis hingga tidak disadari sambil bergumam, "kau menunnguku."

Hasil yang memuaskan untuk mata pelajaran yang paling ia benci. Fisika. Karena terlalu banyak rumus yang perlu dihapal, ditambah soal-soal yang kadang tidak ia mengerti menjadi alasan mengapa Zayn tidak suka fisika. Tapi di kertas soal-soal yang baru ia kerjakan kemarin, tertera angka 70⸺dengan tinta merah. Zayn tersenyum melihat hasil belajarnya tidak sia-sia.

"Aku suka melihatmu tersenyum seperti itu," ucap gadis yang sejak tadi memerhatikan setiap gerak-gerik Zayn.

Zayn hampir merona. "Diamlah Annabeth. Aku tidak tersenyum," bantah Zayn.

"Kau tersenyum," balas gadis itu⸺Annabeth Jean Smith dengan berani. "Coba lakukan lebih sering."

Karena tertangkap basah dan tidak tahu harus menjawab apa, Zayn memilih diam lalu duduk di salah satu bangku kosong. Tanpa sadar, Zayn memerhatikan café kosong yang bernuansa ungu pastel dan putih. Benar-benar nuansa anak muda. Warna-warna pastel seperti ini memang sedang menjadi trend di kalangan muda-mudi. Zayn tahu pasti karena selain hobi berdiam diri di rumah, pria itu juga hobi nonton youtube desain interior.

18Where stories live. Discover now