"Aku hanya ingin meminta sedikit perhatian. Bukan sebuah keserakahan yang dilakukan seperti dirinya."
Aku melihat begitu banyak rusa putih berkeliaran didepanku. Bahkan tak jarang rusa-rusa tersebut melangkahi kakiku yang sedang berselonjor direrumputan hijau ini.
Aku menyukai rusa-rusa tersebut. Pandanganku mengedar, hingga mataku menangkap seekor rusa berwarna coklat yang sedang berdiam diri dibawah pohon besar, tepat jauh dari posisiku saat ini.
Aku pun berlari kearah rusa tersebut. Namun rusa coklat itu terus saja memundurkan keempat kakinya untuk menjaga jarak denganku. Kulihat sejenak tatapan rusa tersebut. Dan dia seperti ketakutan. Apa dia takut dengaku?
Perlahan kulangkahkan kakiku maju lebih dekat kearah rusa cokelat itu. Dan tetap saja, rusa coklat itu masih saja memundurkan keempat kakinya untuk menjauhi diriku.
"Hei, apa kau takut padaku??"
Rusa coklat itu hanya mengetipkan kedua matanya yang indah tersebut. Bahkan kepala rusa itu kini menunduk memperhatikan keempat kakinya.
"Mengapa kau hanya berdiam diri disini sendirian? Kau tidak ingin bergabung dengan teman-temanmu? Mereka sedang berbahagia disana. Mengapa kau tidak ikut berbahagia juga? Kau tempak bersedih disini"
Aku mulai kembali mendekati rusa coklat itu. Saat ini rusa tersebut tidak bergerak menghindariku lagi. Syukurlah. Kini aku bisa mengelus tubuh rusa cokelat itu.
"Hei.. apa ada yang salah denganmu kawan??" Rusa tersebut kini menatapku dan beralih menatap kearah kawan-kawannya. Akupun ikut menatap kearah sekumpulan rusa- rusa putih tersebut. Aku tahu apa yang ada dipikiran rusa coklat ini. Dia seperti merasa.. dibedakan.
"Apa kau merasa dibedakan oleh mereka?" tanyaku kembali. "Kurasa mereka tidak membedakanmu. Mungkin dirimulah yang merasa membedakan diri sendiri. Hei, dengarkan aku. Mereka menerimamu, kaulah yang selalu menjauhi mereka bukan?"
Tidak ada tanggapan apapun dari rusa coklat tersebut. Tapi aku yakin dia memahami semua ucapanku.
"Berbaurlah dengan mereka. Jangan tunjukan bahwa dirimu berbeda kawan. Kau sama seperti mereka. Kau bisa berlari bersama mereka dengan cepat. Kau mempunyai mata yang indah sama seperti mereka. Kau memiliki kaki yang lincahnya sama seperti mereka. Tidak ada yang berbeda selain kulitmu itu. bukankah pada umumnya kulit rusa itu berwarna coklat? Dan setauku rusa berkulit putih itu aneh, bahkan sangat aneh. Jadi siapa yang patut ditatap aneh? Kau atau mereka?"
Ucapanku tadi cukup membuat rusa coklat tersebut menatapku dengan sangat dalam. Aku tersenyum membalas tatapannya tersebut. Yang kuucapkan barusan itu menurutku benar.
"Bergabunglah.. tunjukan bahwa dirimulah yang paling layak, bukanlah mereka,"
Aku kembali mengelus tubuh rusa itu. Kini rusa tersebut mengikutiku untuk ikut bergabung dengan rusa-rusa putih yang tadi sempat kutinggalkan. Aku melihat banyak tatapan aneh dari beberapa rusa putih ketika mengetahui bahwa ada rusa coklat yang mengikutiku.
Aku memperhatikan ekspresi rusa-rusa putih didepanku ini. Sedangkan rusa coklat hanya dapat menatapku. Tak ada tatapan apa-apa selain tatapan terima kasih. Aku yakin rusa-rusa putih tersebut pasti perlahan menerima keberadaan rusa coklat itu.
"Kau harus bahagia kawan.." Ucapku sebelum aku mendapatkan terpaan cahaya yang sangat membuatku silau. Bahkan aku sempat meringis dengan adanya cahaya ini.
Mataku perlahan terbuka. Namun belum lama aku menutupnya kembali, karena sedikit pusing menerima cahaya yang menurutku sangat terang ini. Perlahan kembali aku membuka kedua mataku. Setelah mataku terbuka sepenuhnya, aku mulai memperhatikan sekitar.
KAMU SEDANG MEMBACA
98 kg
RomanceAku Evelyn Maoly. Aku adalah gadis biasa yang berbadan besar. Semua orang yang melihatku pasti akan tertawa serta merendahkanku. Mereka menghinaku tanpa memikirkan adanya hatiku. Tak ada waktu tanpa kesedihan. Tak ada waktu tanpa tangisan. Tak ada w...