18. NO!!!

107 4 0
                                    

Nothing impossible if GOD work on.

#%&*---&%$#$&&*---8-*&%%#

Wanita paruh baya ini telah bertekad keras, atas kedatangan suami tercinta; ia akan membuat gadis yang ia tidak sukai itu pergi dari rumah ini. Meskipun ia harus menghadapi Elina ibu mertuanya dan Gerald putranya. Dengan susah payah ia menyusun rencana untuk Ayu malam ini.

"Sayang ayo." Ajak Gea menarik suaminya menuju kamar Ayu. Si empunya kamar mendengar suara kasak-kusuk dari depan kamarnya, ia membuka pintunya membuat kedua orangtua Gerald terkejut.

"Maaf, ada apa ya bu?." Tanya Ayu dengan ramah. Namun ramahnya disambut dengan tatapan sinis oleh Gea dan seringaian yang sulit dimengerti dari Arnold.

"Panggil saya nyonya!." Bentaknya. "Ikut saya." Ia tarik tangan Ayu agar keluar dari kamarnya, lalu membawanya ke dapur. Saat Gea mengerjai Ayu untuk mencuci piring, berbeda dengan Arnold yang sedari tadi menatap tubuh indah yang Ayu miliki. Bokong Ayu yang menunjang dan kenyal untuk diraba oleh Arnold. Pikiran Arnold sudah menjulang jauh entah kemana, Gea melotot pada Arnold yang melihat Ayu begitu intens.

"Daddy!." Jerit Gea menarik telinga Arnold dan membawanya keluar dari dapur. Ayu dengan senang hati mencuci piring kotor, karena memang dari dulu ia sudah terbiasa untuk mandiri. Bahkan ia sangat menyukai air, tapi yang ia tidak suka adalah air mineral yang Gerald produksi setiap malam. HAHA.

Setelah selesai Ayu segera naik ke atas untuk mengistirahatkan tubuhnya, namun entah kenapa pintunya terkunci. Ayu mencoba berkali-kali membuka pintunya, namun tetap saja gagal. Ia menghembuskan nafas, dan Ayu sangat mengetahui ini perbuatan siapa. Langkahnya gontai menuju ruang tamu, pada akhirnya ia harus tidur di sofa ruang tamu. Nyaman. Dan mata Ayu terpejam.

Ada seseorang menggelengkan kepalanya melihat Ayu yang tidur di sofa ruang tamu. Ingin sekali ia membangunkannya dan mengajaknya tidur dikamarnya. Namun ia tidak tega karena melihat wajah Ayu yang kelelahan. Selimut yang tadinya untuk dirinya tidur, kini dipakaikan untuk menutupi seluruh tubuh Ayu.

»»

Gerald tersenyum melihat kekasihnya tengah sibuk dengan buku dan pena ditangannya, begitu pula pandangannya yang tak luput dari panggung yang baru saja dibangun di tengah aula sekolah. Ia menghampiri kekasihnya itu lalu merangkulnya, menolehlah gadisnya ini. "Kenapa sih Ge?." Tanyanya melepas rangkulan itu.

Gerald cemberut. "Kamu sibuk banget sih Gwen, gak kangen apa sama pacarmu ini."

Jil menaikkan satu alisnya. "Kamu kesambet apa sih." Jil terkekeh pelan. "Udah ya, aku lagi desain tata panggungnya. Nanti kita bicara lagi." Jil meninggalkan Gerald yang merajuk, ini yang Gerald tidak suka dari kekasihnya. Terkadang ada hal lain yang lebih dari pada dirinya. Tiba-tiba saja Gerald teringat sesuatu, ia segera mengetik sesuatu diponselnya dan senyum turut mengikuti saat jemarinya dengan lihai mengetik pesan itu.

Me : PEMBANTUku yang cantik, kantin yuk. Laper nih, suapin gue ya. Gak pake nolak sama majikan!.

Gerald menimang-nimang ponselnya, menunggu balasan atas pesannya. Tak lama ponselnya bergetar, deretan giginya terlihat jelas saat Gerald tersenyum mendapat balasan sesuai yang ia mau. Kakinya melangkah menuju kantin, namun senyum itu memudar saat melihat orang itu bersama dengan orang lain.

Ia membalikkan tubuhnya dan rasa laparnya telah hilang begitu saja. Ia berjalan menuju rooftop, Gerald sangat menyukai ketinggian. Mata hazelnya menatap kekasihnya di aula sekolah, senyumnya merekah meskipun kekasihnya tengah sibuk dan tidak bisa berada disisinya sekarang. Dan mata hazel ini menatap satu arah dimana gadisnya tengah berjalan di lorong bersama sahabatnya, raut wajahnya berubah menjadi masam. Ia tidak menyukai hal ini.

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang