Fokus

221 13 14
                                    

Braakkk. Suara hantaman pintu terkena tembok yang dibuka dengan sangat keras. Semua penghuni kelas tertuju ke pintu. Beberapa siswa langsung kembali kepandangan awal karena sudah tau yang datang itu bukan guru tapi Joan.

"Woi! Gue dapet hasil TO kemarin" semula banyak yang tidak memperhatikan kini berlari menuju kearah Joan untuk melihat hasil Try Out yang dilaksanakan minggu lalu. Joan menempelkan kertas hasil try outnya di mading kelas agar dia tidak dikerumuni banyak orang. Seperti semut yang bertemu gula, siswa-siswa bergilir melihat hasil try out. Tampak berbeda-beda raut muka para siswa setelah melihat hasil try out. Ada yang tampak bahagia ada pula dengan muka tertekuk.

Joan melihat cewek dengan muka kusut nan tertekuk duduk kemudian menaruh kepalanya diatas meja. "woi Put, kenapa lo? dapet nilai jelek?" Putri tak menanggapi pertanyaan Joan. "yaelah selow aja kali, nilai gue juga pas-pasan, malah nilai IPA gue ancur dapet angka lima" Putri masih tidak menanggapi Joan. terlihat muka Joan seperti berkata dalam hati gila gue dikacangin. Karena tak ditanggapi akhirnya Joan pergi dan berkumpul di belakang kelas.

"haloo putriii" suara yang khas memanggil dari pintu kelas. Memang selalu begitu dari dulu kelakuan si Nanda. Tanpa diberi komando Putri yang sedang uring-uringan di mejanya langsung berdiri dan keluar kelas. Dia keluar kelas dan berkumpul bersama teman dekatnya.

Sementara itu suasana kelas masih tidak karuan ditambah Joan menyanyikan lagu sheila on7 dengan nada cempreng "mudah sajaaa bagiii mu. mudah sajaaa untuk muuu" suara yang tidak terlalu bagus tertolong karena adanya nada gitar dari Faris yang sangat bagus.

Suara Joan dan petikan gitar Faris berhenti karena bel berbunyi. Tak lama kemudian Bu Liya datang. Dia mengajar pelajaran IPA.

 "Bagaimana hasil TO nya tadi?" Bu Liya bertanya sambil membuka tempat pensil untuk mengambil spidol. "yeeeh ditanya kok malah diem"

Tiba-tiba muncul suara dari belakang "Good game well played bu!" Bagian laki-laki tertawa

 "pea dasar lo Yan, emangnya TO itu game! ahahaha" Joan menanggapi suara Ryan "eh lo udah ayan makin ayan lo kebanyakan makan game sih" Celetuk Damar menambahkan.

 "Sudah-sudah! dari apa yang ibu amati nilai TO IPA kalian rata-rata hancur, apalagi Joan. Kamu biasanya tinggi nilainya kenapa sekarang turun? Apa ada masalah?" murid-murid dalam kelas hening sejenak kemudia ada yang berbunyi lagi "Ada bu! Masalah cinta! Cinta yang membutakan otak Joan!" Ryan asal bebunyi lagi yang kini disambut gelak tawa seisi kelas.

 "memangnya si Joan suka sama siapa?" tanya Bu Liya sambil tersenyum

"itu bu masa ga tau yang di kelas sebelah!" sahut Faris dengan keras. sahut-sahut dari seisi kelas pun bermunculan.

"eh sialan lo pada. Kagak ada bu kagak. Saya masih jomblo" Wajah joan memerah dan terbentuklah senyum semringah dari wajah Joan.

Seisi kelas masih dalam gelak tawa. "oke sudah cukup pembukaanya sekarang kita masuk kepelajaran. Untuk hari ini Ibu mau evaluasi tentang Try Out yang kemarin" sudah selesai pembukaan dari Bu Liya. 

Hampir disetiap pelajaran Bu Liya ada pembukaannya, mungkin guru ini satu-satunya yang disukai oleh murid-murid sekolah karena wataknya yang tidak galak dan murah hati. Ya wajar saja dia jadi guru favorit di sekolah.

Bel akhir sekolah telah bebunyi. wajah suntuk para siswa berubah ketika mendengar suara bel yang mugkin sudah dianggap seperti suara dari surga. Semua siswa bergegas keluar kelas. "yang piket yang gak bawa buku pelajaran tadi, awas aja kagak piket gue laporin ke walas!" teriak Farah dari bagian lingkungan di kelas.

 "Joan jangan kabur lo, dasar ketua gak bertanggung jawab. mampus lo kena hukuman dari Bu Eti sekarang kena lagi" teriak farah lagi memecahkan keheningan di koridor sekolah.

86 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang