Diluar jendela bus terlihat pemandangan menakjubkan. Warna hijau terbentang luas di areal kebun teh. Langit biru juga menghiasi suasana pegunungan ini. Sangat disayangkan pemandangan ini jika terlewat. Namun apalah daya, Faris tak sempat melihat pemandangan ini dari dalam bus. Dia tertidur selama perjalanan, tak mengherankan jika dia tertidur karena tadi pagi dia sudah melakukan lari marathon yang sangat jarang ia lakukan.
Bus berhenti di parkiran. Para siswa bersiap untuk turun dari bus. Putri sudah berdiri sejak tadi, dia sangat bersemangat hari ini.
"Hoooy bangun, udah sampai nih" teriak Putri membangun kan Faris yang masih terlelap.
Tak kunjung bangun, Putri mencoba untuk memukul-mukul perutnya yang gembul.
"Put bangunin dia mah bukan kayak begitu" Saut Damar yang tadi memperhatikan Putri.
Damar melepaskan sepatu dan kaus kakinya, "Nih gini nih caranya" Kaus kaki damar di tempatkan di atas hidung Faris.
Putri, Damar dan orang yang menyaksikan tertawa kecil. Hidung Faris mulai megap-megap mencium aroma kaus kaki Damar. Matanya terbuka perlahan, dia mencium bau yang sangat tak sedap. Ketika sadar itu adalah kaus kaki, Faris langsung bangun dan melemparkan kaus kakinya, "Kampret siapa nih naro kaus kaki bau di muka gue!"
yang menonton dari tadi pun tertawa terbahak-bahak. "Dasar keboo. Bangun woi, kita udah sampai!" Ryan memberi tahu Faris sambil merenggaangkan badannya.
....
kawasan wisata yang dikunjungi cukup luas. Ada berbagai wahana atau area-area yang berbeda seperti, outbound, kolam renang, berbagai restoran, dan juga ada tempat peternakan sapi. Di kawasan ini semua siswa bebas kemana pun dengan kelompoknya.
"hooy kita duluan ya" Sahut Damar sambil melambaikan tangan bersama kelompoknya.
"iyaa awas jangan nyasar lo!" Joan membalas sahutan Damar.
"hahaha tenang Jo ada gue yang jagain nih bocah" Tawa kecil keluar dari mulut Rizky.
Damar sering tersesat saat wisata, namun untungnya ada Rizky yangselalu menyadari kalau Damar hilang begitu saja. Satu kelas pun pernah di buat geger hanya untuk mencari Damar. Dibantu dengan Rina, beban Rizky tidak terlalu berat untuk menjaga damar.
"jadi kita kemana dulu?" Tanya Putri mengawali perjalanan wisata mereka.
"Ke tempat Outbound gimana?" Nanda memberi tanggapan.
"gue ngikut aja" Faris memberi suara walaupun hanya kecil.
"gue juga" Ryan dan Joan memberi tanggapan yang sama.
"aduh dasar anak laki. Oke jadi udah di putuskan, kita berangkat menuju tempat outbound!" Putri mengakhiri diskusi kecil dengan semangat.
....
kawasan wisata ini sangat luas, gunung yang menjadi tempatnya pun menambah keindahan kawasan ini. Di depan kawasan wisata ini langsung tersaji beberapa gerbang. Gerbang pertama yang akan dimasuki Joan dan teman-temannya adalah gerbang outbound.
Setelah memasuki gerbang ada ruangan persiapan. Di ruangan ini mereka akan memakai alat pengaman untuk outbound sekaligus jam tangan khusus. Jam tangan ini berfungsi untuk mengscan kondisi tubuh dan terdapat peta didalamnya.
Tak hanya kelompok Joan yang ingin melakukan outbound. Terlihat ada tiga kelompok yang sudah berada di tempat persiapan terlebih dahulu, dan juga pengunjung-pengunjung dari luar dan dalam daerah.
sebelum para petugas memakai kan peralatan, mereka harus mendaftarkan diri dulu sebagai peserta outbound. Joan menuju ke tempat pendaftaran yang berada di ruang persiapan itu juga.
"yah mba bener nggak ada buat ber-enam?" Tanya Joan sekali lagi untuk meyakinkan petugas.
"yang tersisa tinggal lima lagi. Kalau mau, adik tunggu petugas yang lain selesai dulu"
"hmm. Yaudah deh. Disana ada teman saya lima orang nanti saya yang menyusul" Akhirnya Joan memberi keputusan.
Petugas yang tadi memanggil dan mengintruksikan untuk memasangkan perlatan outbound. Peralatan Outboundnya ternyata tidak sedikit, ada banyak item item yang harus dipakai dan dibawa menggunakan ransel, outbound ini juga seperti berpetualang.
Dengan raut wajah yang tidak bagus Putri menghampiri Joan, "Jo kok gini sih, kan kita harusnya bareng-bareng"
Dengan didahului hembusan nafas, Joan menjawab pertanyaan Putri, "Iya kalo nggak gini kita gak akan dapet, pengunjung disini banyak, kalo nunggu pas untuk berenam gak bisa. Jadi gue ambil yang lima dulu biar gak diambil sama yang lain. nanti gue nyusul setelah petugas yang lain selesai. Ini bukan masalah besar kan, masa gini aja gak bisa"
"Iya sih" Jawab putri lemas
"lagian kalo diambil orang tuh gaenak. Pacar diambil orang aja gaenak" Joan menambahkan kata-katanya
"Eh somplak kenapa jadi nyambung kesitu" Faris menanggapi dengan suara yang lumayan keras.
"cie baper nih. Takut yang itu diambil orang ya? haha" Nanda ikut menaggapi kata-kata Joan dengan santai.
Suasana juga menjadi santai kembali. Petugas-petugas menghampiri mereka dan melakukan pekerjaannya dengan baik. Joan hanya melihat sambil berbicara tentang game.
KAMU SEDANG MEMBACA
86 Days
Teen Fiction"Aku menunggu mu, jawaban dari mu. Tak apa aku tersakiti asal tidak hidup dalam bayang-bayang. Terima Kasih telah membuat ku menjadi lebih baik, maafkan aku juga jika aku membuat mu menangis" Joan. Mencari jawaban sekaligus memahami kehidupan. Dia m...