Bab IX || Don't Touch Me

21K 512 23
                                        

Jangan lupa like dan comment yang panjangg, okay?

18+ (Awas kepanasan! wkwk)

₪₪₪⓿₪₪₪

Hujan deras mengguyur kota itu begitu cepat. Tanpa memberikan tanda sedikitpun bagi penduduk bumi dibawahnya untuk segera mencari tempat perlindungan. Termasuk Rama dan Shenna yang kini sudah basah kuyup karena tidak sempat berteduh ketika akan pulang.

"Lo gapapakan?" tanya Rama ketika keduanya sudah berada didepan rumah milik ayahnya. Rama kini merogoh, mencari sebuah kunci rumah itu secepat mungkin, melihat Shenna yang terlihat begitu kedinginan. Wajah gadis itu begitu pucat namun masih dapat mengangguk pada Rama.

Setelah berhasil membuka pintu utama, Rama bergegas lari ke sebuah ruangan sementara Shenna memasuki ruang tamu yang cukup besar. Ia memperhatikan detail ruangan itu, tidak duduk di sofa  terlebih dahulu karena merasa tidak sopan, terlebih bajunya begitu basah. Seperti ruang tamu pada umumnya, pada sisi utara terdapat sebuah meja panjang yang memajang beberapa foto. Tidak begitu banyak, namun entah mengapa justru Shenna merasa tertarik. Terlebih ketika ia melihat  foto sepasang anak kecil sedang tertawa lebar disebuah taman. Salah satu anak kecil  itu Shenna yakini adalah Rama, namun siapa gadis yang ada disebelah Rama? Gadis itu terlihat lebih tua beberapa tahun dari Rama. Dengan rambut hitam lurus sepinggang dan poni yang mencapai kedua alisnya.

"Ini ada handuk, lo mandi dulu aja! Gue cariin baju gantinya," ucap Rama membuat Shenna terkejut.

Shenna mengangguk lalu menatap Rama bingung. "Kamar mandinya?"

"Gue anter sini!"

Setelah beberapa menit membersihkan tubuhnya, Shenna menatap pantulan dirinya didepan cermin dengan gugup dan bingung. Aku keluar tidak ya?

Keluar dengan menggunakan handuk rasanya terlalu berisiko, namun untuk tetap diam dikamar mandi menunggu hingga Rama memberikan pakaian ganti juga bukan ide bagus. Ia bahkan sudah hampir menunggu selama tiga puluh menit.

Pintu kamar mandi berderit, Shenna mengehembuskan nafasnya mencoba meyakinkan bahwa ini keputusan terbaik. Gadis itu mengintip, ternyata kamar yang bernuasa coklat gelap itu sepi, ia memutuskan untuk keluar kamar mandi sejenak, lalu akan berlari secepat mungkin jika ada tanda-tanda Rama akan datang.

Namun baru beberapa langkah gadis itu menjauhi kamar mandi, pintu kamar itu terbuka lebar. Rama yang mendekat sembari memegang baju ganti milik Shenna kini terhenti memeperhatikan tubuh Shenna yang cukup terekspos. Lelaki itu menelan ludah namun matanya tetap tertuju pada Shenna. 

Sementara itu, yang dilihat hanya dapat terdiam membeku, tak bergerak sedikitpun karena menyadari perubahan atmosfer disekitarnya. Suhu udara mendadak dingin, menusuk kulit tubuh Shenna yang terekspos. Gadis itu ingin sekali lari kembali menuju kamar mandi, namun mata Rama yang kini menggelap seakan membekukan tubuhnya untuk tidak bergerak sedikitpun. Kepalanya menunduk tak berani menatap Rama. Hingga pada detik berikutnya Rama mulai melangkah mendekat membuat Shenna semakin merasa takut, cemas dan berbagai macam perasaan lainnya.

Rama memperhatikan Shenna yang menunduk, lalu mengangkat dagu gadis itu dengan tanganya hingga sejajar dengan wajahnya. Keduanya saling menatap menimbulkan desiran aneh dalam hati masing-masing. Shenna meremas ujung handuk yang dipakainya sebagai perlindungan diri dan melampiaskan perasaan tak karuan dalam hatinya saat ini.

Hingga akhirnya Rama menempelkan bibirnya pada bibir Shenna. Menjilat bibir itu dari luar sesekali menyesapnya dengan lembut, membuat Shenna mengerang tertahan. Tangan Rama menekan tengkuk Shenna untuk memperdalam ciuman keduanya. Shenna yang entah bagaimana kini membalas ciuman Rama tak kalah lembut membuat desiran aneh dalam hati Rama. Menyadari bahwa gadis dihadapannya sudah cukup lemas, Rama menggendong Shenna menuju kasur king size dikamar itu, lalu menidurkan Shenna dengan perlahan.

Don't Touch Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang