tak menunggu lama, hidangan pun datang. terlihat kepulan asap tipis dari nasi goreng yang di pesan Joan. Coklat muda dan juga mengkilap, aromanya tercium sangat kuat. Diatasnya di taburi bawang goreng dan telur mata sapi, tak lupa disampingnya ada acar dan juga tomat serta sayuran lainnya.
Joan pun menyantap nasi gorengnya. Dia terlalu terburu-buru, nasi yang masih panas langsung di lahapnya. Mulutnya ternganga-nganga sambil menghembuskan angin dari mulut.
"kalo makan tuh pelan-pelan" suara lembut itu menyapa Joan yang tengah ternganga-nganga sambil mengipaskan mulutnya dengan tangan.
Setelah beberapa saat, akhirnya dia dapat menelan nasinya dengan tenang. Orang yang tadi menyapa duduk di depan Joan sekalian memanggil pelayan untuk memesan makanan.
"Tiara kok sendiri?" Tanya Joan di sela suapannya
"iya aku gak suka outbound jadinya aku sendiri aja deh, Joan sendiri kenapa?" Jawab Tiara sambil memandangi wajah Joan.
"ada problem tadi di pintu masuk jadinya aku sendiri, terus pas masuk temen-temen udah pada gak ada. aku laper yaudah makan aja."
Tak lama kemudian hp Joan bergetar.
Kamu lagi ada dimana ? -karin
Seakan ada yang memompa, jantung Joan langsung berdegup kencang. Joan sedikit tersedak.
"Eeh kamu ga pa-pa?" Tanya Tiara yang melihat Joan tersedak
"Nggak pa-pa kok"
Joan menghiraukan pesan dari Karin dan melanjutkan makan.
Semangkuk sup datang, Tiara sudah tak sabar untuk menyatantap hidangannya. Joan fokus dengan makanannya.
Tiara sesekali melirik Joan pada seling suapannya. Ia berkeinginan untuk menemani Joan sampai akhir wisata ini.
"Ra temenin aku aja yuk ?" Tak dipungkiri Joan lebih dahulu meminta Tiara untuk menemaninya.
Tiara mengangguk dengan senang hati dan menjawab pertanyaan selagi mengunyah makanan sehingga jawabannya terdengar samar.
....
"Ekhem.. Aku ke toilet dulu ya", kata Karin sambil berlari-lari kecil.
Dia tidak hanya berniat ke toilet saja, tetapi sekaligus untuk mencari Joan.
Kesana kemari Karin berjalan mengikuti arah yang ditunjukan papan penunjuk, namun tak menemukan toilet atau pun Joan.
"Ka.. Karin!" Teriak Joan sambil melambaikan tangan dari dalam restoran.Semua orang yang ada di sekitar Joan dengan reflek menengok kearah Joan. Begitu juga dengan Karin.
Tubuh Karin terdiam. Jantungnya seakan copot mendengar teriakan Joan. Karin pun menghampiri Joan.
"Kamu lagi mau kemana?" Tanya Joan yang mengawali pembicaraan dengan perasaan aneh.
"Kamu yang kemana aja? Kalo manggil orang tuh gak usah teriak tau! Kan jadi malu-maluin" Dengus Karin yang tidak ada nyambung-nyambungnya dengan pertanyaan Joan.
Sementara Tiara hanya tersenyum sambil melanjutkan makannya. Joan dan Karin terus mendebatkan hal yang tidak perlu. Suasana restoran pun sedikit ricuh karena mereka berdua.
"Ekhem, kalian berdua udah selesai?" Tanya Tiara sambil tertawa kecil.
Pertanyaan Tiara membuat Karin dan Joan berhenti berdebat. Karin agak kaget dengan keberadaan Tiara yang baru ia sadari ternyata duduk di depan Joan.
Karin perlahan memalingkan wajahnya dan menemukan toilet.
"Aku cuman mau ke toilet tau!"
Karin kembali mendengus kemudian langsung pergi menuju toilet.
....
Joan menghela nafas panjang setelah memikirkan hal-hal tidak ingin terjadi dalam hidupnya. Memikirkan bahwa ia selalu sendiri dan terlupakan. Ia memikirkan dapat bahagia hanya dengan melihat teman-temannya dan karin bersama dan bercanda lepas tanpanya. Namun pada kenyataannya itu adalah hal yang paling menyakitkan untuk Joan. Hal itu membuat Joan lebih lama diam dan termenung.
Joan berbicara dalam hati
Biarlah itu terjadi, jika memang benar ada yang menyadari kehadiran gua itu pasti orang gila haha
"Kamu kenapa gak ikut karin?
Tiara bertanya dengan wajah khawatir."Hahaha ya nggak aja, lagian kamu juga sendiri kan? Jadi mending nemenin kamu aja hahaha" Joan menjawab dengan tertawa dua kali
Tiara sama sekali tidak mengerti apa yang dijawab Joan dan apa yang di tertawakan Joan. Namun ia senang bisa ditemani dengan Joan.
SPOILER BENTAR LAGI MASUK KE FANTASI XD
KAMU SEDANG MEMBACA
86 Days
Teen Fiction"Aku menunggu mu, jawaban dari mu. Tak apa aku tersakiti asal tidak hidup dalam bayang-bayang. Terima Kasih telah membuat ku menjadi lebih baik, maafkan aku juga jika aku membuat mu menangis" Joan. Mencari jawaban sekaligus memahami kehidupan. Dia m...