Bab XI || Don't Touch Me!

27.2K 536 158
                                    


  ₪₪₪⓿₪₪₪

Besok adalah hari terakhir Ujian Nasional diadakan. Hari itu juga menjadi hari dimana ia harus kabur dari rumah Rama dan pergi ke Jogja bersama neneknya.

Namun, sejak tadi siang Rama mendadak sakit. Shenna tidak tau apa yang membuat Rama bisa sakit seperti ini. Yang pasti, semalam Rama pulang begitu larut hingga Shenna tertidur di sofa ruang tamu karena menunggu lelaki itu.

Shenna menyuapkan suapan nasi goreng terakhir pada Rama. Ia tadinya ingin membuatkan Rama bubur, namun lelaki itu menolak dan lebih memilih dibuatkan nasi goreng. "Sorry semalem buat lo nunggu," ucap Rama yang telah menarik Shenna dalam pelukannya.

Shenna mengangguk pelan, tidak berani nengungkit banyak informasi tentang semalam.

"Cantik," ucap Rama setelah melepas pelukkannya, membuat pipi Shenna bersemu merah. Gadis itu menunduk. Lalu tersadar sesuatu bergantung pada lehernya. Kalung itu berbentuk bintang. Sederhana, namun terlihat sangat indah. Seakan tersadar pujian tadi bukan untuknya, Shenna mendadak salah tingkah. "Kamu juga cantik."

Dan tepat setelahnya, Shenna tidak dapat menyembunyikan senyum malunya. Rama terkekeh lalu mengacak pelan rambut Shenna. Gadis itu langsung cemberut seketika yang membuat tawa Rama semakin menjadi. Shenna tidak membalas ulah Rama, gadis itu terlalu sibuk dengan hatinya yang tak karuan.

Setelah mencuci piring bekas makan Rama, Shenna berbaring dikamarnya. Mencoba untuk tidur siang. Saat pintunya berderit, tampak Rama didekat pintu. Shenna memposisi dirinya untuk duduk ketika Rama berjalan menuju kasurnya. "Gue gak bisa tidur," ucap Rama yang sudah berbaring di tempat tidur sebelah Shenna.

"Kenapa?"

"Karena gak dipeluk," tepat setelahnya Rama menarik Shenna hingga gadis itu berada didekapannya. Lelaki itu mengunci pergerakan Shenna. Dan tentu ini memberikan reaksi pada jantung masing-masing.

"Rama?"

"Iya?"

"Jangan sakit."

Rama yang mendengar perkataan Shenna hanya tersenyum lalu mempererat pelukkannya pada gadisnya itu. "Kenapa emang?"

Kini Shenna mendongak, berusaha menatap Rama yang ternyata memejamkan matanya. "Aku khawatir," ucap Shenna cukup lirih namun masih sangat jelas ditelinga Rama.

"Kalau gitu," Rama bergerak, mensejajarkan wajahnya dengan wajah Shenna dan menatapnya dalam. "jangan tinggalin gue."

₪₪₪⓿₪₪₪

Sehari sebelumnya...

Sebuah Mazda MX-5 merah, telah terparkir sempurna di sebuah basement rumah sakit. Bram segera mematikan mesinnya lalu beranjak keluar. Di luar sana, langit sudah mulai gelap, semburan warna oranye sudah mulai menghilang dengan perlahan. Lelaki itu melonggarkan dasinya sedikit paksa.

Hari ini adalah hari keduanya menjalani ujian. Namun seperti biasanya ia akan mengunjungi tempat ini. Lelaki itu ingin memastikan keadaan wanita yang telah Tio, kakaknya, titipkan padanya.

Baru beberapa langkah berjalan menjauhi mobil, sebuah Chevrolet Trax berhenti tepat didepannya. Rama yang terlihat begitu berantakan keluar lalu menghampiri Bram dengan tatapan tajam.

"Gue minta, lo jauhin Shenna," ucap Rama to the point. Lelaki itu terlihat menahan nada bicaranya setenang mungkin membuat Bram tersenyum sinis.

"Lo bahkan gak punya hak apapun atas Shenna, Ram! Lo sama sekali gak berhak untuk nyuruh-nyuruh gue buat jauhin dia."

Rama tertawa, "Gak punya hak? Lo pikir gue siapanya Shenna, ha?!" Rama melangkah perlahan mendekati Bram. "Gue cowoknya Shenna dan, lo," Rama mendorong bahu Bram sedikit kasar. "cuma sahabat bangsat yang berani nidurin sahabatnya sendiri!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 24, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Don't Touch Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang