[JEONGHAN] I Love You Till Die

782 66 7
                                    



Aku terbangun dari tidurku. Tidur yang cukup melelahkan karna di sertai mata sembab akibat semalaman tadi aku menangis.

Ku tengok jendela di samping kasurku. Terik matahari bersinar lurus menembus kaca dan mengenai tubuhku. Rasa hangat cukup membuatku nyaman. Akan tetapi, ini membuatku mengingat hangat pelukannya.

Aku turun dari kasurku dan menuju ke kamar mandi. Aku berdiri di bawah shower dan mengguyur seluruh tubuhku.

Sudah sangat lama aku berdiri di sini. Kulit di jari-jari kedua tanganku mulai mengerut hingga tubuhku pun mulai menggigil.

Namun aku belum juga beranjak dari bawah guyuran air shower.

Namun aku belum juga beranjak dari bawah guyuran air shower

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bahkan kedua kakiku mulai bergemetar. Ku ulurkan kedua tanganku untuk menyentuh dinding yang tak jauh dari tempatku berdiri.

Segaja ku lakukan untuk membantuku menopang tubuhku yang mau ambruk. Namun percuma saja. Kakiku seperti mati rasa dan akhirnya aku jatuh terduduk. Aku terkekeh melihat tingkah bodohku ini.


Dengan tubuh menggigil dan baju yang basah kuyup, aku keluar dari kamar mandi dengan sebuah handuk sebagai selimutku agar terasa lebih hangat. Aku berjalan menuju jendela dan menyibakkan tirainya. Reflek mataku terpejam saat sinar matahari bersinar sangat terik.

Perlahan aku buka mataku. Ku lihat jalanan kota yang selalu macet disetiap harinya. Ku alihkan pandanganku ke arah langit. Aku tersenyum memandang gumpalan kapas itu berpadu dengan birunya langit.

 Aku tersenyum memandang gumpalan kapas itu berpadu dengan birunya langit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Senyumku musnah saat aku teringat hari itu. Hari yang sama sekali aku tak pernah ingin terjadi. Selalu ku hembuskan nafas berat jika aku mengingatnya. Perlahan aku melangkah mundur dan menjauh dari jendela.


***

Di depan mataku terlihat seorang pria sedang berdiri membelakangiku. Aku tersenyum melihatnya yang selalu bersikap tenang. Wajahnya yang teduh berhasil membuatku tenang saat aku ada masalah. Benar-benar sosok seorang Pangeran.

SEVENTEEN (Oneshoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang