Aku sedang menikmati secangkir kopi di café favoritku. Sudah dua bulan aku menjadi pacar Lee Dokyeom , ani hanya pacar pura-pura.
Aku kembali mengingat bagaimana cara Dokyeom memintaku untuk menjadi pacar pura-puranya. Dia terlihat sangat konyol.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[Flashback]
Aku tengah berjalan di koridor sekolah. Tiba-tiba seorang namja berjalan ke arahku. Kulihat nama yang ada di seragamnya. Tertulis "Lee Dokyeom".
Dia mulai mendekatiku. Saat aku ingin berjalan melewatinya, ia menghalangiku dengan kedua tangannya.
"yak! Apa maumu ?" tanyaku. Dia tidak menjawab melainkan langsung memegang kedua tanganku yang spontan membuatku terkejut.
"Ya ! Lepaskan . Apa yang kau mau ?" tanyaku. Ia tak menjawabnya.
Dia menarik tanganku hingga ke ruang music. Tiba-tiba ia tertawa tak jelas dan membuatku takut.
"Wae ? Kenapa tertawa ?" tanyaku.
"gok-jong hajima(Jangan khawatir), aku tidak akan melakukan sesuatu jahat padamu. Aku hanya butuh bantuanmu" katanya setelah menertawakanku. Aku menatapnya dengan tatapan bingung.
"Lalu apa yang kau inginkan ?" Aku bertanya. Kemudian dia menatapku dengan wajah serius.
"Jadilah pacarku. Ani, maksudku hanya pacar pura-pura" jawabnya.
Aku langsung tertawa terbahak-bahak ketika mendengarnya. Lalu dia menatapku lagi dengan wajah seperti ingin memakanku hidup-hidup.
"Mwo ?" tanyaku.
"Aku serius. Aku benar-benar membutuhkanmu untuk berpura-pura sebagai yeojachinguku" katanya dengan nada suara serius.
"Hmm... Kenapa kau pikir aku mau ?" tanyaku serius.
"Karena aku tahu kalau kau tidak akan tertarik padaku. Tidak seperti yeoja-yeoja lain yang rela melakukan apapun untuk bersamaku" jawabnya.
"Aku ingin kau membantuku, sehingga yeoja-yeoja pengganggu itu meninggalkanku. Aku tahu kau sedang membutuhkan uang sekarang. Jangan khawatir aku akan membayarmu. Jadi, kau setuju ?" lanjutnya.
'Bagaimana dia tahu aku sedang membutuhkan uang ?' batinku
"Berapa banyak kau akan membayarku ?" tanyaku.
"Itu terserah padamu. Tapi aku punya satu syarat" jawabnya lalu memandangku
"Kau tidak boleh jatuh cinta padaku" lanjutnya.
"mwo ? Jatuh cinta padamu ? tidak akan ! Oke, call !" jawabku sambil mengulurkan tangan.
