15. Pacar Rahasia

176 5 0
                                    

Karena pada kenyataannya dibalik kebahagiaan, ada yg menangis dibelakangnya.


Ini adalah hari pertama dimana Ayu menjadi pacar rahasia Gerald. Jangan ditanya apa perasaan Ayu saat ini. Bahagia? Jelas sangat bahagia bisa menjadi kekasih Gerald meskipun rahasia. Namun tanpa Ayu pikir lebih panjang, ini adalah awal dari penderitaannya. Ia akan merasakan bagaimana hebatnya rasa cemburu jika sedang melanda padanya.

Gerald menggenggam erat jari jemari Ayu saat ia tidak memegang persneling mobilnya. Rasa bangga semakin menjadi di dalam lubuk hati Ayu, ia merasa ini seperti mimpi indah. Jika ia boleh meminta, jangan bangunkan ia dari mimpi indahnya ini; karena kenyataannya mungkin tak seindah mimpi.

"Oh iya Nin, nanti kalau disekolah bersikap sebiasa mungkin ya. Karena lo tau kan Kiki itu gimana?." Tukas Gerald mengingatkan kembali Ayu pada status rahasia mereka.

Ayu menghela nafas. "Iya tenang aja Ge."

Tangan Gerald terulur mengacak lembut rambut Ayu lalu ia berfokus mengemudi mobilnya. Hanya perlakuan kecil seperti itu mampu membuat pipi Ayu merona malu. Tidak lama kemudian mereka sampai disekolah, Gerald hendak membukakan pintu untuk Ayu namun terinterupsi dengan Jil yang datang menggandeng Gerald.

Ayu melihat persis dari dalam mobil tangan Jil menggandeng erat lengan Gerald, ia pun membuka pintu sendiri dan keluar dengan senyuman dibibirnya.

"Pagi Ayu." Sapa Jil melambaikan tangan.

"Pagi." Ayu menutup pintu mobil. "Aku duluan ya." Pamit Ayu berjalan duluan menuju gedung sekolah, namun tiba-tiba ada yang merangkulnya dari belakang.

"Ohayou gozaimasu Ayu Anindya." Sapaan manis dari Niki yang membuat Ayu terkekeh pelan. "Kok ketawa sih?." Niki-pun melepas rangkulan dan berjalan mundur di depan Ayu.

"Ya abis kamu sok banget pake bahasa jepang."

"Biarin Ay, biar kesannya gue ini cowok gak modal muka kece doang."

"Iya terserah kamu aja Nik."

Entah sejak kapan Ayu merasa tidak risih lagi saat Niki berada di dekat-nya. Mungkin karena Niki mendekati-nya tidak seperti dulu yang bermaksud untuk mendapatkan cinta Ayu. Tapi kini Niki sangat-lah asik bagi Ayu, sikapnya berubah 180 derajat pada Ayu.

"Yaudah gue mau masuk kelas, lo hati-hati ya."

"Ck! Kelas aku tuh sama kamu berjarak beberapa meter aja, segala hati-hati." Decak Ayu geleng kepala lalu berjalan menuju kelas, dan Ayu mengerutkan dahi saat melihat Kiki sudah ada di kursinya. Beberapa siswi memperhatikannya, seakan ingin mendekatinya dan menggerayanginya. *ya elah gerayangin, berasa gimana getoh hhee*. Namun sikap dingin Kiki-lah yang membuat para siswi tidak berani mendekatinya.

"Baru dateng nih?."

'Jah dia nanya, kalo dah dari tadi dateng; ngapain juga keluar kelas bawa-bawa tas' Batin Ayu.

Ayu pun segera duduk di kursi Jil. "Ada apa? Tumben banget apelin aku kesini." Bibir Kiki tertarik sempurna ke atas mengguratkan senyuman manis disana.

"Lo kalo mau tidur liat sikon dong, lo mau Jil sampe tahu kamar lo itu dimana? Atau Jil tau lo tidur dikamar pacarnya? Atau lo mau kalau Jil--"

"Ya namanya juga orang ketiduran mana bisa liat sikon sih!." Sungut Ayu merasa sebal pada Kiki yang terlalu ikut campur pada hidupnya.

"Biasa aja kali; yaudah gue mau balik ke kelas." Kiki-pun bangkit lalu mengacak rambut Ayu dengan sengaja membuat rambut Ayu berantakan.

"Kiki!." Jerit Ayu merajuk, dan si pelaku lari meninggalkannya. Tidak lama setelah tubuh Kiki menghilang dari balik pintu, beberapa siswi menghampiri Ayu. Banyak yang bertanya-tanya pada Ayu.

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang