Bab II || Don't Touch Me!

63.6K 772 5
                                        

18+

₪₪₪⓿₪₪₪

Rama memincingkan matanya memperjelas pengelihatannya kembali. Tepat di depan pintu masuk rumah Fajar, ia melihat Shenna dan juga Bram. Dua sejoli yang ia benci. Gadis yang begitu naif. "Jar!" panggil Rama. Lelaki itu menghampiri Fajar yang baru saja ditinggal oleh pacarnya -Siska- dan diikuti oleh Shenna dan Bram. "sepupu lo itu ikut?"

Fajar menyerngit heran, namun selanjutnya ia paham. "Oh dia nganterin pacarnya buat ketemu Siska."

Pacar? Shenna?

"Oh pacar Bram itu temennya Siska?" Fajar mengangguk lalu menatap Rama curiga.

"Kenapa?"

Rama yang tadinya sibuk memikirkan kenapa Shenna dan Siska dapat saling kenal, kini berdeham netralkan suaranya. " Gue bisa minta tolong?" bisik Rama. Fajar hanya membalas dengan menatap seolah berkata 'apa'. "Gue minjem satu kamar disini." Sedetik kemudian Fajar tertawa.

"Cewek mana lagi yang mau lo tidurin, Ram?" tanya Fajar sambil terkekeh namun terhenti karena melihat Rama malah tersenyum penuh arti.

"Bukan gue yang bakal nidurin cewek. Tapi sepupu lo itu."

₪₪₪⓿₪₪₪

Siska tersenyum paksa. "Gue menyukai kehidupan gue yang sekarang, Shen, dan gue harap lo bisa ngerhagain keputusan gue."

Shenna mengusap air matanya ikut berdiri dan mendekati Siska. Gadis itu menyentuh pundak Siska pelan. "Kamu bisa cerita ke aku kalau ada apa-apa," ucap Shenna membuat Siska langsung memeluknya.

Bram hanya bersandar pada pintu penghubung rumah dengan halaman belakang rumah Fajar, sepupunya, yang ia tau kini adalah Fajar dan juga Siska memiliki nasib yang sama. Ia terus mengawasi Shenna walau dari kejauhan karena ia tak ingin gadis itu kenapa-kenapa terlebih di daerah seperti ini. Sebelum kedua sahabat kecil itu masuk, Bram memutuskan untuk mendahuluinya dan menunggu didalam yang tanpa sengaja berpapasan dengan Fajar.

"Cewek lo?" tanya Fajar basa-basi. Bram hanya mengangguk kaku. Hubungan keduanya memang tidak pernah baik-baik saja.

"Bram!" ucap Shenna begitu melihat Bram dan ia baru menyadari ada Fajar disana. Dengan cepat Bram merangkul gadis itu.

"Lo gak mau minum dulu, Shen?" tanya Siska yang kini berada disamping Fajar.

"Engga per--"

"Gue punya jus jeruk dikulkas kalau mau," potong Fajar cepat. Membuat Siska mengangguk mengiyakan, ia tahu pasti Shenna tidak akan mau meminum alkohol. Jika boleh jujur, Siska sangat merindukan sahabatnya itu. Ia masih ingin mengobrol dengan Shenna diluar masalah perubahannya itu.

Shenna yang tak enak menolak menoleh kepada Bram seolah meminta izin. Bram menghela nafas pasrah dan langsung melepas rangkulannya dan mengikuti kedua gadis itu. Berbeda dengan Fajar yang tersenyum miring diikuti dengan Rama yang tak jauh darinya.

₪₪₪⓿₪₪₪

Siska melihat gelagat aneh dari sahabatnya itu yang sejak tadi mengusap-usap tubuhnya sendiri. "Shen, lo kenapa?" tanya Siska setelah meneguk gelasnya yang berisi alkohol.

Shenna merasa gelisah entah mengapa. Badannya terasa panas hingga gadis itu sedikit berkeringat. Ia menahan perasaannya itu dengan menggigit bibir. "A-aku gapapa kok," ucapnya. Siska yang kini mulai terbawa pengaruh alkohol tak begitu menghiraukan Shenna yang merusaha mengipasi dirinya. "Aku pulang dulu ya, Sis," pamit Shenna yang sudah tak tahan inti gadis itu berkedut-kedut sejak tadi.

Don't Touch Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang