FIRST

1.7K 114 26
                                    

"Aku kini tengah hidup dalam sebuah dunia yang sangat fantastis. Kehidupan dimana aku belajar cara memahami dunia lebih detail dengan segala sudut pandang yang ada."

Mataku mulai memandang sekitar dengan sangat liar. Mencoba mencari sesuatu yang menyenangkan yang dapatku terka adegannya. Tapi, mustahil. Disini sangat membosankan sekali.

Menunggu, adalah sesuatu yang sangat aku hindari selama aku hidup. Namun sayang, menunggu itu memang sudah kodrat alam yang ilusinya sangat lumrah untuk manusia yang waras.

Tiga jam sudah aku duduk dibawah pohon mangga yang ada diarea taman ini. Dengan ditemani oleh setumpuk buku-buku fantasi yang baru saja kupinjam di perpustakaan sekolahku.

Aku bukanlah wanita pintar ataupun genius yang suka dengan membaca buku-buku pengetahuan yang berasal dari para ilmuan terkenal di dunia. Aku hanya gadis yang sangat menyukai aktivitas membaca. Lebih tepatnya membaca sebuah buku cerita.

Bosan. Itulah yang aku alami saat ini. Menunggu datangnya seseorang yang belum tentu akan datang padaku. Tidak, lebih tepatnya untuk datang ke tempat ini.

Sebenaranya aku sedang menjalani misi saat ini, misi yang dua tahun belakangan ini kulakukan dengan sangat baik. Tapi sepertinya saat ini sedang tidak berjalan dengan mulus. Oh tidak, kau sangat payah Evelyn!

Aku adalah Evelyn Maoly, umurku saat ini 17 tahun. Saat ini aku masih kelas 2 SMA. Aku tinggal bersama kedua orangtuaku dan juga kakakku. Ayahku adalah seorang karyawan disebuah perusahaan majalah. Ibuku adalah seorang desainer disebuah butik fashion.

Dan kakakku dia sekarang sedang kuliah saat ini. Dia bernama Feranica Maoly. Aku dan dia hanya berbeda 3 tahun. Dan kami sangat mempunyai sifat yang sangat bertolak belakang, seperti langit dan bumi.

Aku yang sangat menyukai buku cerita dan sangat membenci buku pengetahuan. Aku yang culun. Aku yang gendut. Aku yang tidak pintar. Aku yang tidak mempunyai banyak teman. Aku yang tidak bisa bernyanyi. Aku yang tidak bisa menari. Aku yang tidak bisa memasak. Dan semua itu adalah kebalikan dari Feranica.

Dia Pintar. Cantik. Jago bernyanyi dan juga menari. Dia mempunyai banyak teman. Dan pastinya dia adalah anak kesayangan ibu, karena Fera jago memasak.

Aku dan Fera selalu saja dibanding-bandingkan oleh Ibu dan Ayah. Jujur saja aku sedikit membencinya. Semua teman ataupun orang yang ingin berkomunikasi denganku pasti berujung hanya untuk mencari tahu tentang Fera.

Fera adalah seorang model juga. Jadi banyak sekali orang yang mengenalnya. Dan aku, aku hanya gadis biasa yang selalu meyalahkan takdir. Padahal jika dibayangkan kembali, Takdir memang tidak pernah salah. Kitalah sang manusia yang selalu mencari kesalahan takdir.

Beratku saai ini adalah 98 kg. Dengan tinggi badan 160 cm. Banyangkan betapa tidak menariknya diriku ini. Siapapun yang melihatku mereka akan tertawa, merendahkan, dan melupakan adanya hatiku didalam sini. Sedangkan Fera, dia memiliki tubuh yang indah dan juga semampai. Tak heran jika banyak perusahaan majalah yang menawarinya untuk menjadi seorang model.

Tapi selama aku hidup ini aku belum pernah mendengar bahwa Fera memiliki pacar. Dia sungguh tertutup untuk segala masalah pribadinya. Aku dan dia seperti bukanlah sodara kandung pada semestinya. Kami memang tinggal bersama, tapi kami tidak mampu memahami tali persaudaraan itu dengan benar.

98 kgTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang