[ 1 ] musim panas

80 3 0
                                    


Wow, aku tidak menyangka sofa butut inilah yang menjadi awal dari segalanya. Kenapa kami tidak melakukannya di jacuzzi atau di bawah pohon maple? Setidaknya dengan begitu aku bisa menyombongkan diri pada teman-temanku. Ya, mungkin tidak pada bagian suksesnya sofa tua ini membawa diriku—kami- pada masalah yang tidak pernah kuduga. Tapi harus kukatakan bahwa sofa itu adalah rongsokan perabotan rumah tangga terhebat yang pernah kulihat.

.

PRAAANG! Suara kaca jendela pecah membuat ketenangan kompleks perumahan itu terusik. Seorang anak laki-laki berambut pirang berdiri di dekat pagar rumah ber-cat krem itu sambil melempar-lemparkan kerikil ke udara.

"Siapa itu?" seorang wanita berambut ikal pendek membuka pintu rumah dengan kasar.

"Pagi, Vanessa!" sapa anak laki-laki itu dengan muka santai. "Maaf, aku sebenarnya ingin melemparkan kerikil ke arah pintu rumah kalian, tapi malah kena jendela,"

"Oz, kau tidak pernah mendengar istilah bel?" tanya Vanessa dengan nada menahan marah.

"Kupikir tidak keren seorang laki-laki mendatangi rumah temannya sambil membunyikan bel. Kau harusnya bersyukur aku tidak langsung memanjat dan masuk ke kamar adikmu itu," jawab Oz, masih tetap dengan wajah tidak berdosa dan nada bicara yang sedikit mengejek. Vanessa mendesah sebal, dia membanting pintu rumahnya dan berteriak memanggil nama adiknya. Tidak lama kemudian, yang dicari pun keluar.

"Yo, Oz!" sapa laki-laki bermata biru langit itu. Dia masih memakai boxer spongebob dan handuk, sepertinya baru selesai mandi.

"Yo, Elli!" balas Oz. Dia berjalan tiga langkah ke depan dan menatap Elliot dengan tatapan serius.

"Kenapa?"

"Coba tebak—" Oz memberikan jeda sebelum melanjutkan kalimatnya. "Aku hamil."

"..."

"..."

Elliot mengerjapkan matanya, tidak percaya. Dia nampak kesulitan mencari reaksi yang tepat.

"Ah... Selamat-?"

"Elli!" bentak Oz.

"Oh, maaf. Aku tidak tahu harus bilang apa, tapi... MPREG? Wow, kupikir kau yang akan menghamili anak orang—"

"Coba tebak lagi,"

"Apa?"

"Kau yang bertanggung jawab," Oz melemparkan kerikil yang dipegangnya tadi ke dahi Elliot.

"Hah? Aku? Mengha—" Elliot tidak melanjutkan kata-katanya, hampir saja dia memberitahu satu kompleks perumahan kalau dia menghamili anak laki-laki orang.

"Apa yang kau lakukan? Mencuri spermaku dan memasukkannya lewat 'barang'-mu?" bisiknya.

Oz mengangkat kedua tangannya, "Kau lupa? Wow, pantas banyak orang yang melakukan seks ketika mabuk," katanya sambil memijit dagunya. "Kalau kau lupa, akan kujelaskan kronologisnya—"

.

Malam itu sedang tidak ada orang di rumah Oz karena semuanya sedang pergi melayat ke rumah keluarga jauhnya. Hanya ada Elliot dan Oz di rumah itu.

Elliot melemparkan kaleng jus apel-nya ke sembarang tempat setelah tegukan terakhir. Mukanya memerah, dia duduk lemas di sofa tua yang ada di kamar Oz. Kepalanya mendadak pusing, pandangannya berkunang-kunang. Kondisi si pirang juga tidak jauh berbeda. Dia berjalan gontai seperti zombie, tidak jarang kepalanya membentur sesuatu yang dilewatinya.

"Panas..." desah Elliot. Masih dalam keadaan setengah sadar, Elliot melepaskan baju kaosnya. Masih tetap merasa panas, dia pun melepas celana jins-nya.

how i made your son pregnantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang