Braakkk!
Yuju melempar tasnya hingga melewati pagar sekolah. Hal ini ia lakukan untuk mengurangi bebannya saat memanjat pagar yang nampak usang dan kurang terawat itu.
Yah, hari ini ia terlambat lagi. Agar dapat masuk ke dalam sekolah maka ia harus menggunakan cara yang kurang terhormat yaitu memanjat pagar belakang sekolah.
Ia sudah sering melakukan aksi ini saat datang terlambat ke sekolah.
"Haish! Kenapa aku selalu bertemu dengan pagar jelek ini?" gerutunya.
Yuju mengerahkan seluruh tenaganya untuk memanjat. Sesampainya diatas, ia langsung melompat terjun ke bawah.
"Ah! Kemampuan memanjatku sudah tidak diragukan lagi." seru Yuju membanggakan dirinya.
Masih dalam posisi menjongkok, mata Yuju menangkap sosok tubuh yang tegap berdiri dihadapannya. Yuju menatapnya mulai dari ujung kaki hingga kepala. Yuju tertegun.
"annyeong ketua! hari ini kau terlihat tampan. Hehe" goda Yuju berusaha meluluhkan tatapan tajam dari sang ketua osis.
Lee Dokyeom sang ketua osis tampan dan nyaris sempurna itu tidak tergoyahkan dengan rayuan payah yang dilontarkan Yuju.
"Choi Yuju kau tau apa kesalahanmu hari ini?" tanya Dokyeom dingin.
"Ne, arayo." jawab Yuju dengan menundukkan kepalanya.
"Geundae aku harus masuk sekolah hari ini. Hari ini aku harus ikut remed matematika, nilaiku sangat buruk jadi aku harus mengikutinya. Ku mohon biarkan aku masuk hari ini saja, jebal!" rengek Yuju.
Dokyeom menghela nafas.
"Kemarin kau terlambat dan hari ini juga. Aku yakin besok kau juga akan terlambat." ucapnya.
Yuju memanyunkan bibirnya mendengar ucapan Dokyeom. Dia telah kehabisan kata-kata sekarang. Dia pun memasang raut sedih dan pasrah di wajah cantiknya.
Melihat ekspresi Yuju yang seperti itu membuat Dokyeom kembali menghela nafas.
"Sudahlah, biarkan saja dia masuk. Apa kau tidak kasihan padanya kalau dia tidak naik kelas gara-gara nilainya yang buruk?" ujar Jeonghan yang merupakan sekertaris osis.
"Baiklah! Hari ini kau ku lepas. Guendae, jika besok kau terlambat lagi aku tidak akan segan-segan menyeretmu ke ruang konseling. Arraseo!" tegas Dokyeom.
Senyuman manis segera terkembang di wajah Yuju setelah mendengar ucapan Dokyeom.
"Jinjja? Gomawo Dokyeom'ssi. Kau sangat baik, tidak salah aku memilihmu menjadi ketua osis waktu itu. Aku janji aku tidak akan terlambat lagi besok. Jinjja gomapta." seru Yuju riang.
Tidak ingin berlama - lama disana, Yuju segera melangkahkan kaki untuk pergi.
"ah Chakkamanyo!" pekik Dokyeom.
Teriakkan Dokyeom berhasil membuat perasaan Yuju menjadi tak karuan. Perasaannya mengatakan sebentar lagi ia akan mengalami hal yang buruk.
Dengan memamerkan seulas senyum masam, segeralah ia menoleh pada Dokyeom dan menunda niatnya untuk pergi.
"Aigoo, Choi Yuju. Meskipun aku membiarkanmu masuk bukan berarti kau lepas dari hukuman atas keterlambatanmu hari ini. Peraturan tetaplah peraturan, dan sesuai dengan peraturan kau harus melakukan pelayanan sekolah hari ini. Kau dihukum membersihkan toilet wanita untuk hari ini." jelas Dokyeom.
Yap! Dugaan Yuju benar. Hal yang buruk memang akan segera menghampirinya.
"Mwo? Me...membersihkan toilet?" Yuju tampak shock mendengar perkataan yang baru saja terlontar dari bibir Dokyeom.

KAMU SEDANG MEMBACA
SEVENTEEN (Oneshoot)
FanfictionOneshoot story! Cast : SEVENTEEN Member #524 junhui #727 youngjae