Repost dengan rombakan. Hope you enjoy read the new version. Sorry for any typos.
Love, L
Semua masih terasa asing. Remaja. Bagaimana menjelaskannya, ya? Kisah ini dimulai dengan keegoisan, kemarahan, kebencian, ketidak-tahuan, kepolosan. Apa yang diharapkan dari remaja? Jangan terlalu banyak berharap. Tidak baik terlalu berharap, itu yang selalu dikatakan orang dewasa.
Bagaimana memulainya, ya? Sebenarnya kisah ini dimulai hari itu. Sepuluh tahun yang lalu.
Langit London cerah seperti biasanya. Orang-orang sibuk dengan urusannya masing-masing. Hari senin memang menjadi hari tersibuk untuk pekerja kantoran maupun para siswa yang berangkat sekolah. Tidak ada yang spesial, benar-benar seperti hari-hari membosankan lainnya.
"Berani bertaruh, aku akan menang hari ini."
"Tidak, Louis. Aku tidak akan membiarkan itu."
"Kali ini kau harus menerima kemenanganku, Harry."
"Mimpi saja. Hati-hati Louis, kau tidak mau mobilmu disita polisi lagi, kan?"
***
"Sudah kukatakan, hari ini aku yang menang."
Oke. Mari kita berkenalan. Louis Tomlinson. 18 tahun. Hobi bermain video games terutama yang bertema balap, hobi lainnya mejahili siapapun ketika bosan. Pernah suatu waktu si pemilik nama Louis ini menjahili seorang guru hingga mengundurkan diri dari jabatannya. Maka dari itu Louis dikenal dengan 'Si Jahil kelewat batas'. Cita-cita: pembalap professional. Seperti hari ini, dia menantang Harry –teman baiknya untuk balapan sampai sekolah. Usaha memang tidak mengkhianati hasil. Setelah selalu kalah melawan Harry, hari ini adalah kemenangan pertamanya.
"Kurasa kau hanya beruntung."
Itu Zayn. Zayn Malik. 18 tahun. Tampan. Idola para gadis. Hobi merokok. Cita-cita: jangan tanya. Sambil mengesap rokoknya, Zayn berjalan di samping Louis. "Coba lagi besok. Kita lihat apakah kau benar-benar bisa mengalahkan Harry."
"Kau pikir keberuntungan terjadi setiap hari? Akui saja aku memang hebat," Louis bangga dengan pencapaiannya.
"Diamlah. Ini hari pertama di tahun ajaran baru dan kalian menghancurkan reputasiku."
Yang barusan itu Niall Horan. 18 tahun. Bisa dibilang yang paling pintar di grupnya. Hobinya apapun yang berkaitan dengan musik. Cita-citanya? Apapun yang berhubungan dengan musik. Niall dan musik itu ibarat kertas dan pensil, langit dan awan, sereal dan susu putih. Tidak bisa dipisahkan.
"Reputasi siswa teladan? Kau terdengar membosankan. Kurasa kau meninggalkan kacamatamu di rumah," ledek Louis, membuat teman-teman 'grup'nya tertawa.
"Lihatlah Niall, cinta pertamamu sudah menunggu untuk menghukum kita. Kurasa dia sudah sangat siap."
Yang satu ini Liam. Liam Payne. Masih 18 tahun. Perawakannya tinggi, mirip seperti petinju amatir. Paling dewasa di antara teman-teman segrupnya. Hobi: jangan tanya, terlalu banyak. Cita-cita: apapun yang tidak melibatkan Louis di dalamnya. Karena itu, Liam menghindari profesi pembalap untuk kedepannya karena dia tidak ingin terlibat dengan Louis. Bukan karena benci, tapi merepotkan.
"Aku masih tidak mengerti mengapa kau menyukai gadis sepertinya. Terlihat membosankan dari sudut manapun."
Yang baru saja berkomentar namanya Harry Styles. 18 tahun. Rambutnya ikal. Pria paling terkenal seisi sekolah. Tidak ada yang tidak mengenal Harry Styles. Jika kau pria, kau ingin menjadi sepertinya. Jika kau wanita, kau ingin menjadi kekasihnya. Begitu gambaran seberapa terkenal seorang Harry Styles. Hobinya berkencan. Cita-cita: berkencan sebanyak mungkin.
YOU ARE READING
18
Fiksi PenggemarI have loved you since we were 18 .. Long before we both though the same thing, to be loved and to be in love .. All I can do is say that this arms are made for holdin' you .. I wanna love like you made me feel, WHEN WE WERE 18 .. Warning!!! This st...